Komunisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menghapus Kategori:Politik Kiri-jauh; Menambah Kategori:Politik kiri jauh menggunakan HotCat |
k namun (di tengah kalimat) → tetapi |
||
Baris 6:
Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan [[komunis internasional]]. Komunisme atau [[Marxisme]] adalah ideologi dasar yang umumnya digunakan oleh [[partai komunis]] di seluruh dunia. sedangkan komunis internasional merupakan racikan ideologi ini berasal dari pemikiran [[Lenin]] sehingga dapat pula disebut "Marxisme-Leninisme".
Dalam komunisme, perubahan sosial harus dimulai dari pengambil alihan alat-alat produksi melalui peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan [[proletariat|proletar]] (''lihat'': ''The Holy Family'' <ref>Karl Marx, Friedrich Engels, The Holy Family, University Press of the Pacific, 2002-06, ISBN 0-89875-973-0 ISBN 978-0-89875-973-0</ref>),
Komunisme sebagai anti-kapitalisme menggunakan sistem partai [[komunis]] sebagai alat pengambil alihan kekuasaan dan sangat menentang kepemilikan akumulasi modal pada individu. pada prinsipnya semua adalah direpresentasikan sebagai milik rakyat dan oleh karena itu, seluruh alat-alat produksi harus dikuasai oleh negara guna kemakmuran rakyat secara merata, Komunisme memperkenalkan penggunaan sistem demokrasi keterwakilan yang dilakukan oleh elit-elit partai komunis oleh karena itu sangat membatasi langsung [[demokrasi]] pada rakyat yang bukan merupakan anggota partai komunis karenanya dalam paham komunisme tidak dikenal hak perorangan sebagaimana terdapat pada paham [[liberalisme]].
Baris 24:
Kelahiran Komunisme di Indonesia tak bisa dilepaskan dari hadirnya orang-orang buangan politik dari [[Belanda]] dan mahasiswa-mahasiswa lulusannya yang berpandangan kiri. Beberapa di antaranya adalah [[Henk Sneevliet|Sneevliet]], [[Bregsma]], dan [[Tan Malaka]] yang masuk setelah [[Sarekat Islam]] (SI) Semarang sudah terbentuk.
Gerakan Komunis di Indonesia diawali di [[Surabaya]], yakni di dalam diskusi intern para pekerja buruh kereta api [[Surabaya]] yang dikenal dengan nama [[VSTP]]. Awalnya VSTP hanya berisikan anggota orang [[Eropa]] dan Indo Eropa saja,
Komunisme kemudian juga aktif di [[Semarang]], atau sering disebut dengan "Kota Merah" setelah menjadi basis PKI di era tersebut. Hadirnya ISDV dan masuknya para pribumi berhaluan kiri ke dalam [[Sarekat Islam]] menjadikan komunis sebagai bagian cabangnya, yang nantinya disebut sebagai "SI Merah". ISDV sendiri sering menjadi salah satu organisasi yang bertanggung jawab atas banyaknya pemogokan buruh di [[Jawa]].
Baris 30:
Konflik antara SI Semarang (SI Merah) dengan SI pusat di [[Yogyakarta]] (SI Putih) mendorong diselenggarakannya kongres. Atas usulan [[Haji Agus Salim]], yang disahkan oleh pusat SI, baik SI Merah maupun SI Putih menyepakati bahwa personel SI Merah keluar dari SI. Mantan personel SI Merah kemudian bersama ISDV berganti nama menjadi [[PKI]].
Kehancuran PKI fase awal bermula dengan adanya [[Persetujuan Prambanan]] yang memutuskan akan ada pemberontakan besar-besaran di seluruh [[Hindia Belanda]]. [[Tan Malaka]] yang tidak setuju karena Komunisme di Indonesia kurang kuat mencoba menghentikan,
==== Era perang kemerdekaan ====
Baris 45:
* Konfrontasi dengan [[Malaysia]] yang berujung dengan keluarnya Indonesia dari [[PBB]].
Di sisi lain, konflik dalam negeri semakin memanas dikarenakan krisis moneter, selain itu juga terdengar desas-desus bahwa PKI dan militer yang bermusuhan akan melakukan [[kudeta]]. Militer mencurigai PKI karena mengusulkan [[Angkatan Kelima]] (setelah AURI, ALRI, ADRI dan Kepolisian), sementara PKI mencurigai [[TNI]] hendak melakukan kudeta atas Presiden Soekarno yang sedang sakit, tepat saat ulang tahun TNI. Kecurigaan satu dengan yang lain tersebut kemudian dipercaya menjadi sebab insiden yang dikenal sebagai [[Gerakan 30 September]],
Pasca [[Gerakan 30 September]], terjadi pengambinghitaman kepada orang-orang komunis oleh pemerintah [[Orde Baru]]. Terjadi "pembersihan" besar-besaran atas warga dan anggota keluarga yang dituduh komunis meskipun belum tentu kebenarannya. Diperkirakan antara limaratus ribu sampai duajuta jiwa meninggal di [[Jawa]] dan [[Bali]] setelah peristiwa [[Gerakan 30 September]], para "tertuduh komunis" ini yang ditangkap kebanyakan dieksekusi tanpa proses pengadilan. Sementara bagi "para tertuduh komunis" yang tetap hidup, setelah selesai masa hukuman, baik di [[Pulau Buru]] atau di penjara, tetap diawasi dan dibatasi ruang geraknya dengan penamaan ''Eks [[Tapol]]''.<ref>Julie Southwood – Patrick Flanagan, ''Teror Orde Baru'', Komunitas Bambu</ref>
|