Suku Dayak Benuaq: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Viorian (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
LaninBot (bicara | kontrib)
k ibukota → ibu kota
Baris 38:
'''Kekerabatan Orang Benuaq dengan Orang [[Suku Kutai]]'''
 
Mengenai nama Kutai, ada pendapat bahwa itu memang bukan menunjuk nama etnis seperti yang menjadi identitas sekarang. Sebaliknya ada yang berpendapat nama [[Kutai]] selain menunjuk pada teritori. Sumpah Palapa Patih Gajah Mada di [[Majapahit]] sempat menyebutkan Tunjung Kuta, ada pula yang mengatakan tulisan yang benar adalah Tunjung Kutai. Dulu dalam buku sejarah Kutai ditulis Kutei, padahal istilah Kutei justru merupakan istilah dalam Bahasa Tunjung Benuaq, entah kapan istilah tersebut berubah menjadi [[Suku Kutai|Kutai]]. Istilah Kutai erat pula dengan istilah Kutaq – Tunjung Kutaq dalam bahasa Benuaq. Di pedalaman [[Mahakam]] terdapat nama pemukiman (kota kecamatan) bernama Kota Bangun – sekarang didiami etnis Kutai. Menurut catatan Penjajah Belanda dulu daerah ini diami orang-orang yang memelihara babi, dan mempunyai rumah bertiang tinggi. Menurut Orang Tunjung Benuaq, istilah [[Kota Bangun]] yang benar adalah Kutaq Bangun. Demikian pula di sekitar Situs Sendawar ada daerah yang namanya Raraq Kutaq (di Kec. [[Barong Tongkok, Kutai Barat|Barong Tongkok]], Kota [[Sendawar]] ibukotaibu kota [[Kutai Barat]]). Kutaq dalam bahasa Tunjung atau Benuaq berarti Tuan Rumah, jadi orang Tunjung Benuaq lebih dahulu/awal menyebut istilah ini dibandingkan versi lain yang menyebut Kutai berasal dari Bahasa Tionghoa – Kho dan Thai artinya tanah yang luas/besar.
 
Nama [[Tenggarong]] (ibukotaibu kota [[Kutai Kartanegara]]) menurut bahasa [[Dayak]] [[Benuaq|Orang Benuaq]] adalah Tengkarukng berasal dari kata tengkaq dan karukng, tengkaq berarti naik atau menjejakkan kaki ke tempat yang lebih tinggi (seperti meniti anak tangga), bengkarukng adalah sejenis tanaman akar-akaran. Menurut Orang Benuaq ketika sekolompok orang Benuaq (mungkin keturunan Ningkah Olo) menyusuri Sungai Mahakam menuju pedalaman mereka singgah di suatu tempat dipinggir tepian [[Mahakam]], dengan menaiki tebing sungai Mahakam melalui akar bengkarukng, itulah sebabnya disebut Tengkarukng, lama-kelamaan penyebutan tersebut berubah menjadi Tenggarong sesuai aksen Melayu.
 
Perhatikan pula nama-nama bangsawan [[Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura|Kutai Martadipura]] dan [[Kerajaan Kutai|Kutai Kartenagara]], menggunakan gelar [[Aji]]{{id}}[http://lembagaadatkutaiguntungcitra.blogspot.com/2009/05/nama-nama-raja-kutai.html] – bandingkan dengan nama Aji Tullur Jejangkat pendiri Kerajaan [[Sendawar]] (Dayak) – ayah dari Puncan Karna leluhur orang [[Kutai]]. Sisa kebudayaan Hindu yang sama-sama masih tersisa sebagai benang merah adalah [[Belian Kenjong]], [[Belian Dewa]] serta [[Belian Melas]]/Pelas. Ketiga belian tersebut syair/manteranya menggunakan bahasa [[Kutai]].