Rakai Warak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 30:
Dengan demikian, menurut Muljana, Balaputradewa tidak mewarisi takhta Sriwijaya dari Dharmasetu. Balaputradewa bisa menjadi raja Sriwijaya karena ia merupakan anggota [[Wangsa Sailendra]], yaitu sebuah dinasti yang saat itu berkuasa di [[pulau Jawa]] dan [[Sumatra]]. Keberhasilan Wangsa Sailendra menaklukkan Kerajaan Sriwijaya terjadi pada masa pemerintahan Dharanindra. Raja ini dijuluki sebagai “penakluk musuh perwira” yang kekuasaannya bahkan mencapai [[Kamboja]] dan [[Campa]].
 
Sepeninggal Dharanindra, putranya yang bernama Samaragrawira naik takhta. Meskipun ia dipuji sebagai pahlawan perkasa dalam prasasti Nalanda, namuntetapi raja baru ini mungkin tidak sekuat ayahnya. Hal itu terbukti dengan ditemukannya prasasti Po Ngar yang menceritakan bahwa, Kamboja berhasil melepaskan diri dari penjajahan Jawa pada tahun [[802]]. Saat itu Dharanindra kemungkinan sudah meninggal, sedangkan Samaragrawira sebagai raja baru tidak mampu menaklukkan negeri itu kembali.
 
Atas dasar tersebut, pada akhir pemerintahan Samaragrawira, kekuasaan Wangsa Sailendra pun dibagi menjadi dua agar pengawasannya lebih mudah. Kekuasaan tersebut diserahkan pada kedua putranya, yaitu Samaratungga di pulau Jawa, serta Balaputradewa di pulau Sumatra.