Louis V dari Prancis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 39:
Setelah kematian ayahandanya pada tanggal 2 Oktober 986, Louis V yang telah dinobatkan menjadi Raja Franka yang tak terbantahkan lagi. Namun pada saat itu, terdapat dua faksi di istana Franka: satu dipimpin oleh Uskup agung Adalberon dari Reims dan Ratu Emma, yang, sangat dipengaruhi oleh ibundanya [[Adelheid|Ratu Adelheid]], menginginkan pembaharuan hubungan persahabatan dengan [[Wangsa Ottonian]]; fraksi lainnya ingin melanjutkan kebijakan Lothaire, dan memanfaatkan minoritas [[Otto III, Kaisar Romawi Suci|Kaisar Otto III]], menginginkan sebuah kebijakan ekspansi ke timur dan pemulihan [[Lotharingia]]. Selain itu, raja muda tersebut mewarisi sebuah pertempuran antara garis keturunan ayahandanya dari raja-raja terpilih (yang telah terputus dua kali oleh [[Wangsa Kapetia|raja-raja Robertian]] dan sekali oleh [[Wangsa Boso]]), dan [[Wangsa Ottonian]] dari [[Kaisar Romawi Suci]] [[Otto I, Kaisar Romawi Suci|Otto I.]] Sebagai pembela Roma, Otto I memiliki kekuatan untuk memberi nama ulama di wilayah Carolingia, dan ulama yang ia tunjuk tidak mendukung rakyat Carolingia.
 
Awalnya, Ratu Emma mendominasi situasi ini, namuntetapi pada musim panas tahun 986 terjadi pembalikan: Partai Anti-Ottonian menang, setelah itu ia dipaksa untuk meninggalkan istana dan berlindung dengan [[Hugues Capet]]. Peristiwa ini juga menempatkan Adalberon dalam keadaan sulit: telah diangkat oleh Otto I ke keuskupan agung Reims yang kuat, ia terpaksa meninggalkan kursi episkopalnya dan berlindung di salah satu bentengnya di sungai Meuse, yang termasuk dalam wilayah Ottonian. Pelarian Uskup Agung dirasakan oleh Louis V sebagai pengkhianatan; ia berbalik melawan Adalberon dan mengancamnya dengan pengepungan Reims. Masalahnya akhirnya diselesaikan di pengadilan istana di [[Compiègne]]. Namun sebelum pertemuan ini, Louis V berubah pikiran dan mencari rekonsiliasi dengan Adalberon, dan pada musim semi tahun 987, ia merencanakan sebuah pertemuan damai dengan [[Theophano|Permaisuri Theophano]], yang dapat bertindak atas nama putranya, Otto III. Sebelum semua kejadian kusut ini teratasi, Louis V meninggal pada tanggal 21 Mei 987<ref>Detlev Schwennicke, ''Europäische Stammtafeln: Stammtafeln zur Geschichte der Europäischen Staaten'', Neue Folge, Band III Teilband 1 (Marburg, Germany: Verlag von J. A. Stargardt, 1984), Tafel 116</ref> karena terjatuh saat berburu di Hutan Halatte di dekat kota [[Senlis, Oise]].<ref name="ReferenceA"/><ref>Jim Bradbury,''The Capetians: Kings of France, 987-1328'' (London: Hambledon Continuum, 2007), p. 46</ref> Ia dimakamkan di Biara Saint-Corneille di [[Compiègne]].
 
Ia tidak meninggalkan ahli waris yang sah, sehingga pamandanya Charles, Adipati Lorraine Hilir, dinominasikan sebagai ahli waris turun-temurun di atas takhta. Namun para ulama, termasuk Adalberon dan Gerbert (yang kemudian menjadi [[Paus Silvester II]]), berargumen dengan fasih untuk pemilihan [[Hugues Capet]], yang bukan hanya berdarah ningrat kerajaan, namuntetapi telah membuktikan dirinya melalui tindakan dan kekuatan militer. Capet terpilih ke atas takhta suku Franka dan Adalberon memahkotainya, semuanya dalam waktu dua bulan setelah kematian Louis V. Dengan demikian pemerintahan dinasti Karoling berakhir dan era [[Wangsa Kapetia|Kapetia]] telah dimulai.
 
== Silsilah ==