Mochtar Riady: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 37:
 
== Perjalanan Karier ==
Mochtar Riady sudah bercita-cita menjadi seorang bankir di usia 10 tahun. Ketertarikan Mochtar Riady yang dilahirkan di [[Malang]] pada tanggal [[12 Mei]] [[1929]] ini disebabkan karena setiap hari ketika berangkat sekolah, dia selalu melewati sebuah gedung megah yang merupakan kantor dari [[Nederlandsche Handels Bank]] (NHB). Disana ia melihat para pegawai bank yang berpakaian rapih dan kelihatan sibuk. Mochtar Riady masih sangat ingin menjadi seorang bankir, namuntetapi ayahnya tidak mendukung karena profesi bankir menurut ayahnya hanya untuk orang kaya, sedangkan kondisi keluarga mereka saat itu sangat miskin.
 
Oleh mertuanya, Mochtar Riady diberikan tanggungjawab untuk mengurus sebuah toko kecil. Dalam tempo tiga tahun Mochtar Riady telah dapat memajukan toko mertuanya tersebut menjadi yang terbesar di kota [[Jember]]. Cita-citanya yang sangat ingin menjadi seorang bankir membuatnya memutuskan pergi ke [[Jakarta]] pada tahun [[1954]], walaupun saat itu dia tidak memiliki seorang kenalan pun di sana dan ditentang oleh keluarganya. Mochtar Riady berprinsip bahwa jika sebuah pohon ditanam di dalam pot atau di dalam rumah tidak akan pernah tinggi, namuntetapi akan terjadi sebaliknya bila ditanam di sebuah lahan yang luas.
 
Untuk mencari relasi, Mochtar Riady bekerja di sebuah CV di Jalan Hayam Wuruk selama enam bulan. Kemudian ia bekerja kepada seorang importer. Di waktu bersamaan ia pun bekerja sama dengan temannya untuk berbisnis kapal kecil.
Sampai saat itu, Mochtar Riady masih sangat ingin menjadi seorang bankir. Di setiap kali bertemu relasinya, ia selalu mengutarakan keinginannya itu. Suatu saat temannya mengabari dia jika ada sebuah bank yang lagi terkena masalah dan menawarinya untuk memperbaikinya. Mochtar Riady tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut walau saat itu dia tidak punya pengalaman sekalipun. Mochtar Riady berhasil meyakinkan [[Andi Gappa]], pemilik [[Bank Kemakmuran]] yang bermasalah tersebut sehingga ia pun ditunjuk menjadi direktur di bank tersebut.
 
Pada hari pertama sebagai direktur, Mochtar Riady sangat pusing melihat [[''balance sheet'']]. Dia tidak membaca dan memahaminya, namuntetapi Mochtar Riady pura-pura mengerti di depan pegawai akunting. Sepanjang malam dia mencoba belajar dan memahami ''balance sheet'' tersebut. Namun hasilnya sia-sia. Lalu dia meminta tolong temannya yang bekerja di [[Standard Chartered Bank]] untuk mengajarinya, tetapi masih saja tidak mengerti.
 
Akhirnya, dia berterus terang terhadap para pegawainya dan Pak Andi Gappa. Tentu saja mereka cukup terkejut mendengarnya. Permintaan Mochtar Riady pun untuk mulai bekerja dari awal disetujuinya, mulai dari bagian [[kliring]], ''cash'', dan ''checking account''. Selama sebulan penuh, Mochtar Riady belajar dan akhirnya ia pun mengerti tentang proses pembukuan, dan setelah membayar seorang guru privat, ia akhirnya mengerti apakah itu [[akuntansi]]. Maka mulailah dia menjual kepercayaan. Hanya dalam setahun Bank Kemakmuran mengalami banyak perbaikan dan tumbuh pesat.
Baris 119:
Pada tahun 1951, ia menikahi gadis pilihannya asal Jember. Kemudian, mertuanya memberinya tanggungjawab untuk mengurus sebuah toko kecil. Hanya dalam tempo tiga tahun, dia berhasil memajukan toko tersebut menjadi yang terbesar di kota Jember. Namun, keinginan menjadi seorang banker membuatnya kurang betah mengurusi toko itu.
 
Pada tahun 1954, dia pun memutuskan pergi ke Jakarta walaupun ditentang oleh keluarganya. Dia berprinsip bahwa jika sebuah pohon ditanam di dalam pot atau di dalam rumah tidak akan pernah tinggi, namuntetapi akan terjadi sebaliknya bila ditanam di sebuah lahan yang luas. Dia merasa yakin akan dapat mewujudkan cita-cita menjadi bankir di kota metropolitan, kendati saat itu tidak memiliki seorang kenalan pun di Jakarta.
 
Mula-mula, dia bekerja di sebuah perusahaan komanditer di Jalan Hayam Wuruk selama enam bulan. Kesempatan itu dia gunakan untuk mulai membuka relasi. Kemudian ia bekerja pada seorang importer. Relasi pun mulai semakin banyak. Pada saat bersamaan, ia pun bekerja sama dengan temannya untuk berbisnis kapal kecil.
Baris 125:
Dia belum juga bisa mewujudkan cita-citanya menjadi seorang bankir. Saat itu, kepada para sahabat, ia selalu mengutarakan cita-citanya itu. Lalu suatu saat, salah seorang temannya mengabari bahwa ada sebuah bank, Bank Kemakmuran, yang lagi terkena masalah. Riady tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Walau belum punya pengalaman sedikit pun, dia berhasil meyakinkan Andi Gappa, pemilik bank yang bermasalah itu, sehingga ia pun ditunjuk menjadi direktur.
 
Bayangkan, seorang yang belum berpengalaman sehari pun di bank atau sebagai akuntan, langsung diangkat menjadi direktur. Pada hari pertama sebagai direktur, Riady sangat pusing melihat balance sheet. Dia tidak bisa membaca dan memahaminya. Tapi, dia pura-pura mengerti di depan pegawai akunting. Lalu, sepanjang malam dia belajar untuk memahami balance sheet tersebut, namuntetapi sia sia. Kemudian, dia minta tolong kepada temannya yang bekerja di Standar Chartered Bank untuk mengajarinya. Tetapi dia masih belum mengerti.
 
Begitu galau hati dan pikirannya. Bagaimana pun kepura-puraan itu, cepat atau lambat, akan ketahuan juga. Akhirnya, dia berterus terang kepada para pegawainya dan Andi Gappa, si pemilik bank. Tentu saja mereka sangat terkejut mendengar pengakuan itu. Riady pun meminta diberi kesempatan mulai bekerja dari dasar. Andi Gappa menyetujuinya. Riady bekerja mulai dari bagian ''kliring'', ''cash'' dan ''checking account''.