Stasiun Kertapati: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
k namun (di tengah kalimat) → tetapi |
||
Baris 31:
Stasiun ini merupakan tempat pemberhentian utama bagi semua kereta api penumpang baik yang berjalan ke arah [[Stasiun Tanjungkarang|Bandar Lampung (Tanjungkarang)]] maupun ke arah [[Kota Lubuklinggau|Lubuklinggau]]. Stasiun ini bertipe terminus, menjadikannya sebagai tujuan akhir bagi semua perjalanan kereta api yang mengarah ke Palembang. Selain itu, stasiun ini merupakan tujuan akhir dari [[kereta api batu bara Kertapati]] yang akan membongkar muat batu bara lewat kapal tongkang.
Letak stasiun ini cukup strategis,
== Sejarah ==
Baris 37:
[[Jalur kereta api Prabumulih–Kertapati]] beserta stasiun-stasiunnya diresmikan pada tanggal 1 November 1915 oleh [[Zuid-Sumatra Staatsspoorwegen]] (ZSS), divisi dari Staatsspoorwegen (SS). Pembangunan diarahkan ke [[Kota Palembang]], dengan dibagi menjadi dua wilayah kerja yaitu Lampung dan Palembang. Pada tanggal 22 Februari 1927 Palembang dan Bandar Lampung akhirnya bisa terhubung, dengan ditandainya peresmian segmen ke arah Blambangan Umpu oleh Kepala Jawatan SS.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/38139980|title=Sejarah perkeretaapian Indonesia|last=Nusantara.|first=Tim Telaga Bakti|last2=Indonesia.|first2=Asosiasi Perkeretaapian|date=1997-|publisher=Angkasa|isbn=9796651688|edition=Cet. 1|location=Bandung|oclc=38139980}}</ref>
Dengan menggunakan lebar sepur 1.067 mm, ZSS berhasil membangun jalur kereta api di rute Palembang–Bandar Lampung sejauh 529 kilometer. Kesuksesan yang diraih SS menginspirasi perusahaan ini untuk menyusun ''masterplan'' agar seluruh wilayah Sumatra terhubung dengan rel kereta api,
|