Tarekat Naqsyabandiyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 75:
 
Dia telah berpendapat bahwa dari semua jalan Tarekat, yang paling mudah diikuti ialah Tarekat Naqsyabandiyah dan beliau juga
 
telah memilihnya serta telah menunjukkan jalan ini kepada para murid dan penuntut kebenaran.
 
“Allahumma Ajzahu ‘Anna Jaza An Hasanan Kafiyan Muwaffiyan Li Faidhanihil Faidhi Fil Afaq”
 
Baris 84 ⟶ 82:
Hadhrat Shah Baha'uddin Naqsyabandi Bukhari Rahmatullah ‘alaih telah bersujud selama lima belas hari di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan penuh hina dan rendah diri, berdoa memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar ditemukan dengan jalan Tarekat yang mudah dan senang bagi seseorang hamba bagi mencapai Dzat Maha Esa. Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengabulkan doanya dan menganugerahkan tarekat yang khas ini disebut Naqshband atau masyhur disebut Naqsyabandiyah di dunia.
 
Naqsh berarti lukisan, ukiran, peta atau tanda dan Bandband pula berarti terpahat, terlekat, tertampal atau terpateri. Naqsyaband pada maknanya berarti “Ukiran yang terpahat” dan maksudnya adalah mengukirkan kalimah Allah Subhanahu Wa Ta’ala di hati sanubari sehingga dirinya benar-benar terpahat di dalam pandangan mata hati yakni pandangan Basirah. Adalah dikatakan bahwa Hadhrat Shah Baha'uddin Naqsyabandi tekun mengukirkan Kalimah Allah di dalam hatinya sehingga ukiran kalimah tersebut telah terpahat di hatinya. Amalan zikir ini diamalkan oleh sebagian besar Tarekat Naqsyabandiyah yaitu dengan menggambarkan Kalimah Allah dituliskan pada hati sanubari dengan tinta emas atau perak dan membayangkan hati itu sedang menyebut Allah Allah sehingga lafal Allah itu benar-benar terpahat di lubuk hati yang paling dalam.
 
Silsilah ‘Aliyah Naqsyabandiyah ini dinisbatkan kepada Hadhrat Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq Radhiyallahu ‘Anhu yang mana telah disepakati oleh sekalian ‘Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah sebagai sebaik-baik manusia sesudah Para Nabi ‘Alaihimus Solatu Wassalam. Asas Tarekat ini adalah seikhlas hati menuruti Sunnah Nabawiyah dan menjauhkan diri dari segala jenis Bid’ah merupakan syarat yang lazim.
 
Tarekat ini mengutamakan Jazbah [[Suluk]] yang mana dengan berkat Tawajjuh seorang Syeikh yang sempurna akan memberi petunjuk kepada seseorang penuntut/murid beberapa Ahwal dan Kaifiat yang dengannya Dzauq dan Shauq murid itu bertambah, merasakan kelezatan khas berzikir dan ibadah serta memperoleh ketenangan dan ketenteraman hati. Seseorang yang mengalami tarikan Jazbahjazbah disebut sebagai Majzubmajzub/Jadzabkadzab.
 
Dalam Tarekat Naqsyabandiyah ini, penghasilan Faidhz dan peningkatan derajat adalah berdasarkan persahabatan dengan Syeikh dan Tawajjuh Syeikh. Bersahabat dengan Syeikh hendaklah dilakukan sebagaimana Para Sahabat berdamping dengan Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Murid hendaklah bersahabat dengan Syeikh dengan penuh hormat. Sekadar mana kuatnya persahabatan dengan Syeikh, maka dengan kadar itulah cepatnya seseorang itu akan berjalan menaiki tangga peningkatan kesempurnaan Ruhaniah. Kaidah penghasilan Faidhz dalam Tarekat ini adalah sebagaimana Para Sahabat menghadiri majelis Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Baris 106 ⟶ 104:
“Bahwa engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat Nya”.
 
Semoga Allah Mengaruniakan Kita Taufik serta Hidayah.
 
== Perkembangan Thoriqoh Naqsyabandiyah di Dunia ==