Operasi Trikora: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ibukota → ibu kota |
k namun (di tengah kalimat) → tetapi |
||
Baris 20:
== Latar belakang ==
Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada [[17 Agustus]] [[1945]], Indonesia mengklaim seluruh wilayah [[Hindia Belanda]], termasuk [[Papua bagian barat|wilayah barat]] [[Pulau Papua]]. Namun, pihak [[Belanda]] menganggap wilayah itu masih menjadi salah satu [[provinsi]] Kerajaan Belanda. Pemerintah Belanda kemudian memulai persiapan untuk menjadikan Papua negara merdeka selambat-lambatnya pada tahun [[1970-an]]. Namun pemerintah Indonesia menentang hal ini dan Papua menjadi daerah yang diperebutkan antara Indonesia dan Belanda. Hal ini kemudian dibicarakan dalam beberapa pertemuan dan dalam berbagai forum internasional. Dalam [[Konferensi Meja Bundar]] tahun [[1949]], Belanda dan Indonesia tidak berhasil mencapai keputusan mengenai Papua bagian barat,
Pada bulan Desember [[1950]], [[Perserikatan Bangsa-Bangsa|PBB]] memutuskan bahwa Papua bagian barat memiliki hak merdeka sesuai dengan pasal 73e [[Piagam PBB]]. Karena Indonesia mengklaim Papua bagian barat sebagai daerahnya, Belanda mengundang Indonesia ke [[Mahkamah Internasional]] untuk menyelesaikan masalah ini,
Pada tanggal [[6 Maret]] [[1959]], harian ''[[New York Times]]'' melaporkan penemuan [[emas]] oleh pemerintah Belanda di dekat [[laut Arafura]]. Pada tahun [[1960]], [[Freeport Sulphur]] menandatangani perjanjian dengan Perserikatan Perusahaan Borneo Timur untuk mendirikan tambang [[tembaga]] di [[Timika]],
== Persiapan ==
=== Militer ===
[[Berkas:Irian.jpg|jmpl|[[KRI Irian]], Penjelajah kelas Sverdlov ]]
Indonesia mulai mencari bantuan senjata dari luar negeri menjelang terjadinya konflik antara Indonesia dan Belanda. Indonesia mencoba meminta bantuan dari Amerika Serikat,
<ref name="Sibero">
{{cite news
Baris 101:
Keadaan ini berubah sejak tahun 1958, di mana kekuatan militer Belanda terus bertambah dengan kesatuan dari ''Koninklijke Landmacht'' (Angkatan Darat Belanda) dan ''Marine Luchtvaartdienst''. Selain itu, [[batalyon]] infantri [[6 (angka)|6]] Angkatan Darat merupakan bagian dari Resimen Infantri ''Oranje Gelderland'' yang terdiri dari [[3 (angka)|3]] [[batalyon]] yang ditempatkan di [[Sorong]], [[Fakfak]], [[Merauke]], [[Kaimana]], dan [[Teminabuan]].<ref name="Pusjarah"/>
=== Operasi-operasi Indonesia ===
Sebuah operasi rahasia dijalankan untuk menyusupkan sukarelawan ke Papua bagian barat. Walaupun Trikora telah dikeluarkan,
Hampir semua kekuatan yang dilibatkan dalam Operasi Trikora sama sekali belum siap, bahkan semua kekuatan udara masih tetap di Pulau [[Jawa]]. Walaupun begitu, [[TNI Angkatan Darat]] lebih dulu melakukan penyusupan sukarelawan, dengan meminta bantuan [[TNI Angkatan Laut]] untuk mengangkut pasukannya menuju pantai Papua bagian barat, dan juga meminta bantuan [[TNI Angkatan Udara]] untuk mengirim 2 pesawat Hercules untuk mengangkut pasukan menuju target yang ditentukan oleh TNI AL.<br />
Misi itu sangat rahasia, sehingga hanya ada beberapa petinggi di markas besar TNI AU yang mengetahui tentang misi ini. Walaupun misi ini sebenarnya tidaklah rumit, TNI AU hanya bertugas untuk mengangkut pasukan dengan pesawat Hercules, hal lainnya tidak menjadi tanggung jawab TNI AU.<br />
Baris 110:
Pertempuran Laut Aru pecah pada tanggal [[15 Januari]] 1962, ketika 3 kapal milik Indonesia yaitu [[KRI Macan Kumbang]], [[KRI Macan Tutul]] yang membawa Komodor [[Yos Sudarso]], dan [[KRI Harimau]] yang dinaiki Kolonel [[Sudomo]], Kolonel Mursyid, dan Kapten Tondomulyo, berpatroli pada posisi 4°49' [[LS]] dan 135°02' [[BT]]. Menjelang pukul 21:00 [[WIT]], Kolonel Mursyid melihat tanda di [[radar]] bahwa di depan lintasan 3 kapal itu, terdapat 2 kapal di sebelah kanan dan sebelah kiri. Tanda itu tidak bergerak, di mana berarti kapal itu sedang berhenti. Ketika 3 KRI melanjutkan laju mereka, tiba-tiba suara pesawat jenis Neptune yang sedang mendekat terdengar dan menghujani KRI itu dengan bom dan peluru yang tergantung pada parasut.<ref name="intisari Juli"/><br />
Kapal Belanda menembakan tembakan peringatan yang jatuh di dekat KRI Harimau. Kolonel Sudomo memerintahkan untuk memberikan tembakan balasan,
=== Operasi penerjunan penerbang Indonesia ===
Pasukan Indonesia di bawah pimpinan Mayjen Soeharto melakukan operasi infiltrasi udara dengan menerjunkan penerbang menembus radar Belanda. Mereka diterjunkan di daerah pedalaman Papua bagian barat. Penerjunan tersebut menggunakan pesawat angkut Indonesia,
Pada tanggal [[19 Mei]] 1962, sekitar 81 penerjun payung terbang dari [[Bandar Udara Pattimura]], [[Kota Ambon|Ambon]], dengan menaiki pesawat Hercules menuju daerah sekitar Kota Teminabuan untuk melakukan penerjunan. Saat persiapan keberangkatan, komandan pasukan menyampaikan bahwa mereka akan diterjunkan di sebuah perkebunan teh, selain itu juga disampaikan sandi-sandi panggilan, kode pengenal teman, dan lokasi titik kumpul, lalu mengadakan pemeriksaan kelengkapan perlengkapan anggotanya sebelum masuk ke pesawat Hercules. Pada pukul 03:30 WIT, pesawat Hercules yang dikemudikan Mayor Udara T.Z. Abidin terbang menuju daerah Teminabuan.<br />
Dalam waktu tidak lebih dari 1 [[menit]], proses pendaratan 81 penerjun payung selesai dan pesawat Hercules segera meninggalkan daerah Teminabuan. Keempat mesin Allison T56A-15 C-130B Hercules terbang menanjak untuk mencapai ketinggian yang tidak dapat dicapai oleh pesawat Neptune milik Belanda.<ref name="Sibero"/><br />
Baris 172:
|quote = Indonesia's final preparation for the assembly meetings have been described by several people, including assembly members. They allege that members were isolated beforehand in camps for several weeks. Forbidden to contact friends and relatives and often under armed guard, they were then subjected to a series of threats and bribes by the authorities to do exactly as they were told.
}}</ref><br />
Pepera ini disaksikan oleh dua utusan [[PBB]],
|url = http://tapol.gn.apc.org/reports/droogleverengsum.htm
|title = Act of Free Choice: The Papuans of Western New Guinea and the limitations of the right to self determination
Baris 179:
|author = The Indonesia Human Rights Campaign
|language = Inggris
}}</ref> Hasil PEPERA adalah Papua bergabung dengan Indonesia,
=== Setelah penggabungan ===
|