Pertempuran al-Qadisiyyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k ibukota → ibu kota
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 33:
Khalifah Umar bin Khattab mengirimkan pasukan muslim dalam jumlah besar ke [[Iraq]] (pada saat itu masih bagian dari Persia) di bawah pimpinan sahabat Sa'ad bin Abi Waqqash.
 
Mendengar pergerakan pasukan Islam ini , Kaisar Persia yang terakhir dan masih muda, [[Yazdgird III]] (632 M. - 651 M.) memerintahkan kepada panglima perangnya [[Rustam Farrokhzad]] untuk menghadangnya. Akhirnya kedua pasukan ini bertemu di sebelah barat [[sungai Eufrat]] di desa yang bernama Al-Qadisiyyah (barat daya [[Hillah]] dan [[Kufah]]).
 
Pasukan muslim mengirim delegasi ke kamp pasukan Persia dengan mengajak mereka memeluk Islam atau tetap dalam keyakinan mereka tetapi dengan membayar pajak atau [[jizyah]]. Setelah tidak dicapai kesepakatan di atas, pecahlah pertempuran. Sa'ad sendiri tidak bisa memimpin langsung pasukannya dikarenakan sakit bisul yang parah. Tetapi dia tetap memonitor jalannya pertempuran bersama deputinya Khalid bin Urtufah.
Baris 43:
Pada saat fajar hari keempat, datanglah pertolongan [[Allah]] SWT. dengan terjadinya badai pasir yang mengarah dan menerpa pasukan Persia sehingga dengan cepat membuat lemah barisan mereka. Kesempatan emas ini dengan segera dimanfaatkan pihak muslim, menggempur bagian tengah barisan Persia dengan menghujamkan ratusan anak panah. Setelah jebolnya barisan tengah pasukan Persia, panglima perang mereka Rustam terlihat melarikan diri dengan menceburkan diri dan berenang menyeberangi sungai, tetapi hal ini diketahui oleh pasukan muslim yang dengan segera menawan dan memenggal kepalanya.
 
Pasukan muslim yang berhasil memenggal kepalanya adalah Hilal bin Ullafah. Setelah itu dia berteriak kepada pasukan Persia dengan mengangkat kepala Rustam : "Demi penjaga Ka'bah! Aku Hilal bin Ullafah telah membunuh Rustam!". Melihat kepala panglima perangnya ditangan pasukan muslim, pasukan Persia menjadi hancur semangatnya dan kalang kabut melarikan diri dari pertempuran. Sebagian besar pasukan Persia ini berhasil dibunuh dan hanya sebagian kecil saja yang mau memeluk agama Islam. Dari Pertempuran ini, pasukan muslim memperoleh [[ghanimah]] atau rampasan perang yang sangat banyak, termasuk perhiasan kekaisaran persia.
 
Setelah pertempuran ini, pasukan muslim terus mendesak masuk dengan cepat sampai dengan ibu kota Persia, Ctesiphon atau ''Mada'in''. setelah itu mereka melanjutkan ke arah timur dan mematahkan dua kali serangan balasan dari pasukan Persia yang pada akhirnya berhasil menghancurkan kekaisaran Persia dan menjadikannya daerah muslim sampai dengan saat ini.