Naruhito: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 34:
== Awal kehidupan dan pendidikan ==
[[Berkas:Japan Koutaisi(son) Flag.svg|ka|jmpl|Bendera untuk putra mahkota jepang]]
Naruhito lahir pada 23 Februari 1960 jam 4:15 pm pada masa kekuasaan kakeknya, [[Hirohito|Hirohito, Kaisar Showa]], di Rumah Sakit [[Badan Rumah Tangga Kekaisaran]] di [[Istana Kekaisaran Tokyo]].<ref>{{Cite news|url=http://showa.mainichi.jp/news/1960/02/post-9a3e.html|title=浩宮徳仁親王(現皇太子)誕生|date=23 February 1960|work=Mainichi Shimbun|access-date=30 April 2019}}</ref> Sebelum kelahiran Naruhito, terdapat penentangan terhadap pernikahan kedua orangtuanya, [[Akihito]] dan [[Shōda Michiko|Shoda Michiko]], lantaran Michiko lahir dari keluarga non-bangsawan penganut Katholik. Dikatakan bahwa ibu Akihito, [[Permaisuri Kojun]], merupakan salah satu penentang kuat pernikahan putranya.<ref>{{cite web|author= |url=http://www.cbsnews.com/stories/2000/06/16/world/main206551.shtml?source=search_story |title=Japan's Dowager Empress Dead At 97 |publisher=[[CBS News]] |date=2000-06-16 |accessdate=2016-10-21}}</ref>
 
Masa kecilnya dilaporkan bahagia dan dia senang melakukan kegiatan semacam bermain biola,<ref>{{harvnb|Hills|2006|p=72}}</ref> mendaki gunung, dan menikmati ''jogging''.<ref name="Hills, Ben p. 60">{{harvnb|Hills|2006|p=60}}</ref> Saat kecil, dia dianugerahi gelar Pangeran Hiro (浩宮; ''Hiro-no-miya'').
 
Saat berusia empat tahun, Naruhito terdaftar di Gakushūin, lembaga pendidikan di Tokyo tempat keluarga bangsawan Jepang mengirim anak mereka bersekolah.<ref>{{harvnb|Hills|2006|pp=77–78}}</ref> Di SMA, Naruhito bergabung dengan klub geografi.<ref>{{harvnb|Hills|2006|p=79}}</ref> Naruhito lulus dari Universitas Gakushūin pada Maret 1982 dengan gelar ''Bachelor of Letters'' pada bidang sejarah. Pada bulan Juli tahun berikutnya, dia mengikuti program Bahasa Inggris intensif tiga bulan sebelum masuk Merton College, [[Universitas Oxford]], di [[Britania Raya]],<ref>{{harvnb|Hills|2006|pp=142–143, 152}}</ref> tempat dia mengikuti kuliah hingga 1986.
 
Saat menjadi mahasiswa Oxford, Naruhito melakukan perjalanan keliling Eropa dan bertemu beberapa keluarga istana, termasuk keluarga kerajaan Britania.<ref name="Hills, Ben p. 151"/> Tata krama di sana yang terbilang longgar untuk ukuran Jepang membuat kagum Naruhito. "[[Elizabeth II dari Britania Raya|Ratu Elizabeth II]]," dia mengatakan dengan terkejut, "menuangkan tehnya sendiri dan menyajikan sandwich."<ref>{{harvnb|Hills|2006|p=148}}</ref> Dia juga sempat bermain ski dengan [[Hans-Adam II dari Liechtenstein|Hans-Adam II]], Pangeran Liechtenstein, berlibur di [[Mallorca]] bersama [[Juan Carlos I dari Spanyol|Juan Carlos I, Raja Spanyol]], juga berlayar bersama [[Harald V dari Norwegia|Harald V (Raja Norwegia)]], [[Sonja Haraldsen dari Norwegia|Sonja Haraldsen (Permaisuri Norwegia)]], dan [[Beatrix dari Belanda|Beatrix (Ratu Belanda)]].<ref>{{harvnb|Hills|2006|pp=151–152}}</ref>
 
Saat kembali ke Jepang, Naruhito kembali terdaftar di Universitas Gakushūin untuk mendapat gelar Master Humaniora di bidang sejarah, berhasil mendapat gelar tersebut pada 1988.
Baris 47:
Hirohito mangkat pada Januari 1989 dan Akihito naik takhta sebagai kaisar yang baru. Sebagai putra tertua Akihito, Naruhito dinobatkan sebagai putra mahkota kekaisaran (皇太子, ''Kōtaishi'') pada 23 Februari 1991.
 
Naruhito tertarik pada kebijakan air dan pelestarian air. Pada Maret 2003, dalam perannya sebagai presiden kehormatan World Water Forum ketiga, dia menyampaikan pidato dalam acara pembukaan forum yang berjudul "Waterways Connecting Kyoto and Local Regions". Dalam kunjungannya ke Meksiko pada 2006, dia memberikan pidato utama pada acar pembukaan World Water Forum keempat, "Edo and Water Transport". Pada bulan Desember 2007, dia memberikan ceramah peringatan dalam pembukaan KTT Air Asia-Pasifik pertama, "Manusia dan Air: Dari Jepang ke Wilayah Asia-Pasifik".<ref name="kunaicho">{{cite web|title=Their Imperial Highnesses the Crown Prince and Crown Princess|url=http://www.kunaicho.go.jp/e03/ed03-03.html|accessdate=2 December 2016|archiveurl=https://web.archive.org/web/20021205130520/http://www.kunaicho.go.jp/e03/ed03-03.html|archivedate=5 December 2002}}</ref>
 
Naruhito juga menjadi patron bagi Olimpiade Musim Dingin 1998. Dia juga menjadi perwakilan Jepang dalam berbagai kunjungan kenegaraan. Dia juga pendukung Organisasi Kepanduan Sedunia dan pada 2006, menghadiri Nippon Jamboree ke-14. Naruhito juga menjadi wakil presiden kehormatan dari Palang Merah Jepang (日本赤十字社, ''Nippon Sekijūjisha'') sejak 1994.<ref name="kunaicho" />
 
Selama dua pekan pada tahun 2012, Naruhito mengambil peran ayahnya untuk sementara lantaran Akihito menjalani dan dalam masa pemulihan selepas operasi bypass jantung.<ref>{{cite news |url=https://www.bbc.co.uk/news/world-asia-17071024 |publisher=BBC News |title=Japanese Emperor Akihito's heart surgery 'a success' |date=18 February 2012}}</ref> Pada 30 April 2019, Kaisar Akihito secara resmi turun takhta dan merupakan kaisar pertama yang melakukannya sejak 200 tahun terakhir dalam sejarah Jepang. Naruhito secara resmi menjadi kaisar (天皇'', Tennō'') ke-126 pada 1 Mei 2019 dan masa kekuasaannya dinamakan [[zaman Reiwa]] (令和) yang bermakna "keselarasan nan indah." Saat kenaikan takhta Naruhito, adik laki-lakinya, [[Fumihito, Pangeran Akishino|Fumihito]], menjadi [[Pewaris sementara|pewaris takhta sementara]] sampai Naruhito memiliki seorang putra.
 
== Kehidupan pribadi ==
Naruhito pertama kali bertemu [[Owada Masako]] pada November 1986 di acara minum teh untuk [[Elena dari Borbón dan Grecia|Infanta Elena]],<ref>{{cite news|last1=Fitzpatrick|first1=Beth Cooney|title=Great Royal Weddings: Princess Masako and Crown Prince Naruhito|url=http://main.stylelist.com/2011/01/21/great-royal-weddings-princess-masako-and-crown-prince-naruhito/|accessdate=2 December 2016|agency=AOL|publisher=Stylelist|date=January 21, 2011|archiveurl=https://web.archive.org/web/20110910132147/http://main.stylelist.com/2011/01/21/great-royal-weddings-princess-masako-and-crown-prince-naruhito/|archivedate=10 September 2011}}</ref><ref name="Hills, Ben p. 150"/> saat Masako masih menjadi mahasiswi Universitas Tokyo. Naruhito segera tertarik dengannya<ref>{{harvnb|Hills|2006|pp=120–121}}</ref> dan mengatur pertemuan mereka beberapa kali pada pekan-pekan selanjutnya.<ref>{{harvnb|Hills|2006|p=123}}</ref> Hal ini menjadikan mereka berdua incaran tanpa henti dari awak media sepanjang 1987.<ref>{{harvnb|Hills|2006|p=136}}</ref>
 
Meskipun terdapat penentangan dari Badan Rumah Tangga Kekaisaran terhadap Masako dan Masako sendiri melanjutkan kuliah di Balliol College, Universitas Oxford, Naruhito masih menyukainya. Pada akhirnya, Masako menerima lamaran ketiga Naruhito pada 9 Desember 1992. Pihak istana secara resmi mengumumkan pertunangan mereka pada tanggal 19 Januari 1993 di Istana Kekaisaran. Pada tanggal 9 Juni 1993, Naruhito dan Owada Masako menikah di Gedung Kekaisaran Shinto di Tokyo yang dihadiri sekitar 800 tamu undangan, termasuk kepala negara dan keluarga istana Eropa, dan penonton media diperkirakan mencapai 500 juta orang di seluruh dunia.
 
=== Keturunan dan kontroversi ===
Pada Desember 1999, diumumkan kehamilan pertama Masako, tetapi kemudian keguguran.<ref name="life-china">{{cite news |title=Royal life takes its toll on Japan's crown princess|url=http://www.chinadaily.com.cn/english/doc/2004-08/02/content_356946.htm|newspaper=[[China Daily]]|date=2 August 2004 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20110606231921/http://www.chinadaily.com.cn/english/doc/2004-08/02/content_356946.htm |archivedate=6 June 2011|accessdate=16 November 2011}}</ref> Pada Desember 2001, Masako melahirkan seorang anak perempuan, [[Aiko, Putri Toshi|Putri Aiko]] (愛子内親王, ''Aiko naishin'nō''), yang kemudian dianugerahi gelar Putri Toshi (敬宮, ''toshi-no-miya'').
 
Pasangan Naruhito dan Masako yang hanya memiliki seorang anak perempuan setelah menikah sekian lama membuat kontroversi terkait masalah pewarisan takhta. Meski sebenarnya Jepang pernah memiliki delapan maharani (kaisar wanita) dalam sejarahnya, hukum pewarisan takhta Jepang diubah setelah [[Restorasi Meiji]], mengadopsi sistem pewarisan takhta [[Prusia]] yang melarang perempuan untuk naik takhta. Setelah kekalahan Jepang pada [[Perang Dunia II]], hanya keturunan dari garis laki-laki dari [[Yoshihito|Yoshihito (Kaisar Taisho)]] yang dianggap sebagai anggota resmi keluarga istana dan memiliki hak atas takhta, tidak dengan anggota Wangsa Yamato lain. Kaisar Taisho sendiri memiliki empat putra, tetapi selain putra sulungnya, garis keturunan putra-putranya terhenti lantaran tidak memiliki anak atau hanya memiliki anak perempuan. Putra tertua Kaisar Taisho, [[Hirohito|Hirohito (Kaisar Showa)]] memiliki dua putra, Akihito dan [[Masahito, Pangeran Hitachi|Masahito]]. Masahito tidak memiliki anak dari pernikahannya, sehingga keberlangsungan garis kekaisaran hanya melalui Kaisar Akihito yang memiliki dua putra, Naruhito dan [[Fumihito, Pangeran Akishino|Fumihito]]. Kedua putra Akihito ini sendiri tidak kunjung memiliki putra dan ini menimbulkan kekhawatiran akan matinya garis kekaisaran. Wacana untuk memperbolehkan pewarisan takhta dari garis perempuan juga mendapat penentangan. Masako sendiri dikabarkan menerima tekanan berat lantaran keadaannya yang sulit mengandung. Namun perdebatan ini mereda setelah istri Pangeran Fumihito melahirkan seorang putra, [[Pangeran Hisahito dari Akishino|Hisahito]], pada tahun 2006.
 
Pada tanggal 11 Juli 2008, Naruhito meminta pemahaman publik mengenai istrinya, Masako, yang menderita depresi dan didiagnosa mengalami gangguan penyesuaian dengan pihak keluarga kekaisaran. Adapun kabar bahwa Masako memiliki gangguan kejiwaan, Naruhito berkata, "Saya ingin (masyarakat) memahami bahwa Masako terus melakukan upaya maksimal dengan bantuan orang di sekitarnya untuk menghasilkan ahli waris laki-laki."<ref>{{cite news|url=http://www.gmanews.tv/story/106446/Japans-crown-prince-seeks-public-understanding-for-ailing-princess|title=Japan's crown prince seeks public understanding for ailing princess|agency=[[Associated Press]]|date=11 July 2008|publisher=[[GMA News and Public Affairs]]|accessdate=16 November 2011|deadurl=yes|archiveurl=https://web.archive.org/web/20110522062300/http://www.gmanews.tv/story/106446/Japans-crown-prince-seeks-public-understanding-for-ailing-princess|archivedate=22 May 2011|df=}}</ref><ref>Schreiber, Mark, "[http://www.japantimes.co.jp/news/2012/01/01/national/media-national/japans-troubled-royals-put-up-a-brave-front/ Japan's troubled royals put up a brave front]", ''[[Japan Times]]'' 1 January 2012, p. 13.</ref>
 
== Penghargaan ==
Baris 99:
 
* [[Aiko, Putri Toshi|Putri '''Aiko''']] (愛子内親王, ''Aiko naishin'nō''), bergelar Putri Toshi (敬宮, ''Toshi-no-miya''). Lahir 1 Desember 2001.
 
 
{{s-start}}
{{s-hou|[[Wangsa Kekaisaran Jepang|Wangsa Yamato]]|23 Februari|1960}}
{{s-roy|jp}}
{{s-bef|before=[[Akihito]]}}
{{s-ttl|title=[[Kaisar Jepang]]|years=1 Mei 2019 — sekarang}}
{{s-inc}}
{{s-end}}
 
== Lihat pula ==
Baris 117 ⟶ 108:
 
== Pranala luar ==
* [http://www.kunaicho.go.jp/e03/ed03-03.html Kunaicho |their Imperial Highnesses The Crown Prince and Crown Princess]
 
{{s-start}}
* [http://www.kunaicho.go.jp/e03/ed03-03.html Kunaicho |their Imperial Highnesses The Crown Prince and Crown Princess]
{{s-hou|[[Wangsa Kekaisaran Jepang|Wangsa Yamato]]|23 Februari|1960}}
{{s-roy|jp}}
{{s-bef|before=[[Akihito]]}}
{{s-ttl|title=[[Kaisar Jepang]]|years=1 Mei 2019 — sekarang}}
{{s-inc}}
{{s-end}}
{{Daftar Kaisar Jepang}}
{{Pangeran Jepang}}