Finlandia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k ibukota → ibu kota
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik
Baris 34:
Sebagai bagian dari [[Perang Salib Utara]], raja Swedia mendirikan koloninya di Finlandia secara bertahap pada abad ke-12 dan ke-13 dengan 3 perang yaitu perang [[Perang Salib Swedia Pertama|pertama]], [[Perang Salib Swedia Kedua|kedua]] dan [[Perang Salib Swedia Ketiga|ketiga]] melawan [[Finns proper]], [[orang Tavastia]] dan [[Karelia (provinsi historis Finlandia)|orang Karelia]]. Pendudukan orang Swedia mengkolonisasi kawasan pesisir pada Abad Pertengahan. Pada abad ke-17, [[Finlandia Swedia|bahasa Swedia]] menjadi bahasa utama untuk administrasi dan pendidikan; [[bahasa Finlandia]] digunakan oleh [[petani]], pendeta, dan [[pengadilan]] lokal di daerah berbahasa Finlandia.
 
Selama [[Reformasi Protestan]], penduduk Finlandia secara bertahap pindah ke [[Lutheranisme]].<ref>{{cite web |author=Finland |url=http://www.europe-cities.com/en/657/finland/history/chronology/ |title=History of Finland. Finland chronology |publisher=Europe-cities.com |accessdate=26 August 2010}}</ref> Pada abad ke-16, [[Mikael Agricola]] mempublikasikan buku pertama kali yang ditulis dalam bahasa Finlandia. Universitas pertama di Finlandia, [[Akademi Kerajaan Turku]], didirikan tahun 1640. Finland suffered a severe [[Kelaparan Besar Finlandia (1695–1697)|bencana kelaparan tahun 1696–1697]], dimanadi mana pada saat itu sepertiga penduduk Finlandia meninggal,<ref name="empire" /> dan [[Meletusnya wabah selama Perang Utara Besar|wabah besar beberapa tahun kemudian]]. Pada abad ke-18, perang antara Swedia dan Rusia menyebabkan wilayah Finlandia diduduki 2 kali oleh Rusia, yaitu ketika [[Finlandia selama Perang Utara Besar|Perang Utara Besar]] (1714–1721) dan [[Perang Rusia-Swedia (1741–1743)|Perang Rusia-Swedia]] (1742–1743).<ref name="empire">"[http://countrystudies.us/finland/9.htm Finland and the Swedish Empire]". ''Federal Research Division, [[Library of Congress]]''.</ref> Diperkirakan hampir satu generasi pemuda hilang selama Perang Utara Besar dan hancurnya kota [[Helsinki]].<ref name="Nordstrom, Scandinavia">{{cite book|last=Nordstrom|first=Byron J.|title=Scandinavia Since 1500|year=2000|publisher=University of Minnesota Press|location=Minneapolis, US|isbn=0-8166-2098-9|page=142}}</ref>
 
Dua perang Rusia-Swedia dalam 25 tahun menyadarkan orang Finlandia bagaimana bahayanya posisi mereka antara Swedia dan Rusia. Suara-suara elit di Finlandia kemudian mengemukakan bahwa hubungan dengan Swedia sangat beresiko, setelah [[Perang Rusia-Swedia (1788–90)|Perang Gustav III]] (1788–1790), para elit Finlandia menginginkan untuk pisah dari Swedia.<ref name="a1">{{cite book|last=Nordstrom|first=Byron J.|title=Scandinavia Since 1500|year=2000|publisher=University of Minnesota Press|location=Minneapolis, US|isbn=0-8166-2098-9|page=143}}</ref>
Baris 56:
Setelah [[Revolusi Februari]] 1917, posisi Finlandia sebagai bagian dari Kekaisaran Rusia dipertanyakan, terutama oleh [[Partai Pekerja Sosial Demokratik Rusia|Sosial Demokrat]]. Karena kepala negara adalah [[tsar]] Rusia, maka menjadi tidak jelas siapa kepala eksekutif Finlandia setelah revolusi. Parlemennya, dikontrol oleh sosial demokrat, mengeluarkan kebijakan Power Act untuk memberikan otoritas tertinggi kepada parlemen. Hal ini ditolak oleh [[Pemerintahan Provisional Rusia]] yang kemudian membubarkan parlemen.<ref>[http://countrystudies.us/finland/15.htm The Finnish Civil War, Federal Research Division of the Library of Congress]. Countrystudies.us. Retrieved on 18 May 2016.</ref>
 
Pemilihan umum kemudian dilaksanakan, dimanadi mana partai sayap kanan menang tipis. Beberapa anggota Sosial Demokrat menolak hasilnya dan masih mengklaim bahwa pembubaran parlemen adalah tindakan ilegal. Kedua blok politik yang sama kuat (partai sayap kanan dan sosial demokrat) menjadi saling bermusuhan.
 
[[Berkas:Firing squad in Lankipohja.jpg|jmpl|ka|Skuat tembak mengeksekusi Tentara Merah di Länkipohja, [[Längelmäki]], tahun 1918.]]
Baris 68:
{{main article|Sejarah militer Finlandia selama Perang Dunia II}}
 
Sewaktu [[Perang Dunia II]], Finlandia melawan Uni Soviet dua kali: pertama pada [[Perang Musim Dingin]] antara tahun 1939–1940 setelah Uni Soviet menyerang Finlandia dan [[Perang Kelanjutan]] tahun 1941–1944, setelah [[Operasi Barbarossa]] dimanadi mana pada saat itu Finlandia bersatu dengan Jerman (meski tidak sebagai sekutu). Selama 872 hari, tentara Jerman [[Pengepungan Leningrad|mengepung Leningrad]], kota terbesar kedua Uni Soviet dibantu secara tak langsung oleh tentara Finlandia.<ref>Michael Jones (2013). "''[https://books.google.com/books?id=uGzfnIm97vQC&pg=PA38 Leningrad: State of Siege]''". Basic Books. p. 38. ISBN 0786721774</ref> Setelah berperang melawan [[Penyerangan Vyborg–Petrozavodsk|serangan besar Soviet]] bulan Juni/Juli 1944, Finlandia akhirnya mencapai gencatan senjata dengan Uni Soviet. Hal ini kemudian diikuti lagi dengan [[Perang Laplandia]] tahun 1944-1945, di mana tentara Finlandia berhasil mengusir tentara Jerman dari sebelah Utara.
 
Negara ini terpaksa menandatangani perjanjian Finlandia–Soviet yaitu Perjanjian Persahabatan, Kerja sama, dan Saling Menguntungkan, yang juga dikenal sebagai [[Perjanjian YYA]] pada tahun 1948. Perjanjian dengan Uni Soviet ini termasuk kewajiban, batasan, dan konsesi wilayah Finlandia selain dari [[Perjanjian Damai Moskwa]] 1940. Perjanjian ini penting untuk memastikan kelangsungan hidup Finlandia sebagai sebuah negara [[kapitalis]] demokratis. Pada dasarnya dalam perjanjian ini, Finlandia berkewajiban untuk menjadi negara yang netral ketika [[Perang Dingin]] dan membendung serangan apapun terhadap Uni Soviet yang dilakukan melalui Finlandia. Akibat 2 perang ini, Finlandia menyerahkan hampir semua [[Filandia Karelia|Karelia]], [[Salla]], dan [[Distrik Pechengsky|Petsamo]] ke Uni Soviet. Wilayah ini mencakup 10% dari luas tanahnya dan 20% kapasitas industri mereka, termasuk pelabuhan [[Vyborg]] (Viipuri) dan [[Liinakhamari]] (Liinahamari). [[Evakuasi penduduk Finlandia dari Karelia|Hampir semua penduduk, sekitar 400.000 orang]], meninggalkan kawasan ini. Finland tidak pernah diduduki lagi oleh tentara Soviet dan berhasil mempertahankan kemerdekaannya meski harus kehilangan 93.000 tentara.