Mundinglaya Dikusumah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 36.71.243.25 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Kenrick95Bot
Tag: Pengembalian
LaninBot (bicara | kontrib)
k ibukota → ibu kota
Baris 1:
{{rapikan|date=2011}}
'''Mundinglaya Dikusumah''' adalah cerita rakyat dari masyarakat [[Sunda]]. Cerita rakyat tersebut menceritakan kehidupan seorang pangeran yang kemudian diangkat menjadi raja saat [[Prabu Siliwangi]] memerintah kerajaan tersebut. [[Kerajaan Sunda]] sendiri sering disebut oleh orang [[Sunda]] sebagai [[Pajajaran]] (nama ibukotaibu kota kerajaan) setelah Cirebon dan Banten memisahkan diri dari kerajaan tersebut.
 
== Sumber ==
Baris 42:
”Ananda akan kembali dalam sebulan dan setuju dengan usulan Sunten Jaya.”
 
Dalam beberap minggu, pangeran Mundinglaya diajari oleh patih Lengser ilmu perang dan cara menggunakan berbagai senjata sebagai bersiapan untuk menghadapi rintangan yang akan ditemui selama perjalanan ke Jabaning Langit. Kemudian pangeran Mundinglaya meninggalkan Pajajaran. Karena dia tidak pernah keluar dari ibukotaibu kota tersebut, pangeran Mundinglaya tidak mengetahui jalan ke Jabaning Langit. Dengan berserah diri kepada Tuhan yang Maha Kuasa, sang pangeran pergi melewati berbagai hutan lebat untuk menemukan Jabaning Langit dan bertemu dengan para guriang.
 
Dalam perjalanan, pangeran Mundinglaya melewati kerajaan kecil Muara Beres (atau Tanjung Barat) yang merupakan bawahan dari Pajajaran. Disana pangeran Mundinglaya bertemu dan jatuh hati dengan putri kerajaan yang bernama Dewi Kania atau Dewi Kinawati. Mereka saling berjanji akan bertemu lagi setelah pangeran Mundinglaya berhasil menjalankan tugas dari Prabu silihwangi untuk memperoleh jimat layang salaka domas.