Kekaisaran Brasil: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-terpercaya +tepercaya)
LaninBot (bicara | kontrib)
k ibukota → ibu kota
Baris 74:
| stat_pop4 = 14.333.915
}}
'''Kekaisaran Brasil''' adalah sebuah negara yang berdiri pada abad ke-19 dan meliputi wilayah yang kini merupakan bagian dari [[Brasil]] dan [[Uruguay]]. Negara ini merupakan [[monarki konstitusional]] [[sistem parlementer|parlementer]] [[demokrasi representatif|representatif]] yang dipimpin oleh Kaisar [[Dom (gelar)|Dom]] [[Pedro I dari Brasil|Pedro I]] dan putranya, Dom [[Pedro II dari Brasil|Pedro II]]; keduanya merupakan anggota [[Wangsa Braganza]], salah satu cabang [[Dinasti Kapetia]]. Awalnya Brasil merupakan [[Brasil Kolonial|koloni]] [[Kerajaan Portugal]]. Wilayah ini kemudian menjadi pusat kedudukan [[Imperium Portugal]] pada tahun 1808 dengan [[Rio de Janeiro]] sebagai ibukotanyaibu kotanya setelah Dom [[João VI dari Portugal|João VI]] melarikan diri dari Portugal akibat invasi [[Napoleon I]]. João VI nantinya kembali ke Portugal dan meninggalkan putra sulung dan penerusnya, Pedro, di Brasil sebagai wali raja. Pada 7 September 1822, Pedro menyatakan [[kemerdekaan Brasil]] dan ia diangkat menjadi Kaisar Brasil pertama pada tanggal 12 Oktober setelah berhasil memenangkan perang melawan Portugal. Negara baru ini sangat besar, tetapi berpenduduk jarang dan memiliki keanekaragaman etnis.
 
Tidak seperti [[Amerika Hispanik|republik-republik Hispanik]] di sekelilingnya, Brasil menikmati stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi, serta secara [[konstitusi]]onal menjamin kebebasan berpendapat dan menghormati hak-hak sipil, walaupun terdapat batasan bagi perempuan dan budak; bahkan budak dianggap bukan sebagai warga negara, tetapi sebagai properti. Parlemen Kekaisaran Brasil yang [[bikameralisme|bikameral]] dan badan legislatif di tingkat provinsi dan lokal dipilih melalui metode yang relatif demokratis pada masa tersebut. Akibatnya, meletus konflik ideologis antara Pedro I dengan faksi di parlemen terkait peran raja dalam pemerintahan. Pedro I juga menghadapi permasalahan lain, seperti kegagalan dalam [[Perang Cisplatina]] melawan [[Provinsi Bersatu Río de la Plata]] yang mengakibatkan lepasnya salah satu provinsi Brasil (nantinya menjadi [[Uruguay]]) pada tahun 1828. Walaupun berperan penting dalam memerdekakan Brasil, Pedro menjadi Raja Portugal pada tahun 1826, tetapi mengundurkan diri untuk memberikan jabatan kepada putri tertuanya. Dua tahun kemudian takhta sang putri diambil alih oleh adik Pedro  I. Karena merasa tidak mampu mengurus masalah Brasil dan Portugal secara bersamaan, Pedro I mengundurkan diri dari jabatan Kaisar Brasil pada tanggal 7 April 1831 dan kemudian langsung berangkat ke Eropa untuk [[Peperangan Liberal|mengembalikan putrinya ke takhta]].
Baris 86:
[[Berkas:Brazil provinces 1825 (edit).PNG|jmpl|kiri|250px|alt=Peta yang menunjukkan Kekaisaran Brasil dan provinsi-provinsinya|Kekaisaran Brasil sekitar tahun 1824. RS=Rio Grande do Sul, RN=Rio Grande do Norte, PB=Paraíba, PE=Pernambuco, AL=Alagoas, SE=Sergipe. Ibukota kekaisaran Rio de Janeiro terletak di provinsi dengan nama yang sama.]]
 
Wilayah yang kini dikenal dengan nama Brasil diklaim oleh Portugal pada 22 April 1500, ketika penjelajah [[Pedro Álvares Cabral]] mendarat di pesisir wilayah tersebut.{{sfn|Viana|1994|pp=42–44}} Permukiman permanen didirikan pada tahun 1532, dan dalam tiga ratus tahun ke depan Portugal secara perlahan memperluas wilayahnya ke barat hingga hampir mencapai ujung perbatasan Brasil saat ini.{{sfn|Viana|1994|pp=59, 65, 66, 78, 175, 181, 197, 213, 300}} Pada tahun 1808, angkatan bersenjata Kaisar Prancis [[Napoleon I]] menyerbu Portugal dan memaksa keluarga kerajaan Portugal ([[Wangsa Braganza]], cabang [[Wangsa Kapetia]]) ke dalam pembuangan. Wangsa tersebut pindah ke kota Rio de Janeiro di Brasil, yang kemudian menjadi ibukotaibu kota tidak resmi [[Imperium Portugal]].{{sfn|Barman|1988|pp=43–44}}
 
Pada tahun 1815, putra mahkota Portugal pangeran Dom João (nantinya menjadi Dom [[João VI dari Portugal|João VI]]) yang saat itu bertindak sebagai wali mendirikan [[Kerajaan Bersatu Portugal, Brasil, dan Algarve]], sehingga menaikkan status Brasil dari koloni menjadi kerajaan. Satu tahun kemudian, ia naik takhta setelah kematian ibunya, [[Maria I dari Portugal]]. Ia kembali ke Portugal pada April 1821 dan menjadikan putra dan penerusnya, [[Pedro I dari Brasil|Pangeran Dom Pedro]], sebagai wali yang memerintah di Brasil.{{sfn|Barman|1988|p=72}}{{sfn|Viana|1994|p=396}} Pemerintah Portugal segera mencabut otonomi politik yang diberikan kepada Brasil semenjak tahun 1808.{{sfn|Barman|1988|pp=75, 81–82}}{{sfn|Viana|1994|pp=399, 403}} Ancaman pencabutan otonomi memicu perlawanan di Brasil. [[José Bonifácio de Andrada]] dan pemimpin-pemimpin Brasil lainnya berhasil meyakinkan Pedro untuk menyatakan kemerdekaan Brasil dari Portugal pada 7 September 1822.{{sfn|Viana|1994|pp=408–408}}{{sfn|Barman|1988|p=96}} Pada 12 Oktober, sang pangeran dinyatakan sebagai Pedro I, Kaisar pertama Kekaisaran Brasil, yang merupakan sebuah monarki konstitusional.{{sfn|Viana|1994|pp=417–418}}{{sfn|Barman|1988|pp=101–102}} Deklarasi kemerdekaan ini ditentang oleh satuan militer yang masih setia kepada Portugal. Akibatnya, meletuslah perang kemerdekaan di seluruh negeri, dan pertempuran pecah di wilayah utara, timur laut, dan selatan. Tentara Portugal terakhir menyerah pada Maret 1824,{{sfn|Viana|1994|pp=420–422}}{{sfn|Barman|1988|pp=104–106}} dan kemerdekaan Brasil [[Traktat Rio de Janeiro (1825)|diakui]] oleh Portugal pada Agustus 1825.{{sfn|Barman|1988|p=128}}
Baris 104:
 
=== Konsolidasi ===
[[Berkas:Recife 1851 01.png|jmpl|kiri|200px|[[Recife]], ibukotaibu kota [[Pernambuco]] ([[Região Nordeste do Brasil|wilayah timur laut]] Brasil), dua tahun setelah [[pemberontakan Praieira]].]]
 
Untuk mencapai tujuan mereka, kaum liberal bersekutu dengan kelompok pelayan istana berkedudukan tinggi dan politikus penting: "Faksi Orang Istana". Orang-orang istana ini merupakan bagian dari lingkaran dalam kaisar dan berpengaruh terhadap kaisar,{{sfn|Barman|1999|p=49}} sehingga kabinet diisi oleh orang-orang istana dan liberal. Namun, dominasi mereka tidak berlangsung lama. Pada tahun 1846, Pedro II telah matang secara jasmani maupun kejiwaan. Ia bukan lagi seorang pemuda berusia 14 tahun yang mudah dipengaruhi oleh gosip, usulan rencana rahasia, atau taktik manipulatif lain;{{sfn|Barman|1999|p=109}} kelemahan sang kaisar muda mulai menghilang secara perlahan dan kelebihannya semakin tampak.{{sfn|Barman|1999|p=109}} Ia berhasil menghentikan pengaruh orang-orang istana dengan mengeluarkan mereka dari lingkaran dalamnya tanpa perlu mengakibatkan gangguan ketertiban umum.{{sfn|Barman|1999|p=114}} Ia juga memberhentikan orang-orang liberal, yang terbukti tidak efektif dalam menjalankan tugas jabatannya, dan meminta kaum konservatif untuk membentuk pemerintahan pada tahun 1848.{{sfn|Barman|1999|p=123}}
Baris 239:
Tanggung jawab Majelis Provinsial meliputi penetapan anggaran provinsial dan munisipal beserta pemungutan pajak yang diperlukan untuk menopang anggaran tersebut; penyediaan pendidikan dasar dan menengah (pendidikan menengah ke atas merupakan tanggung jawab pemerintah nasional); pengawasan dan pengendalian pengeluaran provinsial dan munisipal; serta penegakan hukum dan pemeliharaan anggota polisi. Majelis mengendalikan pembuatan dan penghapusan jabatan pegawai negeri provinsial dan munisipal beserta penentuan gajinya. Pengangkatan, penangguhan dan pemecatan pegawai negeri merupakan hak presiden (gubernur) provinsi, tetapi bagaimana dan dalam situasi apa hak prerogatif tersebut dapat digunakan ditentukan oleh Majelis. Penyitaan properti pribadi untuk kepentingan provinsial atau munisipal (dengan pemberian ganti rugi moneter) juga merupakan hak Majelis.{{sfn|Dolhnikoff|2005|p=99}} Nyatanya, Majelis Provinsial dapat menetapkan peraturan daerah apapun tanpa harus diratifikasi Parlemen selama perda tersebut tidak melanggar konstitusi. Namun, provinsi tidak diperbolehkan membuat peraturan daerah mengenai urusan pidana, prosedur pidana, hak dan kewajiban perdata, angkatan bersenjata, anggaran nasional, atau urusan yang terkait dengan kepentingan nasional (seperti hubungan luar negeri).{{sfn|Dolhnikoff|2005|p=100}}
 
Presiden-presiden provinsi diangkat oleh pemerintah nasional dan secara teoretis bertugas memerintah provinsi. Nyatanya, kekuasaan mereka bervariasi di setiap provinsi berdasarkan pengaruh dan karakter pribadi mereka. Pemerintah nasional ingin memastikan kesetiaan mereka, sehingga presiden-presiden biasanya dikirim ke provinsi yang tidak memiliki ikatan politik, keluarga, atau hubungan lainnya dengan orang tersebut.{{sfn|Dolhnikoff|2005|p=102}} Agar mereka tidak dapat membangun kepentingan atau dukungan lokal yang kuat, masa jabatan presiden dibatasi selama beberapa bulan saja.{{sfn|Dolhnikoff|2005|p=102}} Presiden biasanya menghabiskan banyak waktu di luar provinsi mereka (biasanya berkelana ke provinsi asal mereka atau ibukotaibu kota kekaisaran), sehingga gubernur ''[[de facto]]'' sebenarnya adalah wakil presiden, yang dipilih oleh Majelis Provinsial dan biasanya berlatar belakang politikus lokal.{{sfn|Dolhnikoff|2005|p=103}} Presiden tidak memiliki wewenang untuk mengurangi otonomi lokal, dan ia lebih seperti agen pemerintah pusat yang fungsinya adalah untuk menyampaikan kepentingan nasional kepada kepala politikus provinsial. Presiden dapat digunakan oleh pemerintah nasional untuk mempengaruhi atau bahkan mencurangi pemilihan umum, walaupun presiden perlu bergantung kepada politikus lokal dan provinsial yang berasal dari partai politiknya agar dapat menjalankan tugasnya secara efektif. Akibatnya, terdapat hubungan yang kompleks antar mereka yang didasarkan pada balas jasa, kepentingan pribadi, tujuan partai, negosiasi, dan manuver politik lainnya.{{sfn|Dolhnikoff|2005|pp=110–112}}
 
''Câmara municipal'' (dewan kota) adalah badan pemerintahan di kota-kota yang sudah ada di Brasil semenjak masa kolonial pada abad ke-16. Dewan ini terdiri dari ''vereadores'' (anggota dewan), dan jumlahnya tergantung besarnya suatu kota.{{sfn|Dolhnikoff|2005|p=118}} Tidak seperti Dewan Umum Provinsial, konstitusi memberikan banyak otonomi kepada dewan kota. Namun, ketika Majelis Provinsial menggantikan Dewan Umum Provinsial pada tahun 1834, banyak wewenang dewan kota (seperti penetapan anggaran kota, pengawasan pengeluaran, penciptaan lapangan kerja, dan pengangkatan pegawai negeri) diserahkan kepada pemerintah provinsial. Selain itu, peraturan yang ditetapkan oleh dewan kota harus diratifikasi oleh Majelis Provinsial (tapi tidak oleh parlemen).{{sfn|Dolhnikoff|2005|p=83}} Meskipun ''Ato Adicional'' 1834 memberikan lebih banyak otonomi kepada provinsi-provinsi, amendemen tersebut menyerahkan otonomi kota kepada pemerintah provinsial.{{sfn|Dolhnikoff|2005|pp=118–119}} Di kota tidak ada jawaban wali kota, dan kota-kota diperintah oleh dewan kota bersama dengan presidennya (yang merupakan anggota dewan yang memperoleh paling banyak suara saat pemilihan umum).{{sfn|Rodrigues|1863|pp=134–135}}
Baris 284:
Beberapa konflik berlangsung antara Kekaisaran Brasil dengan tetangga-tetangganya. Brasil tidak pernah mengalami konflik serius dengan tetangga-tetangganya di utara dan barat akibat keberadaan hutan hujan Amazon yang sulit ditembus.{{efn-ua|Satu-satunya pengecualian adalah sengketa perbatasan di utara dan barat yang merupakan sengketa diplomatik kecil dengan Prancis dan Britania. Pada tahun 1830-an, kedua negara tersebut menduduki beberapa wilayah di utara dan mengklaimnya, tetapi tidak berhasil. Lihat {{harvnb|Viana|1994|p=575}}.}} Namun, di selatan, sengketa yang diwarisi dari masa penjajahan Portugal terkait dengan kendali atas sungai dan dataran yang membentuk garis perbatasan masih berlanjut.{{sfn|Vainfas|2002|p=329}} Akibat ketiadaan perbatasan yang disepakati oleh kedua belah pihak di wilayah tersebut, berbagai konflik internasional meletus, dari [[Perang Cisplatina]] hingga [[Perang Paraguay]].{{sfn|Vainfas|2002|pp=323–324}}
 
Duta Besar Amerika Serikat untuk Brasil [[James Watson Webb]] pada tahun 1867 menyatakan bahwa "setelah kita sendiri, Brasil adalah kekuatan besar di benua Amerika".{{sfn|Smith|2010|p=7}} Kebangkitan Brasil mulai disadari paling awal pada tahun 1844 oleh [[Menteri Luar Negeri Amerika Serikat]] [[John C. Calhoun]]: "setelah Amerika Serikat, Brasil adalah negara Amerika yang paling kaya, besar dan paling mapan."{{sfn|Smith|2010|p=18}} Pada awal tahun 1870-an,{{sfn|Lira 1977, Vol 2|p=9}} reputasi internasional Kekaisaran Brasil telah meningkat, dan negara ini termasuk negara terpandang di dunia internasional hingga kejatuhannya pada tahun 1889.{{sfn|Topik|2000|p=56}} Diplomat Amerika Serikat di ibukotaibu kota Brasil pada tahun 1880-an yang bernama [[Christopher Columbus Andrews]] menyebut Brasil sebagai "kekaisaran yang penting" dalam memoirnya.{{sfn|Barman|1999|p=306}} Pada tahun 1871, Brasil diminta menengahi sengketa antara Amerika Serikat dan Britania yang dikenal dengan nama [[Klaim Alabama]]. Pada tahun 1880, Kekaisaran Brasil menjadi penengah Amerika Serikat dan Prancis terkait kerugian yang dialami oleh warga Amerika Serikat selama [[intervensi Prancis di Meksiko]]. Pada tahun 1884, Brasil diminta menengahi sengketa antara Chili dengan beberapa negara lain ([[Prancis]], [[Kerajaan Italia|Italia]], Britania, [[Kekaisaran Jerman|Jerman]], [[Belgia]], [[Austria-Hongaria]], dan [[Swiss]]) terkait kerugian yang ditimbulkan oleh [[Perang Pasifik]].{{sfn|Rodrigues|1995|p=208}}
 
Pemerintah Brasil pada akhirnya merasa cukup percaya diri untuk menegosiasikan perjanjian dagang dengan Amerika Serikat 1889, yang merupakan perjanjian dagang pertama yang dibuat oleh Kekaisaran Brasil semenjak ditandatanganinya perjanjian dagang dengan Britania yang eksploitatif dan amat merugikan Brasil pada tahun 1826 (dibatalkan tahun 1844). Sejarawan Amerika Serikat Steven C. Topik menyatakan bahwa "upaya [Pedro II] untuk membuat perjanjian dagang dengan Amerika Serikat merupakan bagian dari strategi yang lebih besar untuk meningkatkan kedaulatan dan otonomi nasional." Tidak seperti saat ditandatanganinya perjanjian sebelumnya dengan Britania, Kekaisaran Brasil berada pada posisi yang memampukannya untuk meminta pasal yang lebih menguntungkan, karena negosiasi berlangsung pada saat Brasil menikmati kesejahteraan domestik dan martabat internasional.{{sfn|Topik|2000|p=60}}
Baris 313:
Pembangunan berskala besar berlangsung pada masa kekaisaran.{{sfn|Lira 1977, Vol 2|p=13}}{{sfn|Vasquez|2007|p=38}} Pada tahun 1850, terdapat lima puluh pabrik dengan jumlah modal sebesar Rs 7.000:000$000. Pada masa akhir kekaisaran pada tahun 1889, Brasil memiliki 636 pabrik dengan jumlah modal sebesar Rs 401.630:600$000 (sehingga rata-rata pertumbuhan jumlah pabrik setiap tahunnya adalah 6,74% dan rata-rata pertumbuhan jumlah modal pabrik setiap tahunnya adalah 10,94%).{{sfn|Viana|1994|p=496}} Sejarawan Steven C. Topik mengamati bahwa "di pedesaan terdengar gema suara besi sedang dipasang karena jalur kereta api dibangun dengan laju pembangunan yang paling berapi-api pada abad ke-19; memang, laju pembangunan pada tahun 1880-an merupakan yang terbesar kedua dalam sejarah Brasil berdasarkan nilai absolut. Hanya delapan negara di dunia yang membangun lebih banyak jalur kereta api daripada Brasil pada dasawarsa itu."{{sfn|Topik|2000|p=56}} Jalur kereta api pertama yang panjangnya hanya 15 km dibuka pada 30 April 1854{{sfn|Calmon|2002|p=222}} pada masa ketika kereta api masih belum ada di banyak negara Eropa.{{sfn|Lira 1977, Vol 2|p=13}} Pada tahun 1868, terdapat 718 km jalur kereta api.{{sfn|Calmon|2002|p=225}} Pada masa akhir kekaisaran pada tahun 1889, panjangnya telah bertambah menjadi 9.200 km, sementara 9.000 km lainnya sedang dalam pembangunan.{{sfn|Calmon|2002|p=226}} Maka dari itu, Kekaisaran Brasil merupakan negara dengan "jaringan kereta api terbesar di Amerika Latin".{{sfn|Topik|2000|p=56}}
 
Pabrik-pabrik juga dibangun di seluruh kekaisaran pada tahun 1880-an, sementara kota-kota Brasil mengalami modernisasi dan "menerima manfaat dari gas, listrik, sanitasi, [[telegraf]], dan [[tram]]. Brasil sedang memasuki dunia modern."{{sfn|Topik|2000|p=56}} Brasil merupakan negara kelima di dunia yang membangun selokan modern, negara ketiga yang membangun [[pengolahan limbah]]{{sfn|Lira 1977, Vol 2|p=13}} dan salah satu pelopor pemasangan jasa [[telepon]].{{sfn|Lira 1977, Vol 2|p=309}} Selain terus memperbaiki infrastruktur, Brasil juga merupakan negara Amerika Selatan pertama yang menggunakan lampu listrik untuk umum (pada tahun 1883){{sfn|Vainfas|2002|p=539}} dan negara kedua di Amerika (setelah Amerika Serikat) yang membangun jalur [[telegraf]] transatlantik yang menghubungkannya dengan Eropa pada tahun 1874.{{sfn|Lira 1977, Vol 2|p=13}} Jalur telegraf domestik pertama pertama kali dibuat pada tahun 1852 di Rio de Janeiro. Pada tahun 1889, terdapat 18.925 km jalur telegraf yang menghubungkan ibukotaibu kota negara dengan provinsi-provinsi Brasil yang jauh seperti [[Pará]] dan bahkan dengan negara-negara lain seperti [[Argentina]] dan [[Uruguay]].{{sfn|Calmon|2002|p=366}}
 
== Masyarakat ==
Baris 321:
Semenjak pertengahan akhir abad ke-18, ketika Brasil masih dijajah, pemerintah mencoba mengumpulkan data populasi. Namun, hanya sedikit ''[[capitanias]]'' (belakangan disebut provinsi) yang memberikan informasi yang diminta.{{sfn|Vainfas|2002|p=131}} Setelah kemerdekaan, pemerintah mendirikan komisi statistik berdasarkan dekret yang dikeluarkan pada tahun 1829 dengan mandat untuk mengadakan sensus nasional.{{sfn|Vainfas|2002|p=131}} Komisi ini gagal melaksanakan tugasnya dan dibubarkan pada tahun 1834. Pada tahun-tahun berikutnya, pemerintah provinsi diberi tugas untuk mengumpulkan informasi sensus, tetapi laporan mereka seringkali tidak lengkap atau tidak dikumpulkan sama sekali.{{sfn|Vainfas|2002|p=131}} Pada tahun 1851, upaya sensus nasional kembali gagal saat kerusuhan pecah. Hal ini diakibatkan oleh keyakinan yang salah di antara orang-orang beretnis campuran bahwa survei itu dirancang untuk memperbudak siapapun yang memiliki darah Afrika.{{sfn|Vainfas|2002|p=132}}
 
Sensus nasional yang sesungguhnya dengan cakupan yang luas dan menyeluruh dilaksanakan pada tahun 1872. Sensus melaporkan bahwa jumlah penduduk dan kota di Brasil masih sedikit, sehingga wilayah Brasil jarang penduduknya. Sensus menunjukkan bahwa Brasil memiliki jumlah penduduk sebesar 9.930.478 jiwa.{{sfn|Vainfas|2002|p=132}} Pemerintah sebelumnya membuat prakiraan sebesar 4.000.000 jiwa pada tahun 1823 dan 7.000.700 pada tahun 1854.{{sfn|Vainfas|2002|p=132}} Populasinya tersebar di 20 provinsi dan 641 munisipalitas (termasuk Munisipalitas Netral, ibukotaibu kota kekaisaran).{{sfn|Vainfas|2002|p=132}}
 
Di antara warga yang bukan budak, 23,4% laki-laki dan 13,4% perempuan dianggap melek huruf.{{sfn|Vainfas|2002|p=133}} 52% (5.123.869) penduduk adalah laki-laki.{{sfn|Vainfas|2002|p=133}} Sensus juga menunjukkan bahwa 24,6% penduduk merupakan anak-anak berusia di bawah 10 tahun; 21,1% adalah anak muda dan remaja berumur 11 hingga 20 tahun; 32,9% adalah orang dewasa yang berusia 21 hingga 40 tahun; 8,4% adalah orang yang berumur 41 hingga 50 tahun; 12,8% adalah orang yang berusia 51 hingga 70 tahun; dan hanya 3,4% populasi yang berusia di atas 71 tahun.{{sfn|Vainfas|2002|p=133}} Penduduk di wilayah timur laut dan tenggara mencakup 87,2% total populasi.{{sfn|Baer|2002|p=341}} Sensus kedua diadakan pada tahun 1890 ketika Republik Brasil masih berumur beberapa bulan. Hasilnya menunjukkan bahwa jumlah penduduk Brasil telah meningkat menjadi 14.333.915 jiwa.{{sfn|Ramos|2003|p=82}}
Baris 408:
Pasal lima konstitusi kekaisaran menyatakan [[Katolik]] sebagai [[agama negara]].{{sfn|Vainfas|2002|p=126}} Namun, para [[klerus|pemuka agama]] di Brasil kurang berpendidikan, kurang disiplin dan kekurangan tenaga,{{sfn|Barman|1999|p=254}}{{sfn|Carvalho|2007|p=151}} yang mengakibatkan hilangnya rasa hormat terhadap Gereja Katolik.{{sfn|Barman|1999|p=254}} Pada masa Pedro II, pemerintah kekaisaran mencoba melancarkan program reformasi untuk memperbaiki kekurangan ini.{{sfn|Barman|1999|p=254}} Karena Katolik merupakan agama resmi, kaisar mengendalikan banyak sekali urusan Gereja{{sfn|Barman|1999|p=254}} dan membayar gaji pemuka agama, mengangkat pastor paroki, mencalonkan [[uskup]], meratifikasi [[bulla kepausan]] dan mengawasi [[seminari]].{{sfn|Barman|1999|p=254}}{{sfn|Carvalho|2007|p=150}} Dalam program reformasi, pemerintah memilih uskup yang memenuhi persyaratan moral, pendidikan dan dukungan terhadap reformasi.{{sfn|Barman|1999|p=254}}{{sfn|Carvalho|2007|p=151}} Namun, dengan munculnya lebih banyak pemuka agama yang cakap, kendali pemerintah terhadap Gereja mulai tidak disukai.{{sfn|Barman|1999|p=254}}{{sfn|Carvalho|2007|p=151}} Para pemuka agama Katolik memilih mendekatkan diri kepada [[Paus (Katolik Roma)|Paus]] dan doktrin-doktrinnya. Akibatnya, muncul perselisihan antara pemuka agama dengan pemerintah pada tahun 1870-an, karena para pemuka agama menginginkan hubungan langsung dengan [[Vatikan|Roma]] sementara pemerintah ingin tetap mengawasi urusan gereja.{{sfn|Barman|1999|pp=254–256}}
 
Konstitusi memperbolehkan pengikut agama lain untuk mengamalkan ajaran agamanya, walaupun hanya dalam lingkup pribadi. Pembangunan tempat ibadah non-Katolik dilarang.{{sfn|Vainfas|2002|p=450}} Batasan-batasan ini sejak awal diabaikan oleh pihak berwenang dan warga. Di [[Belém]] (ibukotaibu kota provinsi Pará) [[sinagoge]] pertama dibangun pada tahun 1824.{{sfn|Vainfas|2002|p=450}} Orang [[Yahudi]] bermigasi ke Brasil setelah Brasil memperoleh kemerdekaannya dan biasanya menetap di provinsi Bahia dan Pernambuco di timur laut dan di provinsi Amazonas dan Pará di utara.{{sfn|Vainfas|2002|p=450}} Kelommpok Yahudi lain datang dari wilayah [[Alsace-Lorraine]] dan [[Rusia]].{{sfn|Vainfas|2002|pp=450–451}} Pada tahun 1880-an, terdapat beberapa komunitas Yahudi dan sinagoge yang tersebar di Brasil.{{sfn|Vainfas|2002|p=451}}
 
[[Protestan]] adalah kelompok lain yang mulai menetap di Brasil pada permulaan abad ke-19. Orang-orang Protestan pertama yang datang adalah orang Inggris, dan gereja [[Anglikan]] dibuka di Rio de Janeiro pada tahun 1820. Gereja-gereja Protestan lain kemudian dibangun di provinsi São Paulo, Pernambuco dan Bahia.{{sfn|Vainfas|2002|p=596}} Setelah itu, orang-orang Lutheran dari Jerman dan Swiss datang dan menetap di wilayah selatan dan barat daya dan membangun tempat ibadah mereka.{{sfn|Vainfas|2002|p=596}} Setelah meletusnya [[Perang Saudara Amerika]] pada tahun 1860-an, imigran dari Amerika Serikat bagian selatan menetap di São Paulo. Beberapa gereja Amerika mensponsori aktivitas-aktivitas misionaris di Brasil, seperti gereja [[Baptis]], [[Lutheran]], [[Kongregasional]]is dan [[Methodis]].{{sfn|Vainfas|2002|pp=596–597}}