Partai Sosialis Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mrbonbon (bicara | kontrib)
k sunting
Baris 38:
Partai Sosialis inilah yang sejak bulan [[November]] [[1945]] sampai pertengahan tahun [[1947]] menguasai [[daftar kabinet Indonesia|kabinet]], yaitu [[Kabinet Sjahrir I|Kabinet Syahrir I]], [[Kabinet Sjahrir II|II]], dan [[Kabinet Sjahrir III|III]] serta [[Kabinet Amir Sjarifuddin I|Kabinet Amir Syarifuddin I]] dan [[Kabinet Amir Sjarifuddin II|II]]. Bahkan beberapa anggota Partai Sosialis ini banyak duduk di kabinet sebagai menteri kala itu. Di Masa [[Revolusi Nasional Indonesia]] tersebut, dengan berkuasanya Syahrir dan Syarifuddin, Partai Sosialis tampak kuat. Bahkan punya laskar bernama Pesindo yang terkenal solid persenjataannya ketimbang yang lain.<ref>{{Cite news|url=https://tirto.id/nasib-suram-partai-gurem-dalam-sejarah-politik-tanah-air-chCb|title=Nasib Suram Partai Gurem dalam Sejarah Politik Tanah Air|newspaper=tirto.id|language=id-ID|access-date=2017-09-05}}</ref> Pesindo ini di kemudian hari pasca [[Pemberontakan PKI 1948]] menjadi Pemuda [[Pemuda Rakyat|Rakyat]].
 
Ketika terjadi keretakan antara kelompok Syahrir dengan kelompok Amir Syarifuddin sesudah jatuhnya [[Kabinet Amir Sjarifuddin II|Kabinet Amir Syarifuddin II]]; akibat perbedaan fahampaham dengan tokoh-tokoh yang cenderung pro komunisme dalam pimpinan Partai Sosialis. Syahrir memilih untuk membentuk partai baru, yaitu Partai Sosialis Indonesia (PSI), pada tanggal [[12 Februari]] [[1948]] di [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] dan memberikan dukungan kepada [[Kabinet Hatta I]]. Sedangkan kelompok Amir Syarifuddin mempertahankan Partai Sosialis yang kemudian menjadi oposisi bersama Sayap Kiri dan kelak dalam [[Pemberontakan PKI 1948]], menggabungkan diri ke dalam [[Front Demokrasi Rakyat]]. Menurut dr. [[Abdoel Halim|A. Halim]] (simpatisan PSI, namun bukan anggota partai), pendirian PSI pada 12 Februari 1948 terjadi dalam pertemuan di rumah Ibu [[Subadio Sastrosastomo|Soebadio Sastrosatomo]] di Kliteran. Hadir dalam rapat itu kira-kira sepuluh orang, [[Subadio Sastrosastomo|Soebadio Sastrosatomo]], [[Soepeno]], [[Djohan Sjahroezah]], [[Sugondo Djojopuspito]], Iskandar Tedjasukmana, dan lain-lain (termasuk dr. A. Halim). Dalam rapat, dengan suara bulat diputuskan untuk mendirikan Partai Sosialis Indonesia (PSI) dengan Sutan Sjahrir sebagai ketua yang terlepas dari Partai Sosialis. Dalam pendirian PSI di Kliteran, Sutan Sjahrir justru sedang berada di Bukittinggi pada waktu itu. Terjadi dilema oleh peserta rapat untuk menunggu kabar dari Sjahrir, namun atas pendapat dari dr. A. Halim yang mengatakan tidak perlu menunggu berita dari Sjahrir, tetapi namanya dimasukkan saja dalam nomor urut 1 yang tertera di bagian bawah kertas pengumuman hasil rapat dan dr. A. Halim mempunyai keyakinan bahwa Sjahrir pasti akan setuju. Dengan begitu berdirilah PSI di Kliteran, Yogyakarta dengan ketuanya berada di Bukittinggi pada waktu itu.<ref>dr. A. Halim. ''Sjahrir Yang Saya Kenal,'' dalam {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=GcyazKx7wqIC&pg=PA139&lpg=PA139&dq=oetojo+ramelan&source=bl&ots=uG067jA3K1&sig=b1nKMH6ZedRmMk9MX55vacR5kEQ&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjYso_CzcrZAhXGq48KHZkrAbsQ6AEIPzAE#v=onepage&q=oetojo%20ramelan&f=false|title=Mengenang Sjahrir: Seorang Tokoh Pejuang Kemerdekaan yang Tersisihkan dan Terlupakan|last=Anwar|first=Rosihan (ed.)|date=2010|publisher=PT Gramedia Pustaka Utama atas kerja sama dengan Soedjatmoko|year=|isbn=9789792250091|location=Jakarta|pages=138-139|language=id}}</ref>
 
== Asas ==