Kerajaan Franka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 99:
"Orang Franka" ({{lang-lat|Francus}}, <small>jamak</small>: ''Franci'') atau "bangsa Franka" ({{lang-lat|Gens Francorum}}) adalah sebutan umum dari abad ke-3 Masehi bagi [[suku Jermanik|suku-suku Jermani]] yang mendiami daerah di sekitar tapal batas Kekaisaran Romawi di sebelah utara [[Sungai Rhein]], termasuk [[Suku Brukteri|orang Brukteri]], [[orang Ampsivari]], [[orang Kamavi]] dan [[orang Katuari]]. Meskipun semua suku yang tergolong orang Franka secara turun-temurun menjadi bagian dari bala tentara Romawi, hanya [[orang Franka Sali|orang Sali]] yang diizinkan menetap di dalam wilayah [[Kekaisaran Romawi]]. Pada tahun 357, [[Flavius Claudius Julianus|Kaisar Yulianus]], yang pernah tinggal selama beberapa waktu di Batavia, mengusir orang Kamavi dari wilayah Kekaisaran Romawi, dan mengizinkan orang Sali berpindah ke [[Toksandria]], daerah di dalam wilayah Kekaisaran Romawi yang lebih jauh lagi letaknya dari perbatasan.
 
Sejumlah pemimpin orang Franka setia pada Romawi, misalnya [[Flavius Bauto]] dan [[Arbogast]], tetapi pemimpin-pemimpin orang Franka lainnya, seperti [[Malobaudes]], menyimpan maksud-maksud pribadi ketika beraksi di dalam wilayah Romawi. Setelah kekalahan Arbogast, putranya yang bernama Arigius berhasil menjadikan keluarganya sebagai bupati turun-temurun di [[Trier]], dan setelah kekalahan [[Konstantinus III (Kaisar Romawi Barat)|Kaisar Konstantinus III]], sebagian orang Franka mendukung [[Jovinus]] mempermaklumkan dirinya sebagai Kaisar Romawi pada 411. Jovinus wafat pada 413, namuntetapi orang Romawi mulai menyadari bahwa orang-orang Franka di wilayah Romawi semakin lama semakin sulit diatur.
 
Raja Franka yang bernama [[Teudemer]] dihukum pancung dengan pedang pada ''[[circa|ca.]]'' 422 M.
Baris 112:
{{lihat pula|wangsa Meroving}}
[[Berkas:Politically divided Gaul, 481.jpg|jmpl|250px|Wilayah-wilayah politik di [[Galia]] pada awal masa pemerintahan [[Clovis I|Raja Klovis]] (481 M). Di akhir hayatnya (511 M), hanya [[Burgundian|Kerajaan Orang Burgundi]] dan Provinsi [[Septimania]] yang belum berhasil ditaklukkan oleh orang Franka.]]
Raja-raja orang Franka yang memerintah sebelum Klodio tidak diketahui secara jelas, namuntetapi yang pasti [[Kilderik I]], mungkin cucu Klodio, memerintah atas kerajaan orang Franka Sali yang beribu kota di [[Tournai]]. Kerajaan ini adalah salah satu ''[[foederatus]]'' (negara mitra) Kekaisaran Romawi. Kilderik tercatat dalam sejarah sebagai tokoh yang mewariskan kekuasaan atas [[orang Franka Sali]] kepada putranya yang bernama [[Clovis I|Klovis]]. Klovis kemudian berjuang mempersatukan seluruh puak Franka, dan memperluas ''teritorium'' orang Franka ke arah selatan dan ke arah barat, sampai ke wilayah [[Galia]]. Klovis beralih keyakinan menjadi pemeluk [[Gereja Katolik Roma|agama Kristen Katolik]] serta membina hubungan baik dengan Gereja dan para kawula Galia-Romawinya.
 
Dalam tiga puluh tahun masa pemerintahannya (481–511), Klovis berhasil mengalahkan Jenderal Romawi yang bernama [[Syagrius]] serta menaklukkan [[Kerajaan Soissons]], dan mengalahkan [[Alemanni|orang Alemani]] dalam [[Pertempuran Tolbiac]] pada 504 M serta menundukkan mereka di bawah kekuasaan orang Franka. Klovis mengalahkan [[Visigoth|orang Visigoth]] dalam [[Pertempuran Vouillé]] pada 507 M, dan menaklukkan seluruh wilayah kekuasaan mereka yang terletak di sebelah utara [[Pegunungan Pirenia]], kecuali daerah [[Septimania]]. Menurut keterangan [[Gregorius dari Tours]], Klovis juga menaklukan [[suku Breton|orang Breton]] dan menjadikan negeri mereka sebagai wilayah jajahan Negeri Franka. Klovis menaklukkan sebagian besar atau seluruh puak Franka di sepanjang Lembah Sungai Rhein, dan menggabungkan negeri-negeri mereka ke dalam wilayah kerajaannya.
Baris 126:
Putra-putra Klovis menempatkan ibu kota mereka di dekat jantung wilayah kekuasaan orang Franka di kawasan timur laut Galia. Sebagai ibu kota kerajaannya masing-masing, [[Thierry I|Teuderik I]] memilih kota [[Reims]], [[Clodomir|Klodomer]] memilih kota [[Orléans]], [[Kildebert I]] memilih kota [[Paris]], dan [[Klothar I]] memilih kota [[Soissons]]. Pada masa pemerintahan mereka, wilayah [[orang Thuringi]] (pada 532), [[Burgundian|orang Burgundi]] (pada 534), serta [[Saxon|orang Saksen]] dan [[Bangsa Frisia|orang Frisi]] (pada ''ca.'' 560) dijadikan bagian dari wilayah Negeri Franka. Suku-suku yang berdiam di seberang Sungai Rhein dijadikan jajahan oleh para penguasa Franka. Meskipun dapat didesak untuk mengerahkan pasukan demi kepentingan militer Franka, pada masa pemerintahan raja-raja yang lemah, suku-suku ini lepas kendali dan berusaha memerdekakan diri. Meskipun demikian, wilayah Kerajaan Orang Burgundi yang berbudaya Romawi tetap dipertahankan sebagaimana adanya oleh orang Franka, dan menjadi salah satu bagian utama dalam wilayah hasil pembagian warisan Raja Klovis. Wilayah Kerajaan Orang Burgundi meliputi pula kawasan tengah Galia yang menjadi pusat wilayah Kerajaan Klodomer, dengan Orléans sebagai ibu kotanya.
 
Raja-raja bersaudara ini hanya sesekali menunjukkan sikap yang bersahabat dan seringkali saling berseteru. Ketika Klodomer mangkat, adiknya yang bernama Klothar mengatur agar putra-putra Klodomer yang masih kecil-kecil tewas terbunuh sehingga ia dapat dibenarkan mengambil alih wilayah kerajaan yang menjadi warisan mereka. Sesuai dengan adat istiadat Franka, wilayah peninggalan Klodomer dibagi-bagikan kepada saudara-saudaranya yang masih hidup. [[Thierry I|Teuderik]] wafat pada 534, namuntetapi putranya yang bernama [[Theudebert I|Teudebert]] sudah dewasa kala itu sehingga mampu mempertahankan warisannya. Wilayah yang diwarisi Teudebert adalah wilayah kerajaan bagian yang terbesar di Negeri Franka dan merupakan cikal bakal dari wilayah Kerajaan [[Austrasia]].
 
Teudebert adalah raja Franka pertama yang secara resmi memutuskan hubungan dengan [[Kekaisaran Romawi Timur|Kekaisaran Bizantin]] dengan cara mencetak uang emas sendiri yang bergambar wajahnya, dan menggelari dirinya sendiri dengan sebutan ''magnus rex'' (maharaja) karena ia juga berkuasa atas berbagai suku bangsa sampai ke [[Panonia]]. Teudebert melibatkan diri dalam [[Perang Goth (535–554)|Perang Goth]] dengan membantu [[Gepid|orang Gepid]] dan [[Langobardi|orang Lombardi]] melawan [[Ostrogoth|orang Ostrogoth]]. Sebagai balas jasa, ia mendapatkan Provinsi [[Raetia|Resia]], Provinsi [[Norikum]], dan sebagian dari wilayah [[Veneto]].
Baris 138:
Daerah-daerah selebihnya di Provence, [[Auvergne (provinsi)|Auvergne]], dan kawasan timur Aquitania menjadi bagian warisan yang diterima putra ketiga Klothar yang bernama, [[Sigebert I]], yang juga mewarisi wilayah Austrasia dengan [[Reims]] dan [[Metz]] sebagai kota-kota utamanya. Kerajaan dengan wilayah terkecil adalah Soissons, yang menjadi bagian warisan putra bungsu Klothar, [[Kilperik I]]. Wilayah kekuasaan Kilperik ini menjadi cikal bakal Kerajaan [[Neustria]] ketika Kilperik mangkat pada 584.
 
Pembagian wilayah Negeri Franka menjadi empat kerajaan untuk kedua kalinya ini dalam waktu singkat dikacaukan oleh perang saudara, yang dipicu oleh peristiwa pembunuhan [[Galswinta]], istri Kilperik, yang diduga dilakukan oleh gundik (yang kemudian menjadi istri kedua) Kilperik, yakni [[Fredegunda]]. Saudari Galswinta, yakni istri Sigebert yang bernama [[Brunhilda dari Austrasia|Brunhilda]], menghasut suaminya untuk berperang. Perseteruan antara kedua permaisuri ini menghancurkan hubungan persaudaraan antarkerajaan di Negeri Franka sampai ke abad berikutnya. Guntram berusaha memelihara perdamaian, namuntetapi ia juga dua kali berusaha (pada 585 dan pada 589) untuk merebut Septimania dari orang Goth meskipun kedua-duanya berakhir dengan kegagalan.
 
Semua saudara mendiang Karibert diuntungkan oleh kematiannya, namuntetapi Kilperik juga berhasil memperluas wilayahnya selama masa perang dengan menaklukkan kembali orang Breton. Setelah Kilperik wafat, Guntram harus menaklukkan orang Breton sekali lagi. Pada 587, [[Perjanjian Andelot]]—teksnya secara eksplisit menyebut seluruh wilayah kekuasaan orang Franka sebagai ''Francia''—antara Brunhilda dan Guntram mewajibkan Guntram untuk melindungi putra Brunhilda yang masih belia, yakni [[Kildebert II]], pengganti Raja Sigebert yang tewas terbunuh pada 575. Jika disatukan, luas wilayah kekuasaan Guntram dan Kildebert jauh lebih besar daripada wilayah kekuasaan Raja [[Klothar II]], pengganti Raja Kilperik. Pada kurun waktu inilah wilayah Negeri Franka terbagi menjadi tiga wilayah kekuasaan yang bertahan sampai akhir riwayatnya, yakni Kerajaan Neustria, Kerajaan Austrasia, dan Kerajaan Burgundia.
 
[[Berkas:Division of Gaul - 587.jpg|jmpl|250px|Pembagian wilayah Galia sebagai hasil [[Perjanjian Andelot]] (587). Perjanjian ini disepakati sesudah wilayah kekuasaan [[Karibert I]] dibagi-bagikan kepada ketiga saudaranya yang masih hidup. Menurut isi perjanjian ini, wilayah kekuasaan [[Guntram]] beserta daerah [[Poitou]] dan [[Touraine]] diserahkan kepada [[Kildebert II]] sebagai ganti tanah yang luas di kawasan selatan dan tengah [[Aquitaine|Aquitania]].]]
 
==== Terpecahnya Negeri Franka menjadi Neustria, Austrasia, dan Burgundia ====
Ketika Guntram mangkat pada 592, seluruh wilayah Burgundia jatuh ke tangan Kildebert, akan tetapi Kildebert mangkat pada 595. Kedua putra Kildebert membagi wilayah kekuasaan mendiang ayah mereka. Putra tertua yang bernama [[Theudebert II|Teudebert II]] mendapatkan Austrasia ditambah bagian wilayah Aquitania yang dulu dikuasai Kildebert, sedangkan putra bungsu yang bernama [[Teuderik II]] mendapatkan Burgundia dan bagian wilayah Aquitania yang dulu dikuasai Guntram. Kedua adik-beradik ini menyatukan kekuatan mereka guna melengserkan Raja Klothar II, sepupu mendiang ayah mereka. Mereka berhasil merebut sebagian besar wilayah kekuasaan Raja Klothar II dan hanya menyisakan beberapa kota, namuntetapi tidak berhasil menangkapnya.
 
Pada 599, mereka berhasil mengalahkan bala tentara Raja Klothar II di [[Dormelles]] dan merebut [[Dentelin]], namuntetapi kedua adik-beradik ini kemudian berselisih paham dan akhirnya terus-menerus saling memerangi. Perseteruan adik-beradik ini seringkali dipicu oleh hasutan Brunhilda, nenek mereka. Brunhilda, yang murka karena diusir dari istana Teudebert, menghasut Teuderik untuk melengserkan dan membunuh abangnya. Pada 612, Teuderik membunuh Teudebert, sehingga seluruh wilayah yang pernah dikuasai mendiang Raja Kildebert akhirnya sekali lagi dikuasai oleh satu penguasa tunggal. Akan tetapi kejayaannya tidak berlangsung lama; Teuderik mangkat ketika sedang berancang-ancang melancarkan serangan terhadap Raja Klothar II pada 613. Ia meninggalkan seorang putra belia yang bernama [[Sigebert II]].
 
Semasa bertakhta, Teudebert dan Teuderik berjaya memerangi [[Gascogne|Gaskonia]] dan mendirikan [[Kadipaten Gascogne|Kadipaten Gaskonia]]. Mereka juga berhasil menundukkan [[Basque|orang Basko]] ke bawah kekuasaan mereka pada 602. Wilayah Gaskonia yang berhasil mereka taklukkan meliputi pula daerah-daerah di sebelah selatan [[Pegunungan Pirenia]], yakni [[Vizcaya]] dan [[Gipuzkoa]], namuntetapi daerah-daerah ini akhirnya direbut oleh orang Visigoth pada 612.
 
Di ujung lain dari wilayah kekuasaannya, Teuderik dikalahkan oleh orang Alemani yang bangkit memberontak, sehingga orang Franka kehilangan kendali atas suku-suku di seberang Sungai Rhein. Pada 610, Teudebert merebut [[Kadipaten Alsace]] dari Teuderik. Peristiwa ini menjadi awal perseteruan panjang mengenai kerajaan mana yang atas wilayah Alsace, Burgundia atau Austrasia. Perseteruan ini baru berakhir pada penghujung abad ke-7.
Baris 157:
==== Masa pemerintahan Raja Klothar II ====
[[Berkas:Frankish kingdoms in 628.jpg|jmpl|250px|Wilayah Kerajaan Franka [[Aquitaine|Aquitania]] (628). Ibu kota Aquitania adalah [[Toulouse]]. Wilayahnya juga meliputi [[Gascony]] dan menjadi cikal bakal wilayah [[Kadipaten Aquitania]].]]
Segera sesudah menang perang, Raja Klothar II mengeluarkan [[Maklumat Paris]] pada 614. Maklumat Paris umumnya dipandang sebagai suatu tindakan pemberian keleluasaan yang lebih besar kepada kaum bangsawan, meskipun pandangan ini sekarang disanggah. Tujuan utama dikeluarkannya Maklumat Paris adalah menjamin keadilan dan memberantas korupsi dalam pemerintahan, namuntetapi maklumat ini juga mengukuhkan perbedaan-perbedaan kedaerahan antarkerajaan di Negeri Franka dan kemungkinan besar memberi lebih banyak kewenangan kepada kaum bangsawan dalam penetapan hakim.
 
Pada 623, orang-orang Austrasia mulai menuntut agar wilayah Austrasia memiliki raja sendiri, karena Klothar terlalu sering tidak hadir di kerajaan itu. Klothar dibesarkan dan mula-mula memerintah di daerah Lembah Sungai Seine, sehingga ia memang merasa seperti orang asing di Austrasia. Oleh karena itu, Klothar pun berjanji untuk mengangkat putranya yang bernama [[Dagobert I|Dagobert]] menjadi Raja Austrasia. Dagobert akhirnya dielu-elukan sebagai raja oleh para pejuang Austrasia sesuai dengan adat istiadat Franka. Meskipun Dagobert memerintah sebagai raja di Austrasia, kekuasaan tertinggi atas seluruh wilayah Negeri Franka tetap berada di tangan Klothar.
Baris 167:
Dalam rangka menundukkan orang Saksen, orang Alemani, orang Thuringi, dan [[bangsa Slavia|orang Slav]] di seberang tapal batas Negeri Franka, yang coba ia paksa untuk menyetor upeti namun justru mengalahkannya di bawah pimpinan raja mereka yang bernama [[Samo]] dalam [[Pertempuran Wogastisburg]] pada 631, Dagobert menundukkan semua suku-suku di ujung timur Negeri Franka ke bawah pemerintahan majelis istana Neustria, bukannya Austrasia. Tindakan inilah yang mendorong rakyat Austrasia menuntut diberi raja sendiri.
 
Wilayah kerajaan bagian Aquitania adalah bagian selatan dari bekas wilayah Provinsi Aquitania Kekaisaran Romawi yang beribu kota di [[Toulouse]]. Kota-kota lain dalam wilayah kerajaan bagian ini adalah [[Cahors]], [[Agen]], [[Périgueux]], [[Bordeaux]], dan [[Saintes, Charente-Maritime|Saintes]]; Karibert juga diberi kekuasaan atas Kadipaten Vaskonia. Karibert berhasil menundukkan orang Basko, namuntetapi setelah ia mangkat, orang-orang Basko kembali bangkit memberontak (632). Pada masa yang sama, orang Breton bangkit memberontak melawan suzeranitas orang Franka. Pemimpin orang Breton yang bernama [[Santo Yudikael|Yudikael]] akhirnya menyerah dan berdamai dengan orang Franka serta bersedia mempersembahkan upeti setelah Raja Dagobert mengancam akan memeranginya (635). Pada tahun yang sama, Raja Dagobert mengerahkan sepasukan bala tentara Franka untuk menundukkan orang Basko. Pasukan ini berhasil melaksanakan misinya.
 
Sementara itu, Raja Dagobert menyuruh orang membunuh [[Kilperik dari Aquitania|Kilperik]], ahli waris Raja Karibert yang masih bayi. Dengan tewasnya Kilperik, Dagobert berhasil mempersatukan kembali seluruh wilayah yang dikuasai orang Franka pada 632. Meskipun demikian, pada 633, kaum bangsawan Austrasia yang memiliki kekuatan besar berhasil memaksa Raja Dagobert untuk menyerahkan putra kandungnya, [[Sigebert III|Sigebert]], untuk dinobatkan menjadi raja muda di Austrasia. Tindakan ini didorong oleh kehendak rakyat Austrasia untuk memiliki pemerintahan sendiri, karena majelis istana negara kesatuan Franka kala itu dikuasai oleh orang-orang Neustria. Klothar sudah menjadi raja atas Paris selama berpuluh-puluh tahun sebelum dinobatkan pula menjadi raja atas Metz; selain itu, sebagai putra wangsa Meroving, ia wajib untuk senantiasa mengutamakan kedudukannya selaku kepala monarki Neustria, kampung halaman leluhurnya.
Baris 179:
[[Klovis II|Raja Klovis II]], pengganti Raja Dagobert selaku penguasa Neustria dan Burgundia, yang kala itu sudah dipersatukan namun masih berpemerintahan sendiri-sendiri, naik takhta semenjak masih kanak-kanak. Sang Raja berada di bawah kendali ibunya yang bernama [[Nanthildis]], dan pembesar istana Neustria yang bernama [[Erkinoald]]. Pengganti Erkinoald yang bernama [[Ebroin]] mengendalikan pemerintahan Kerajaan Neustria selama lima belas tahun yang penuh gejolak akibat perang saudara berlarut-larut. Ketika Raja Sigebert mangkat pada 656, putra-putranya diberangkatkan dengan kapal menuju Irlandia, sementara putra Grimoald yang bernama Kildebert dinobatkan menjadi Raja Austrasia.
 
Ebroin akhirnya berhasil mempersatukan kembali seluruh wilayah Negeri Franka di bawah pemerintahan ahli waris Raja Klovis II yang bernama [[Klothar III]] dengan cara membunuh Grimoald dan memakzulkan Kildebert pada 661. Meskipun demikian, rakyat Austrasia tetap menghendaki raja sendiri, oleh karena itu Klothar mengangkat adiknya yang bernama [[Kilderik II|Kilderik]] menjadi Raja Austrasia. Pada masa pemerintahan Klothar, orang Franka maju menyerang kawasan barat laut Italia, namuntetapi dapat dipukul mundur oleh [[Grimoald, Raja Orang Lombardi]], di dekat [[Rivoli, Piedmont|Rivoli]].
 
=== Merajalelanya para pembesar istana, 687–751 ===
Baris 188:
Dalam [[Pertempuran Tertry]] pada 687, Teuderik III dikalahkan oleh [[Pippin II|Pipin dari Herstal]], pembesar istana Kerajaan Austrasia dari [[kaum keturunan Arnulf]], penguasa yang sebenarnya di balik singgasana Austrasia. Teuderik dipaksa mengakui Pipin sebagai satu-satunya pembesar istana di Negeri Franka sekaligus ''Dux et Princeps Francorum'' ([[Adipati Orang Franka|Panglima dan Penghulu Orang Franka]]). Menurut pujangga yang menulis ''[[Liber Historiae Francorum]]'' (Kitab Sejarah Orang Franka), gelar ''Dux et Princeps Francorum'' menandai awal "masa pemerintahan" Pipin. Semenjak saat itu, catatan-catatan sejarah yang sintas hanya sesekali saja menyebut tentang aksi-aksi para kepala monarki Meroving yang bersifat non-simbolis dan dilakukan atas kehendak sendiri.
 
Selama kurun waktu kesimpangsiuran pada era 670-an dan 680-an, ada upaya-upaya untuk menegakkan kembali suzeranitas Franka atas orang Frisi, namuntetapi berakhir dengan kegagalan. Meskipun demikian pada 689, Pipin melancarkan serangan penaklukan di [[Frisia Barat]] ({{lang-la|Frisia Citerior}}) dan berhasil mengalahkan [[Radbod]], [[Raja Orang Frisia]], di dekat [[Dorestad]], sebuah pusat perniagaan yang penting. Seluruh daerah di antara [[Scheldt]] dan [[Vlie]] dijadikan bagian dari wilayah Negeri Franka.
 
Pada sekitar 690, Pipin maju menggempur Frisia Tengah dan berhasil merebut [[Utrecht, Utrecht|Kota Utrecht]]. Pada 695, Pipin bahkan menyokong usaha [[Wilibrordus]] untuk mendirikan [[Keuskupan Agung Utrecht (695–1580)|Keuskupan Agung Utrecht]] dan menyebarkan agama Kristen di Frisia. Meskipun demikian, [[Frisia Timur]] ({{lang-la|Frisia Ulterior}}) masih berada di luar suzeranitas Franka.
Baris 197:
 
==== Wafatnya Pipin ====
Ketika Pipin wafat pada 714, Negeri Franka terpuruk dalam perang saudara, dan para adipati pemimpin kadipaten-kadipaten yang jauh dari pusat pemerintahan kerajaan secara ''de facto'' bebas merdeka. Penerus yang ditunjuk Pipin, [[Teudoald]], di bawah bimbingan janda Pipin yang bernama [[Plectrude]], mula-mula menentang kehendak Raja [[Dagobert III]] untuk mengangkat [[Ragenfrid]] sebagai pembesar istana atas seluruh Negeri Franka, namuntetapi tak lama kemudian muncul tokoh ketiga dalam kancah perebutan jabatan Pembesar Istana Kerajaan Austrasia, yakni [[Karl Martell|Karel Martel]], anak haram Pipin yang sudah dewasa.
 
Setelah Plectrude dan Teudoald dikalahkan oleh raja (kala itu adalah [[Kilperik II]]) bersama Ragenfrid, Karel Martel sempat mengusung raja sendiri, yakni [[Klothar IV]], selama jangka waktu yang singkat sebagai tandingan Kilperik. Pada akhirnya, dalam [[Pertempuran Soissons (718)|sebuah pertempuran di dekat Soisson]], Karel Martel secara telak mengalahkan para seterunya sehingga mereka terpaksa menyembunyikan diri, namuntetapi Karel kemudian mengakui status Kilperik sebagai raja dengan syarat Sang Raja menganugerahkan kepadanya jabatan pembesar istana yang dulu dipegang ayahnya (718). Sesudah Kilperik, tidak ada lagi raja dari wangsa Meroving. Karel Martel beserta para penggantinya menjadi wangsa raja-raja baru yang memerintah atas orang Franka.
 
Selepas 718, Karel Martel melancarkan serangkaian perang demi mengukuhkan hegemoni orang Franka di Eropa Barat. Pada 718, ia mengalahkan orang Saksen yang memberontak; pada 719, ia menundukkan Frisia Barat; pada 723, ia sekali lagi menekan orang Saksen; dan pada 724, ia mengalahkan Ragenfrid dan orang-orang Neustria yang memberontak, sebagai penutup kurun waktu perang dalam masa pemerintahannya. Pada 720, ketika Raja Kilperik II died, Karel menobatkan [[Teuderik IV]] menjadi raja, namuntetapi raja baru ini hanyalah bonekanya saja. Pada 724, Karel secara paksa mendudukkan orang pilihannya yang bernama [[Hugbert dari Bayern|Hugbert]] menjadi Adipati Bayern dan memaksa orang Alemani untuk membantunya berperang di Bayern (pada 725 dan 726), tempat hukum-hukum diundangkan atas nama Teuderik. Pada 730, Negeri Alemani terpaksa harus ditundukkan dengan pedang, dan adipatinya yang bernama [[Lantfrid]] tewas terbunuh. Pada 734, Karel memerangi dan akhirnya berhasil menundukkan Frisia Timur.
 
==== Invasi Islam ====
Baris 219:
[[Berkas:Franks expansion.gif|jmpl|upright=1.15|Perluasan wilayah kekuasaan orang Franka semenjak [[Clovis I|Klovis I]] (481) sampai dengan perpecahan [[Kekaisaran Karoling|wilayah kekaisaran Karel Agung]] (843/870).]]
 
Pipin memerintah sebagai raja terpilih. Meskipun pemilihan raja semacam ini sangat jarang terjadi, sesungguhnya aturan umum dalam hukum adat Jermani menetapkan bahwa kedudukan seorang raja bergantung pada dukungan [[kepemimpinan|para pemuka]] rakyatnya. Para pemuka masyarakat ini berhak memilih seorang pemimpin baru yang "layak meraja" dari puak penguasa jika mereka merasa pemimpin yang lama tidak mampu memimpin mereka memenangkan pertempuran. Di kemudian hari, raja-raja di Kerajaan Prancis dapat mewariskan takhtanya secara turun-temurun, namuntetapi kaisar-kaisar di [[Kekaisaran Romawi Suci]] tidak pernah mampu menghapuskan [[Raja-pemilih|adat memilih raja]] ini dan tetap bertakhta sebagai pemimpin terpilih sampai kekaisaran ini resmi bubar pada 1806.
 
Pipin mengukuhnya kedudukannya pada 754 dengan menjalin persekutuan dengan [[Paus Stefanus II]], yang memberinya selembar salinan dokumen palsu "[[Donasi Konstantinus]]" di Paris. Dalam sebuah upacara meriah di [[Basilika Santo Denisius|Saint-Denis]], Sri Paus mengurapi Pipin beserta keluarganya, dan mempermaklumkan Pipin sebagai ''patricius Romanorum'' (pelindung orang Romawi). Pada tahun berikutnya, Pipin menunaikan janjinya kepada Sri Paus dan merebut kembali [[Eksarkatus Ravenna|Eksarkat Ravenna]] yang baru saja jatuh ke tangan [[Langobardi|orang Lombardi]], untuk diserahkan kepada Sri Paus.
Baris 227:
Ketika Pipin mangkat pada 768, putra-putranya, Karel dan [[Karlmann I|Karloman]], sekali lagi membagi-bagi wilayah Negeri Franka. Akan tetapi Karloman kemudian berkhalwat ke sebuah biara dan wafat tak lama kemudian, sehingga seluruh wilayah Negeri Franka jatuh ke tangan Karel. Di kemudian hari, Karel lebih dikenal dengan julukan "Karel Agung" ({{lang-la|Carolus Magnus}}, {{lang-fr|Charles le Magne}} atau ''Charlemagne'', {{lang-de|Karl der Große}}), sosok perkasa, bijaksana, dan sedikit terpelajar, yang melegenda dalam sejarah negara Prancis maupun Jerman. Karel Agung memulihkan kesimbangan antara kekuasaan kaisar dan kekuasaan Sri Paus.
 
Semenjak tahun 772, Karel memerangi dan akhirnya berhasil menaklukkan [[Bangsa Sachsen|orang Saksen]]. Wilayah kekuasaan orang Saksen dijadikan bagian dari wilayah Kerajaan Orang Franka. Perang ini juga memperluas praktik pengerahan kekuatan militer demi mengubah keyakinan negeri-negeri jiran di kalangan para penguasa Kristen non-Romawi. Misionaris-misionaris Katolik Franka, Irlandia, dan [[Inggris Anglo-Saxon|Angli-Saksen]] telah berusaha menyebarkan agama Kristen di wilayah kekuasaan orang Saksen sejak pertengahan abad ke-8, namuntetapi orang Saksen dengan gigih menentang usaha dakwah mereka dan kekuatan militer yang mendesak masuk seiring dengan kedatangan mereka.
 
Pemimpin orang Saksen yang menjadi seteru utama Karel, [[Widukind]], bersedia dibaptis pada 785 sebagai bagian dari kesepakatan damai, namuntetapi pemimpin-pemimpin orang Saksen lainnya tetap melawan. Ketika memenangkan pertempuran di [[Verden an der Aller|Verden]] pada 787, Karel memerintahkan pembantaian ribuan orang Saksen [[Paganisme|pemeluk agama leluhur]] yang tertawan. Setelah beberapa kali memberontak, orang Saksen akhirnya dikalahkan secara telak pada 804. Kemenangan telak atas orang Saksen membuat wilayah Kerajaan Orang Franka semakin meluas ke arah timur sampai ke [[Sungai Elba]]. [[Kekaisaran Romawi]] pernah mencoba memperluas wilayah kekuasaannya ke kawasan itu, namuntetapi kalah dalam [[Pertempuran Hutan Teutoburg]] pada tahun 9 M. Agar dapat mengkristenkan orang Saksen secara lebih efektif, Karel mendirikan beberapa [[keuskupan]], antara lain di [[Bremen]], [[Münster]], [[Paderborn]], dan [[Osnabrück]].
 
Di saat yang sama (773–774), Karel juga menaklukkan [[Langobardi|orang Lombardi]], dan dengan demikian memasukkan kawasan utara Italia ke dalam mandala kekuasaannya. Ia memperbaharui donasi kepada Vatikan, dan menjanjikan perlindungan berkelanjutan dari Negeri Franka atas lembaga kepausan.
Baris 244:
[[Berkas:Partage de l'Empire carolingien au Traité de Verdun en 843.JPG|jmpl|upright=1.35|Keseluruhan daerah yang pernah menjadi wilayah Kekaisaran Karoling, beserta garis-garis perbatasan dari tiga kerajaan baru hasil pembagian wilayah Negeri Franka pada 843, dari kiri ke kanan:{{Bulleted list|[[Francia Barat|Negeri Franka Barat]] atau Kerajaan Orang Franka Barat, wilayah kekuasaan [[Karl yang Botak|Karel Si Gundul]], Raja Orang Franka Barat.|[[Francia Tengah|Negeri Franka Tengah]] atau Kerajaan Orang Franka Tengah, wilayah kekuasaan [[Lothair I|Lothar I]], Raja Orang Franka Tengah, yang secara nominal digelari kaisar. Kerajaan ini hanya sanggup bertahan sampai dengan 869.|[[Francia Timur|Negeri Franka Timur]] atau Kerajaan Orang Franka Timur, wilayah kekuasaan [[Ludwig si Jerman|Ludwig Si Jerman]], Raja Orang Franka Timur.}}]]
 
Karel Agung berputra beberapa orang, namuntetapi hanya seorang saja yang bertahan hidup lebih lama darinya, yakni [[Ludwig yang Saleh|Ludwig Si Saleh]]. Ludwig menggantikan mendiang ayahnya sebagai kaisar atas seluruh wilayah kekuasaan orang Franka. Kedudukan Ludwig selaku penguasa tunggal hanyalah suatu kebetulan saja, bukannya diniatkan demikian, karena wangsa Karoling masih berpegang teguh pada adat [[warisan terbagi|bagi-bagi warisan]]. Oleh karena itu, ketika Ludwig mangkat pada 840, dan sesudah pecah perang saudara singkat di antara ketiga putranya, disepakatilah [[Perjanjian Verdun]] pada 843, yang membagi wilayah Kekaisaran Karoling menjadi tiga kerajaan sebagai berikut:
 
# [[Lothair I|Lothar I]], anak tertua di antara putra-putra Ludwig yang bertahan hidup, secara ''de iure'' menjadi kaisar yang baru menggantikan mendiang ayahnya, namuntetapi secara ''de facto'' hanya memerintah atas [[Francia Tengah|Kerajaan Orang Franka Tengah]] atau Negeri Franka Tengah, sehingga dikenal sebagai Raja Orang Franka Tengah. Di kemudian hari, wilayah Negeri Franka Tengah dibagi-bagi oleh putra-putra Lothar menjadi [[Lotharingia]] yang berpusat di [[Kadipaten Lorraine|Lorraine]], [[Bourgogne|Burgundia]], dan [[Lombardia]] di kawasan utara Italia. Daerah-daerah ini didiami oleh masyarakat-masyarakat yang berbeda, dengan budaya dan tradisi yang berbeda-beda pula, sehingga keberadaannya sebagai kerajaan-kerajaan yang terpisah akhirnya lenyap dan di kemudian hari menjadi wilayah [[Belgia]], [[Belanda]], [[Luksemburg]], [[Kadipaten Lorraine|Lorraine]], Swiss, [[Lombardia]], dan sejumlah [[Daftar departemen di Prancis|''département'']] negara Prancis di daerah [[Rhone|Lembah Sungai Rhône]] dan [[Pegunungan Jura]].
# [[Ludwig si Jerman|Ludwig Si Jerman]], anak tertua kedua di antara putra-putra Ludwig yang bertahan hidup, menjadi Raja Orang Franka Timur di [[Francia Timur|Kerajaan Orang Franka Timur]] atau Negeri Franka Timur. Kerajaan ini adalah cikal bakal dari [[Kekaisaran Romawi Suci]], yang meliputi wilayah [[Kerajaan Jerman]] ditambah sejumlah daerah yang pernah menjadi bagian dari wilayah Negeri Franka Tengah. Di kemudian hari, sebagian besar wilayah Kekaisaran Romawi Suci menjadi wilayah negara Austria, Swiss, dan Jerman. Untuk daftar para penerus Ludwig Si Jerman, baca [[daftar kepala monarki Jerman]].
# [[Karl yang Botak|Karel Si Gundul]], anak termuda di antara putra-putra Ludwig yang bertahan hidup, menjadi Raja Orang Franka Barat di [[Francia Barat|Kerajaan Orang Franka Barat]] atau Negeri Franka Barat. Wilayah Negeri Franka Barat adalah cikal bakal dari wilayah Kerajaan Prancis di bawah pemerintahan [[wangsa Capet]], dan sekarang menjadi kawasan selatan dan barat dari negara Prancis modern. Untuk daftar penguasa dari wangsa Capet dan para penerusnya, baca [[Daftar Raja Prancis|daftar kepala monarki Prancis]].
Baris 268:
Sebelum dibukukan, hukum adat Franka dilestarikan oleh ''rachimburg'', yakni para pejabat yang dilatih untuk menghafal dan mewariskan hukum adat itu kepada generasi berikutnya. Wangsa Meroving mengadopsi ''[[capitularium]]'' (arsip nawala patra) sebagai sarana untuk mengundangkan sekaligus melestarikan amar raja-raja. ''Capitularium'' masih terus dimanfaatkan pada zaman wangsa Karoling bahkan sampai ke masa pemerintahan para kaisar [[Adipati Spoleto|Spoleto]], yakni [[Guy III of Spoleto|Guy]] dan [[Lambert II of Spoleto|Lambert]], sebagai bagian dari rancangan ''renovation regni Francorum'' ("pembaharuan kerajaan orang Franka").
 
''Capitularium'' Meroving yang terakhir, yakni [[Maklumat Paris]], adalah ''capitularium'' yang paling penting. Maklumat ini dibacakan oleh Raja Klothar II di hadapan para pembesar bawahannya pada 614. Maklumat Paris dianggap sebagai [[Magna Carta]] Prancis karena memperkukuh hak-hak kaum bangsawan, namuntetapi sebenarnya diterbitkan sebagai suatu upaya pemberantasan korupsi di dalam lembaga penegak hukum serta untuk melindungi kepentingan kota dan daerah. Bahkan sesudah terbitnya Maklumat Paris, raja-raja wangsa Meroving masih tetap menjalankan sejumlah wewenang kehakiman secara langsung. Raja Kildebert III bahkan berani memperkarakan [[wangsa Arnulf]] yang sangat berkuasa, dan dikenang rakyatnya sebagai seorang raja yang adil. Meskipun demikian, hukum di Negeri Franka akhirnya [[Renaisan Karoling|dirombak dan diperbaharui pada masa pemerintahan raja-raja wangsa Karoling]].
 
Salah satu upaya perombakan dan pembaharuan di bidang hukum yang dilakukan oleh Karel Agung adalah penyusunan kitab hukum adat sebagaimana yang sudah diuraikan di atas. Ia juga mengusahakan agar penegakan hukum di tingkat kota maupun daerah dapat terpantau dengan cara mengangkat para ''[[missus dominicus|missi dominici]]'' yang bertugas berpasang-pasangan untuk mengawasi daerah-daerah tertentu selama jangka waktu yang singkat. Lazimnya para ''missi dominici'' dipilih dari daerah-daerah di luar tempat tugasnya masing-masing guna mencegah timbulnya konflik kepentingan. Sebuah ''capitularium'' dari tahun 802 memuat keterangan mengenai tugas-tugas mereka. Para ''missi dominici'' bertugas untuk menegakkan hukum, menegakkan rasa hormat terhadap hak-hak raja, mengendalikan tadbir pemerintahan para [[bupati]] dan [[adipati]] (kala itu masih ditunjuk langsung oleh raja), mengambil sumpah setia, dan mengawasi para rohaniwan.