Kota Salatiga: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
|||
Baris 50:
[[Prasasti Plumpungan]], cikal bakal lahirnya Salatiga, tertulis dalam batu besar berjenis andesit berukuran panjang 170 cm, lebar 160 cm dengan garis lingkar 5 meter yang selanjutnya disebut Prasasti Plumpungan.
Berdasarkan prasasti di Dukuh Plumpungan, Desa Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo,
Perdikan artinya suatu daerah dalam wilayah kerajaan tertentu. Daerah ini dibebaskan dari segala kewajiban pajak atau upeti karena daerah tersebut memiliki kekhususan tertentu, daerah tersebut harus digunakan sesuai dengan kekhususan yang dimiliki. Wilayah perdikan diberikan oleh [[Bhanu|Raja Bhanu]] meliputi Salatiga dan sekitarnya.
Baris 60:
Isi Prasasti Plumpungan ditulis dalam [[bahasa Jawa Kuno]] dan [[bahasa Sanskerta]]. Tulisannya ditatah dalam petak persegi empat bergaris ganda yang menjorok ke dalam dan keluar pada setiap sudutnya.
Dengan demikian, pemberian tanah perdikan merupakan peristiwa yang sangat istimewa dan langka, karena hanya diberikan kepada desa-desa yang benar-benar berjasa kepada raja. Untuk mengabadikan peristiwa itu
=== Masa Kolonial Belanda ===
Baris 67:
[[Berkas:Bandara Salatiga Jaman Kolonial Di Ngebul.jpg|jmpl|300px|Bandara Salatiga pada zaman Kolonial (sekarang Lapangan Ngebul).]]
Salatiga pada masa kolonial tercatat sebagai tempat ditandatanganinya perjanjian antara [[Pangeran Sambernyawa]] atau Raden Mas Said (kelak menjadi [[KGPAA|K.G.P.A.A.]] Mangkunegara I) di satu pihak dan [[Kasunanan Surakarta]] dan [[VOC]] di pihak lain. Perjanjian ini menjadi dasar hukum berdirinya [[Kadipaten Mangkunegaran]]. Pada zaman penjajahan [[Belanda]] telah cukup jelas batas dan status Kota Salatiga, berdasarkan Staatsblad 1917 No. 266 mulai 1 Juli 1917 didirikan ''Stadsgemeente Salatiga'' yang daerahnya terdiri dari 8 desa.{{sfn|Maharani|2009|pp=42–43}}
=== Masa Republik Indonesia ===
Baris 163:
== Transportasi ==
[[Berkas:Pusat Kota Salatiga Jend.Sudirman.jpg|jmpl|kiri|800px|Salatiga Modern pada siang hari di Pasar Raya-Tamansari.]]Kota Salatiga tidak memiliki
Kota Salatiga memiliki tiga terminal, yaitu Terminal Tingkir yang melayani tujuan AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi) dan AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) seperti [[Jakarta]], [[Kota Bandung|Bandung]], dan [[Kota Surabaya|Surabaya]]; Terminal Tamansari yang melayani jalur tujuan dalam kota; serta Terminal Rejosari yang melayani jalur tujuan dalam kota dan wilayah sekitar [[Kota Magelang|Magelang]] ([[Getasan, Semarang|Getasan]], [[Kopeng, Getasan, Semarang|Kopeng]], dan [[Ngablak, Magelang|Ngablak]]).
Untuk transportasi massal, Salatiga memiliki angkutan kota, bus kota Esto, Sawojajar, Konco Narimo, Tunas Mulya, [[Safari]] dan armada taksi Galaksi Taksi dan Matra Taksi dengan tujuan beberapa daerah di sekitar kota Salatiga. Salatiga juga sudah memiliki transportasi berbasis online yaitu [[GO-JEK]] dan [[Grab (aplikasi)|Grab]] serta transportasi tradisional seperti andong dan becak. Sebentar lagi akan diperkuat dengan dibukanya kembali jalur rel kereta api di [[Stasiun Tuntang]] sampai [[Stasiun Kedungjati|Kedungjati]] dan berlanjut sampai stasiun [[Semarang]] sehingga semakin mudah sarana transportasi dari dan menuju ke kota Salatiga.
Baris 174 ⟶ 176:
=== Wisata alam ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het zwembad van Kali Taman te Salatiga Midden Java TMnr 60010897.jpg|jmpl|250x250px|Pemandian Kalitaman di Salatiga pada tahun 1928.]]
Salatiga memiliki beberapa objek wisata alam, yaitu
* Pemandian Kalitaman.
* Sumber Mata Air Senjoyo.
|