Hari Bahasa Eropa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-perancis +Prancis)
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 20:
Menurut survei Uni Eropa "Eropa dan Bahasa mereka" ("Khusus [[eurobarometer]] 243", Februari 2006),<ref>http://ec.europa.eu/commfrontoffice/publicopinion/archives/ebs/ebs_243_en.pdf</ref> 56% dari [[Penduduk]] Uni Eropa (25 negara anggota) berbicara bahasa lain selain [[Bahasa ibu]] mereka, tetapi 44[s% mengaku tidak tahu bahasa selain [[bahasa asli]] mereka. Namun, 28% memiliki pengetahuan tentang dua bahasa asing. Di antara warga Uni Eropa, 38% mengindikasikan bahwa mereka tahu [[Bahasa Inggris]], diikuti oleh 14% yang mengetahui bahasa [[Prancis]] atau [[jerman]], 7% [[rusia]], [[Spanyol]] 5%, dan [[Italia]] 3%. Bahasa Eropa multibahasa yang khas adalah siswa atau seseorang yang memegang posisi manajerial atau seseorang yang lahir di negara di mana bahasa orang tuanya berbeda dari bahasa utama negara tersebut.
 
Dengan jumlah [[Imigrasi]] dan [[Pengungsi]] yang lebih besar, kota-kota Eropa menjadi lebih multibahasa. {{Kapan|bulan dan tahun=september 2012}} Sebagai contoh: di [[Moskwa]] dan [[Sankt-Peterburg]] banyak imigran baru berbicara [[Ukraina]], [[Rumania]], [[Armenia]], [[Bangsa Tatar]], [[Azerbaijan]], [[Bangsa Tajik]], [[Republik Rakyat Tiongkok]] atau salah satu dari banyak bahasa lainnya; di [[london]] sekitar 300 bahasa digunakan ([[Inggris]], [[Prancis]], [[Republik Rakyat Tiongkok]], [[Polandia]], [[Rusia]], [[Spanyol]] , [[Portugal]], [[Arab Saudi]], [[Bahasa Bengali]], [[turki]], [[Kurdistan Irak]], [[berber]], [[Hindia]], [[urdu]], [[punjabi]], dll.).
 
Uni Eropa menganut kebijakan multilingualisme, baik dalam kerja institusionalnya dan sebagai tujuan warga negaranya. Pada KTT UE 2002 di Barcelona, ​​itu menetapkan target bagi anak-anak untuk belajar setidaknya dua bahasa asing sejak usia dini. Multilingualisme untuk Uni Eropa terkait dengan mobilitas pekerja dan ekonomi Eropa. Uni Eropa menghabiskan lebih dari € 30 juta setahun untuk mempromosikan pembelajaran bahasa dan keragaman linguistik melalui program Socrates dan Leonardo da Vinci, kebijakan yang dimulai dengan program Lingua perintis pada tahun 1990.