Ismail dari Siak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k ibukota → ibu kota
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 50:
 
== Mengklaim Tahta Kembali ==
Setelah dukungan yang dimilikinya menjadi kuat, Sultan Ismail mulai menyerang pusat kekuasaan Siak. Serangannya dapat dipukul mundur pada tahun 1773. Tiga tahun setelahnya, secara terang-terangan ia mengklaim diri sebagai pewaris mahkota Siak yang sah dengan memakai gelar lamanya ''Sultan Ismail Abdul Jalil Jalaluddin Syah''. Pada tahun 1778 ia menetap di [[sungai Rokan]] dan berusaha melobi penguasa [[Panai]], [[Kesultanan Asahan|Asahan]] dan [[Batubara]] namun tidak membuahkan hasil. Meski demikin, pengikutnya di Siak bertambah banyak. Serangan habis-habisan kembali dilakukan pada tahun 1779 dan kali ini berhasil merebut ibu kota Siak. Sultan Muhammad Ali terpaksa berundur ke Petapahan mencari perlindungan dari Syarif Bendahara, namuntetapi tidak dikabulkan. Akhirnya, ia kembali ke ibu kota dan menyerahkan diri kepada sepupunya itu. Sultan Ismail lalu mengampuninya dan melantiknya menjadi Raja Muda.<ref>Muchtar Lutfi, Suwardi MS, dkk (1998/ 1999), ''Sejarah Riau'', Biro Bina Sosial Setwilda Tk. I Riau.</ref> <ref>Timothy P. Barnard, Texts, Raja Ismail and Violence: Siak and the Transformation of Malay Identity in theEighteenth Century, Journal of Southeast Asian Studies, Vol. 32, No. 3 (Oct., 2001), pp. 331-342.</ref> Ia berkuasa hingga tahun 1781 sebelum akhirnya digantikan oleh [[Yahya dari Siak|Sultan Yahya]].
 
== Rujukan ==