Rabindranath Tagore: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
LaninBot (bicara | kontrib)
k analisa → analisis
Baris 85:
[[Berkas:Nandalall Bose 1913 The Hero Tagore.jpg|jmpl|200px|Karya Nandalall Bose yang merupakan ilustrasi dari karya cerpen Tagore yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa inggris berjudul "The Hero", diterbitkan pada 1913 oleh Macmillan.]]
 
Masa empat tahun dari 1891 hingga 1895, dikenal sebagai periode ''"Sadhana"'' (salah satu nama majalah yang diterbitkan oleh Tagore). Pada masa ini merupakan masa paling produktif dalam berkarya, menghasilkan lebih dari setengah karya yang dikemas dalam tiga volume ''Galpaguchchha'', yang merupakan kumpulan karya cerita, memuat delapan puluh empat karya.<ref name="Chakravarty_1961_45"/> Sebagaimana biasa ceritanya merupakan cerminan Tagore atas kehidupan dan lingkungannya, dituangkan dalam ide-ide modern dan potongan potongan cerita yang dirajut dalam pikiran sebagai sebuah cerita utuh dan mengesankan. Tagore umumnya menghubungkan satu cerita dengan cerita sebelumnya dengan kekuatan dari kegembiraan dan keriangan yang spontanitas; karakteristik ini terkoneksi dengan sangat baik sekali dengan kehidupan sehari hari Tagore di Patisar, Shajadpur dan Shilaidaha saat dia mengelola tanah milik keluarganya yang sangat luas.<ref name="Chakravarty_1961_45"/> Di sana, ia melindungi kehidupan masyarakat miskin; dengan cara ini Tagore menganalisamenganalisis kehidupan mereka dengan memasuki kehidupan mereka lebih dalam.<ref name="Chakravarty_1961_45-46">{{harvnb|Chakravarty|1961|pp=45-46}}.</ref> Dalam karya ''"The Fruitseller from Kabul"'', Tagore berbicara sebagai penduduk kota dan novelis yang juga menjadi pedagang dari [[Afganistan]]. Ia mencoba untuk menyelami rasa-memiliki oleh para penduduk urban di India yang lama terjebak dalam keduniawian dan dibatasi oleh kemelaratan, memberi impian dalam kehidupan yang lain di batasi oleh jarak dan kejamnya alam pegunungan: "Di suatu pagi di musim gugur, pada tahun ketika raja tua datang dan pergi untuk menaklukan; dan aku, yang tak pernah beranjak dari pojokan di Kolkata, membiarkan pikiranku mengembara ke seluruh dunia. Dalam setiap persinggahan di negara lain, hatiku tak pernah berubah... takkan jatuh tuk merajut jaringan mimpi: pegunungan, celah, hutan...".<ref name="Chakravarty_1961_48-49">{{harvnb|Chakravarty|1961|pp=48-49}}.</ref> Banyak cerita ''Galpaguchchha'' yang lainnya ditulis pada periode ''"Sabuj Patra"'' (1914-1917; juga merupakan nama majalah Tagore yang lainnya).<ref name="Chakravarty_1961_45"/>
 
''Golpoguchchho'' (Kumpulan cerita) merupakan kesusastraan fiksi Bengali yang paling populer, dijadikan sebagai subyek dalam banyak karya film dan seni teater yang meraih sukses. Film [[Charulata]] garapan [[Satyajit Ray]], diangkat dari karya novela yang penuh kontroversi, ''[[Nastanirh]]'' (''The Broken Nest''). Dalam ''Atithi'' (yang juga diangkat ke film), seorang [[Brahmana]] muda belia, Tarapada, berbagi tumpangan perahu dengan seorang [[zamindar]]. Anak muda ini menyatakan bahwa dia dulu kabur dari rumah, dan kemudian mengembara berkeliling. Merasa kasihan zamindar tersebut kemudian mengadopsi secara mngejutkan, menjodohkan dengan anak gadisnya sendiri. Yang mana, pada malam sebelum acara pernikahan, Tarapada kabur dari rumah zamindar. ''Strir Patra ("The Letter from the Wife")'' mngisahkan akan emansipasi wanita, yang pada masa itu sangat jarang diangkat dalam kesusastraan Bengali. Sang tokoh wanita, Mrinal, istri dari seorang pria kalangan menengah yang menganut pola [[patriarki]] — ayah memiliki kekuasaan penuh dalam keluarga) menulis surat ketika ia melakukan perjalanan (bagian dari keseluruhan cerita). Yang menceritakan kekurangan dalam hidup dan perjuangannya; dia akhirnya mengambil keputusan untuk tidak kembali kepada suaminya, dengan sebuah pernyataan ''"Amio bachbo. Ei bachlum" ("And I shall live. Here, I live")''. Dalam karya ''Haimanti'', menggambarkan tentang perkawinan dalam [[Hindu]] yang penuh dengan kemalangan dan penderitaan dalam perkawinan wanita Bengali, "penyakit" bermuka dua dalam kehidupan kelas menengah di India, dan bagaimana Haimanti, seorang wanita muda yang sensitif, harus mengorbankan hidupnya. Di bangian akhir, Tagore menyerang secara langsung adat Hindu yang meng-agungkan [[Sita]] melakukan pengorbanan diri sebagai menentramkan keraguan dari suaminya, [[Rama]]. Tagore juga mengungkap ketegangan Hindu-[[Muslim]] dalam karya ''Musalmani Didi'', yang dalam beragam cara pandang adalah pewujudan dari sari pati sisi kemanusiaan Tagore. Dalam karya yang lainnya, ''Darpaharan'' memamerkan kesadaran diri, bercerita tentang anak muda yang punya kemauan dan ambisi dalam dunia kesusastraan. Yang meskipun dia mencintai istrinya, ia berharap bisa meniti karier kesusastraannya.