Kalender Rowot Sasak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
'''Kalender Rowot Sasak''' merupakan sebuah pengetahuan lokal berupa sistem penanggalan tradisional yang berasal dari [[Suku Sasak]] di [[Pulau Lombok]], provinsi [[Nusa Tenggara Barat]] berdasarkan acuan kemunculan rasi bintang ''Rowot'' atau dikenal sebagai [[Pleiades (gugus bintang)|gugus bintang Lintang Kartika]] di ufuk timur pada waktu [[Subuh]]. Rasi bintang ''Rowot'' umumnya muncul disebelah timur dari bulan [[Agustus]] sampai bulan [[Desember]] yang ditandai dengan banyaknya ikan yang muncul di permukaan air laut. Kombinasi antara pengamatan langsung kemunculan rasi bintang ''Rowot'' dengan konsep perhitungan (''hisab'') pada [[Kalender Hijriyah]] dan [[Kalender Jawa]] dalam perhitungan kalender Rowot diduga kuat juga merupakan salah satu bukti akulturasi antara budaya [[Islam]], budaya [[Jawa]], dan budaya [[Sasak]] pada jaman dulu.<ref name="good">{{Cite web|url=https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/05/01/bintang-rowot-konsep-waktu-khas-suku-sasak|title=Inilah Konsep Waktu yang Unik, Khas Suku Sasak|last=Hananto|first=Akhyari|website=Good News From Indonesia|language=id|access-date=2019-04-21}}</ref>
 
Perayaan tahun baru pada Kalender Rowot Sasak dikenal oleh [[Suku Sasak]] sebagai ''Rowah Ngandang Rowot'' yang ditandai dengan penyajian jajanan tradisional berupa kue ''Cerorot'', yaitu kue tardisional khas [[Suku Sasak]] berbentuk terompet mini yang terbuat dari santan kelapa, gula merah, dan tepung beras dibalut dengan daun kelapa.<ref>{{Cite web|url=https://republika.co.id/share/p8ep3p280|title=Ngandang Rowot, Ajang Tradisi Budaya di Lombok|date=2018-05-08|website=Republika Online|access-date=2019-04-21}}</ref> Selain itu, ritual ''Rowah Ngandang Rowot'' juga diisi dengan serangkai kegiatan lainnya seperti pagelaran [[Wayang]], menyajikan nasi kuning, berzikir masal, dan atraksi olahraga tradisional [[Suku Sasak]] yang disebut ''Presean'' berupa pertarungan antara 2 (dua) orang pemuda dengan tongkat dan perisai berbahan [[Rotan]].<ref name="almanak"/>
Baris 6:
 
== Asal Mula Kalender Rowot Sasak ==
Asal mula penamaan bintang ''Rowot'' karena susunan bintangnya terlihat mirip seperti ''Rowot'' yang menurut [[Suku Sasak]] artinya daun [[Asam Jawa|asam]] yang masih muda.<ref name="unnes">{{Cite journal|last=Husain|first=Fadly|year=2011|title=Sistem Budaya Bahari Komunitas Nelayan Lungkak Desa Tanjung Luar, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat|url=https://media.neliti.com/media/publications/168799-ID-sistem-budaya-bahari-komunitas-nelayan-l.pdf|journal=JURNAL KOMUNITAS UNNES|volume=3|issue=1|pages=45 sampai 46|doi=}}</ref> Nama ''Rowot'' juga berarti Padi Rowot yaitu padi lokal berumur panjang dari [[Suku Sasak]] yang hanya akan berbunga tepat dengan kemunculan rasi bintang ''Rowot''.{{sfn|Kohar|2017|pp=69}} Perhitungan Kalender Rowot Sasak selain menggunakan rasi bintang ''Rowot'' juga dibantu dengan acuan Bulan (''Lunar'') yang dikenal sebagai [[Tahun Hijriyah]] dan Matahari (''Solar'') yang dikenal sebagai [[Kalender Gregorius|Tahun Gregorian]] dengan pola 5-15-25 secara repetitif.<ref name="skripsi">{{Cite journal|last=Kohar|first=Abdul|year=2017|title=Penanggalan Rowot Sasak dalam perspektif astronomi : penentuan awal tahun kalender Rowot Sasak berdasarkan kemunculan bintang Pleiades|url=http://eprints.walisongo.ac.id/7774/|journal=Undergraduate (S1) thesis, UIN Walisongo|volume=|issue=|pages=hlm. 2|doi=|ref= {{sfnRef||Kohar|2017}}}}</ref>
 
Maksud dari pola 5-15-25 adalah ketika rasi bintang ''Rowot'' muncul pada tanggal 5 (lima) pada Bulan [[Hijriyah]] tertentu, maka dipastikan pada [[Tahun Hijriyah]] kedua akan mundur 10 (sepuluh) hari menjadi tanggal 15 (lima belas) pada Bulan [[Hijriyah]] yang sama. Pada tahun ketiga akan mundur lagi sebanyak 10 (sepuluh) hari menjadi tanggal 25 (dua puluh lima) pada Bulan [[Hijriyah]] yang sama. Barulah pada tahun keempat akan kembali lagi menjadi tanggal 5 (lima) pada Bulan [[Hijriyah]] berikutnya. Walaupun berbeda-beda dalam [[Kalender Hijriyah]], nyatanya awal tahun Kalender Rowot Sasak selalu jatuh pada bulan [[Mei]] pada Tahun [[Kalender Gregorian|Masehi]].{{sfn|Kohar|2017|pp=18}}
 
Adapun pengamatan langsung terhadap kemunculan rasi bintang ''Rowot'' ini diamati ketika rasi bintang ''Rowot'' muncul setelah fase ''Ngarem'' atau ''Tilem''. ''Ngarem'' atau ''Tilem'' itu sendiri adalah kemunculan rasi bintang ''Rowot'' secara tidak jelas selama 1 (satu) bulan dikarenakan terhalang oleh sinar Matahari setelah kemunculan rasi bintang ''Tenggale''. Dikarenakan kemunculan rasi bintang ''Tenggale'' dengan rasi bintang ''Rowot'' tidak pernah bersamaan, maka olehh [[Suku Sasak]] menyebut kedua rasi bintang tersebut ''Saling Bermeriq'' yang artinya tidak menyukai satu sama lain.{{sfn|Kohar|2017|pp=104}} Awal tahun Kalender Rowot Sasak ditandai dengan munculnya rasi bintang ''Rowot'' ketika dipantau saat masa ''Ngarem'' atau ''Tilem'' berlangsung. Aksi pengamatan kemunculan rasi bintang ''Rowot'' tersebut oleh [[Suku Sasak]] disebut ''Penandoq''.{{sfn|Kohar|2017|pp=5}}
 
== Rasi Bintang Lainnya ==
Penggunaan rasi bintang selain digunakan untuk perhitungan waktu juga digunakan sebagai penunjuk arah dan penentu waktu melaut. Selain rasi bintang ''Rowot'', terdapat 2 (dua) bintang lainnya yang digunakan oleh [[Suku Sasak]] yaitu rasi bintang ''Tenggale'' dan rasi bintang ''Tegedoq Bute''. Rasi bintang ''Tenggale'' atau [[Orion]] yang menurut [[Suku Sasak]] artinya alat pembajak sawah yang terbuat dari kayu tersebut muncul disebelah barat dari bulan [[Agustus]] sampai bulan [[Desember]]. Dikarenakan rasi bintang ''Rowot'' selalu muncul setelah rasi bintang ''Tenggale'', maka kemunculan rasi bintang tersebut menandakan penghujung tahun penanggalan Kalender Rowot Sasak.<ref name="skripsi"/> Rasi bintang lainnya adalah rasi bintang ''Tegedoq Bute'' yang sebenarnya terdiri dari dua rasi bintang berbeda yaitu rasi bintang ''Tegedoq'' dan rasi bintang ''Bute''. Karena kedua rasi bintang tersebut letaknya berdekatan dan muncul bersamaan maka kedua rasi bintang tersebut disebut rasi bintang ''Tegedoq Bute''. Rasi bintang ''Tegedoq Bute'' umunya muncul disebelah selatan dari bulan [[Januari]] sampai bulan [[Juli]].<ref name="unnes"/>
 
== [[Wariga]] Sasak ==
Baris 24:
 
=== ''Wong-Wong'' ===
Fisik papan artifak [[Wariga]] ''Wong-Wong'' berbeda dengan papan [[Wariga]] ''Tike Lime'' maupun papan [[Wariga]] ''Tike Pituq'' karena berbentuk kotak panjang. Pada papan artifak [[Wariga]] ''Wong-Wong'' terdiri dari 30 (tiga puluh) kotak dengan 2 (dua) baris yang saling berhadapan. Pada baris pertama mewakili posisi pemilik rumah atau kampung sementara posisi kedua mewakili penjahat. Sementara jumlah 30 (tiga puluh) kotak tersebut mewakili jumlah hari dalam sebulan yang masing-masing terdiri dari gambar manusia dengan kelapa, manusia tanpa kepala, serta tanpa gambar apapun. Penggunaan papan [[Wariga]] ''Wong-Wong'' digunakan sebagai keamanan dalam sebuah tempat tinggal [[Suku Sasak]] dari pihak penjahat.{{sfn|Kohar|2017|pp=75}}
 
=== ''Edér Nagé'' ===
Fisik papan artifak [[Wariga]] ''Edér Nagé'' berbentuk lingkaran yang berisi lingkaran disertai 8 (delapan) arah mata angin. Istilah ''Nagé'' merujuk pada mitologi [[Suku Sasak]] berupa ular besar terbang yang digunakan oleh ''Dewi Anjani'' sebagai ratu penguasa [[Gunung Rinjani]] di pulau [[Lombok]]. Cara perhitungannya menggunakan hisab menurut [[Suku Sasak]] atau menurut hisab [[Hijriyah]] yang mengelilingi 8 (delapan) arah mata angin. Dalam penentuannya, sebaiknya perhitungan tersebut tidak berhadapan langsung terhadap kepala ''Nagé''. Penggunaan papan [[Wariga]] ''Edér Nagé'' biasanya digunakan sebagai petunjuk sebelum beraktivitas terutama dalam negoisasi maupun perayaan syukuran.{{sfn|Kohar|2017|pp=75}}
 
== Nama-Nama Waktu Dalam Sehari ==
Baris 70:
 
== Nama-Nama Musim (''Mangse'') Terhadap [[Kalender Gregorian|Masehi]] ==
Perbandingan atau sinkronisasi antara Kalender Rowot Sasak terhadap ''Mangse'' atau musim merupakan sikap ''Titen'' atau awas dari [[Suku Sasak]] terhadap gejala alam yang terjadi disekitarnya. Dalam hal ini penggunaan [[Kalender Gregorian|Masehi]] sebagai pembanding bukan sebagai rujukan dalam hisab Kalender Rowot Sasak. Adapun 12 (dua belas) nama ''Mangse'' tersebut disertai dengan gejala alamnya masing-masing terdiri dari:{{sfn|Kohar|2017|pp=84}}<ref name="good"/>
 
{| class="wikitable sortable"
Baris 269:
 
== Nama-Nama Tahun ==
Adapun Kalender Rowot Sasak tidak mengenal serial tahun tetapi menganut pola siklus ''Windon'' 8 tahun atau dikenal sebagai [[Windu]] seperti halnya dalam [[Kalender Jawa]]. Dikarenakan pola [[Windu]] tersebut, maka Kalender Rowot Sasak hingga saar ini belum dapat ditentukan ditelusuri tahun awal kapan Kalender Rowot Sasak digunakan.{{sfn|Kohar|2017|pp=80}} Dalam sistem ''Windu'' tersebut, Kalender Rowot Sasak mengacu pada sistem ''Lunar'' yaitu [[Kalender Hijriyah] berdasarkan hisab ''Urfi'' yang dipopulerkan oleh [[Umar bin Khattab]] pada tahun 17 (tujuh belas) Hijriyah.
 
Sesuai dengan hisab ''Urfi'' tersebut, dalam [[Kalender Hijriyah]] pada bulan ganjil memiliki jumlah 30 (tiga puluh hari) sementara bulan genap memiliki jumlah 29 (dua puluh sembilan hari). Kecuali pada tahun kabisat, bulan ke-12 (dua belas) memiliki jumlah 30 (tiga puluh) hari. Adapun siklus daur tahun hisab ''Urfi'' adalah 30 (tiga puluh) tahun dengan komposisi 11 (sebelas) tahun kabisat dan 19 (sembilan belas) tahun ''Basithah'' atau tahun biasa. Adapun urutan tahun yang merupakan tahun kabisat adalah 2, 5, 7, 10, 13, 15, 18, 21, 24, 26, dan 29. Jika [[Kalender Hijriyah]] tersebut dihisab sesuai dengan siklus 8 (delapan) tahun (''Windu''), maka tahun kabisat akan jatuh pada tahun ''Ehe'' pada urutan tahun kedua, ''Dal'' pada urutan tahun kelima, dan ''Wau'' pada urutan tahun ketujuh.{{sfn|Kohar|2017|pp=90}} Berikut ini adalah nama-nama tahun pada Kalender Rowot Sasak:
Baris 312:
== Kegunaan ==
Kalender Rowot Sasak saat ini sudah dimodifikasi tanpa mengubah sistem penanggalan tradisional yang sudah digunakan sejak masa prasejarah dulu. Berkat usaha dari lembaga RONTAL (Rowot Nusantara Lombok) bekerja sama dengan pemerintah provinsi [[Nusa Tenggara Barat]] dan Majelis Adat Sasak (MAS) secara resmi merilis Kalender Rowot Sasak versi cetak dengan logo bintang ''Rowot'' itu sendiri. Logo tersebut terdiri dari bulatan hitam dengan bulan sabit berwarna merah yang ditengahnya berupa rasi bintang ''Rowot'' yang terdiri dari 2 (dua) bintang berwarna putih dengan sisa 5 (lima) bintang lainnya berwarna kuning.<ref>{{Cite web|url=http://budaya.kampung-media.com/2015/05/15/kalender-rowot-warisan-budaya-sasak-10423|title=Kalender Rowot, Warisan Budaya Sasak|website=kampung-media.com {{!}} Portal Jurnalisme Warga NTB {{!}} Indonesia Best Citizen Journalism|language=en-US|access-date=2019-04-21}}</ref> Kalender Rot Sasak yang sudah dimodifikasi ini terdiri dari:
* Terdapat hari, bulan, dan tahun pada [[Kalender Gregorian|Kalender Masehi]] yang tergabung dalam satu Kalender Rowot Sasak. Dalam penggabungan kalender tersebut terdapat daftar hari libur internasional pada [[Kalender Gregorian|Kalender Masehi]].
* Terdapat hari, bulan, dan tahun pada [[Kalender Hijriyah]] yang tergabung dalam satu Kalender Rowot Sasak. Dalam penggabungan kalender tersebut terdapat daftar hari besar [[Islam]] beserta ''Aran Nage'' (naga hari dalam penanggalan [[Kalender Hijriyah]]) dalam menentukan upacara tradisional [[Suku Sasak]] pada [[Kalender Hijriyah]] tersebut.
* Terdapat ''Jelo'' atau hari, bulan, serta tahun siklus [[Windu]] yang terdapat pada penanggalan Kalender Rowot Sasak.
* Terdapat 10 (sepuluh) tingkat hari berdasarkan papan [[Wariga]] [[Suku Sasak]].