Alkimia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Taylorbot (bicara | kontrib)
sesudah pemindahan 3 tahun yang lalu | t=655 su=48 in=52 at=48 -- only 13 edits left of totally 62 possible edits | edr/ovr=000/000 | clean up (3) : tab&trailspc&reduceol&killreddot & {{Sains}}--(ci=3,1x)-->{{Ilmu}} | "{{sains}} '''Alk" -> "{{Ilmu}} '''Alki"
LaninBot (bicara | kontrib)
k Menghilangkan spasi sebelum tanda koma dan tanda titik dua
Baris 97:
[[Berkas:Joseph Wright of Derby The Alchemist.jpg|jmpl|ka||''The Alchemist in Search of the Philosopher's Stone'', oleh Joseph Wright, 1771]]
 
Karena kuatnya hubungan dengan kebudayaan Yunani dan Romawi , alkimia diterima dengan mudah oleh filsafat Kristen, dan para alkimiawan Eropa zaman pertengahan memperluas penyerapannya terhadap pengetahuan alkimia Islam. [[Gerbert dari Aurillac]], yang kemudian menjadi [[Paus Silvester II]], (meninggal 1003) adalah salah seorang di antara yang pertama membawa ilmu pengetahuan Islam ke Eropa dari [[Spanyol]]. Tokoh sesudahnya seperti [[Adelard dari Bath]], yang hidup pada [[abad ke-12]], membawa pengetahuan tambahan. Tetapi sampai dengan [[abad ke-13]] gerakan-gerakan tersebut terutama bersifat asimilatif.<ref>{{Harvnb|Holmyard|1957|pp=105–108}}</ref>
 
Pada periode ini muncul beberapa penyimpangan terhadap prinsip [[Augustinian]] dari para pemikir Kristen awal. [[Anselm dari Canterbury|Saint Anselm]] ([[1033]]–[[1109]]) adalah seorang Benedictine (pengikut St. Benedict) yang mempercayai bahwa keyakinan/iman harus mendahului rasionalisme, sebagaimana Augustine serta kebanyakan teolog sebelum Anselm mempercayai, akan tetapi Anselm lebih berpendapat bahwa iman dan rasionalisme bersifat sesuai dan ia menyemangati rasionalisme di dalam konteks Kristen. Pandangan-pandangannya menyiapkan tempat terjadinya ledakan filsafat.
Baris 156:
Berakhirnya alkimia Barat disebabkan oleh bangkitnya sains modern, yang menekankan eksperimentasi yang setepat-tepatnya dan menganggap remeh "kebijaksanaan kuno". Meskipun benih peristiwa-peristiwa ini ditanam seawal [[abad ke-17]], alkimia masih berjalan dengan baik selama dua ratusan tahun, dalam fakta ia mungkin telah mencapai titik terjauh (apogee)-nya pada [[abad 18]]. Akhir 1781 [[James Price]] menyatakan telah menghasilkan bubuk yang bisa men-transmutasi air raksa menjadi perak atau emas.
 
[[Robert Boyle]] ([[1627]]–[[1691]]), lebih dikenal dengan studinya tentang gas (cf. [[hukum Boyle]]) merintis metode ilmiah dalam penyelidikan kimiawi. Ia tidak memiliki asumsi apa-apa dalam eksperimennya dan ia menghimpun tiap data yang relevan; dalam sebuah eksperimen, Boyle akan mencatat tempat di mana eksperimen berlangsung, karakteristik angin, posisi matahari dan bulan, dan angka barometer, siapa tahu hal-hal tersebut terbukti relevan.<ref>{{cite book | author=Pilkington, Roger | title=Robert Boyle: Father of Chemistry | location=London | publisher=John Murray | year=1959 | page=11 }}</ref> Pendekatan ini suatu saat membawa pada pembentukan ilmu kimia modern pada [[abad 18]] dan [[abad 19]] , Berdasarkan penemuan revolusioner dari [[Antoine Lavoisier|Lavoisier]] dan [[John Dalton]] — yang pada akhirnya menyediakan kerangka kerja yang logis, kuantitatif dan dapat diandalkan untuk memahami transmutasi materi, serta mengungkapkan kegagalan tujuan alkimia yang telah berlangsung lama seperti misalnya batu fisuf.
 
Sementara itu, alkimia Paracelsian menuntun pada pengembangan ilmu obat-obatan modern. Para eksperimentalis secara berangsur-angsur menemukan cara kerja tubuh manusia, seperti peredaran darah ([[William Harvey|Harvey]], [[1616]]), dan pada suatu saat mengetahui bahwa banyak penyakit disebabkan oleh infeksi kuman ([[Robert Koch|Koch]] and [[Louis Pasteur|Pasteur]], [[abad 19]]) atau kekurangan vitamin dan zat gizi alami. Didukung oleh perkembangan paralel dalam ilmu kimia organik, ilmu pengetahuan baru itu dengan mudahnya menggeser alkimia dari perannya di bidang medis, interpretif dan preskriptif, sekaligus mengurangi harapan terhadap obat/ramuan ajaib dan membeberkan ketidakefektifan dan bahkan kadar racun yang dimiliki obat semacam itu.