Kristologi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis) |
k namun (di tengah kalimat) → tetapi |
||
Baris 41:
=== Kristologi Abad 2 - 11) ===
'''Pada abad kedua''', Kristologi belum terlalu diperdebatkan,
==== Kristologi-Logos ====
Baris 77:
=== Abad Pertengahan ===
Selama Abad pertengahan hingga masa [[Reformasi Protestan]], ajaran tentang Kristus tidak terlalu banyak berkembang, ditandai dengan tafsir [[filsafat]] saja oleh orang-orang Yunani.<ref name="Jonge" /> Luther dididik dalam teologi Skolastik,
=== Modern ===
Teologi umumnya mengikuti perkembangan, tidak [[komprehensif]] namun [[framentaris]], [[kontekstual]], [[multikultural]], dapat diterima oleh budaya setempat.<ref name="Jurnal Filsafat" /> [[Teologi Kristen]] yang berpusat pada kristologi juga demikian, perjumpaan dengan Kristus selalu dialami dalam konteks tertentu, mengindahkan kenyataan hidup umat (Kristen) yang dilayani yang berada dalam pluralisme konteks.<ref name="Jurnal Filsafat" />
Kristologi dalam perjumpaan dengan umat beragama lain dapat membantu umat Kristen membaca Kristus dengan lebih luas, Kristus dalam Filipi 2:7-8 menyatakan Kristus sebagai manusia, bahkan ''hamba''.<<ref name="Jurnal Filsafat" /> Ini komentar dari umat [[Buddha]] di [[Srilanka]].<ref name="Jurnal Filsafat" /> Dari Umat [[Islam]], Yesus dianggap [[Nabi]], mengikuti Yesus berarti mengikuti nabi dan hidup [[profetis]], menjadi saksi Allah dalam berbela rasa terhadap penderitaan mansuia.<ref name="Jurnal Filsafat" /> Kristus bukan milik [[ekslusifisme|ekslusif]] Gereja lagi,
'''Isu-isu''' pada zaman modern yang seharusnya dapat dijawab oleh Kristologi sangat beragam, [[pluralisme]], ke[[miskin]]an, perang, penderitaan, bencana alam dsb.<ref name="Jurnal Filsafat" /><ref name="Hick">{{en}} John Hick., Dalam Dialog dengan [[Paul F. Knitter]] ''Dialogues in the philosophy of religion'' New York: Palgrave, 2001</ref> [[John Hick]] mengutip pandangan [[Paul F. Knitter|Knitter]] tentang keunikan Yesus dalam lima hal; 1. Agama lain mungkin juga menjadi bagian dari karya Allah yang ingin menyelamatkan manusia,
=== Kristologi Feminis ===
Baris 98:
=== Kemanusiaan Yesus ===
[[Berkas:Kristologi.jpg|130px|jmpl|bottom|Yesus manusia dari Buku Imanuel karya Tom Jacobs]]
Pada abad-abad pertama dan kedua, para [[Bapa Gereja]] dianggap lebih memikirkan hakikat keilahian Kristus, tidak terlalu dijelaskan tentang kemanusiaan-Nya.<ref name="Lohse" /> Seperti yang diyakini oleh [[Athanasius]] yang mengakui jiwa Kristus,
[[Nestorius]] dari [[Cyrillus]] juga tidak mengakui hakikat kemanusiaan Kristus, apalagi ada sebutan [[Theotokos|Bunda Allah]] bagi Maria, hal ini tidak masuk akal banginya.<ref name="Berkhof & Enklaar" /> Jika Yesus melakukan tindakan yang penuh kuasa (mujizat) maka sebenarnya yang bertindak adalah Allah, jika Yesus sengsara dan mengalami mati, maka dia adalah manusia.<ref name="Berkhof & Enklaar" /> Namun hal ini bukanlah merupakan keesaan, melainkan keduaan, sebab hakikat mereka tidaklah sama.<ref name="Berkhof & Enklaar" /> Yang sama antar Yesus dan Allah adalah kehendaknya, sebab Merek berkasih-kasihan, katanya.<ref name="Berkhof & Enklaar" />
Baris 138:
=== Karl Rahner (1904-1984) ===
'''Karl Rahner''' dilahirkan di keluarga Katolik Bavaria - Jerman Barat, terdidik dalam ketaatan.<ref name="Kilby">{{en}}Karen Kylbi., Karl Rahner - terjemahan, Yogyakarta: Kanisius, 2001</ref> Pada [[Perang Dunia II]] tidak dikenal,
'''[[Karl Rahner]]''' dalam berkristologi ingin menekankan pada "sesuatu" yang berasal dari dialektis (perjumpaan) antara simbol dan penyimbolan, terkhusus pada simbol Yesus.<ref name="Clifford" /> Simbol menurut Rahner adalah "sesuatu yang menjadi perantara sesuatu lain dari dirinya sendiri, petunjuk penting bahwa Yesus adalah benar-benar dari Allah untuk dunia.<ref name="Clifford" /> ''Kristologi [[Thomas Aquinas]]'' yang berpusat pada [[inkarnasi]] Allah pada diri Yesus.<ref name="Davies">{{en}}Brian Davies., The thought of Thomas Aquinas,New York: Oxford University Press, 1992</ref> [[Karl Rahner]] menyebutnya, Yesus sebagai "Tuhanku dan Allahku".<ref name="Davies" /> Melalui teori simbol (Yunani : ''σύμβολο'') bahwa melalui yang ada saat ini, maka ia merasa bisa mendapati yang lain.<ref name="Barth" /> Melalui kemanusiaan Kristus yang terbatas, Allah yang tak terbatas bisa didapat.<ref name="Kilby" /> Bagi Rahner, Kedatangan Kristus bukan karena semata-mata harus mengampuni dosa manusia, melainkan karena rahmat.<ref name="Barth" /> Seandainya [[Adam]] tidak berdosa, Rahner mengandaikan Kristus tetap akan datang kedunia, meninggal, dan bangkit kembali.<ref name="Barth" /> Rahner tidak menolak kenyataan atau daya tarik dosa dan kejahatan, ia juga tidak menyangkal bahwa inkarnasi, salib, dan kebangkitan kembali berkaitan dengan pengampunan dosa.<ref name="Kilby" /> Tetapi itu semua bukanlah pokok persoalannya; Kristus tidak bisa dilihat '''hanya''' sebagai obat bagi [[Dosa (Kristen)|dosa-dosa]] manusia.<ref name="Barth" /> Dosa, seperti yang dilihat oleh Rahner, tidak bisa menjadi motor penggerak cerita tentang keterlibatan Allah dengan [[dunia]].<ref name="Kilby" />
|