Bagong Kussudiardja: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Infobox artis indonesia
|name = Bagong KussudiarjaKussudiardja
|image =
|imagesize =
Baris 11:
|deathplace = {{negara|Indonesia}} [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Indonesia]]
|yearsactive =
|occupation = [[koreografer]]<br />[[pelukis]]<br />[[penari]]
|spouse = Soetiana (meninggal tahun 1997)<br />Yuli Sri Hastuti
|partner =
Baris 23:
'''Bagong Kussudiardja''' ({{lahirmati|[[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]]|9|10|1928|Yogyakarta|15|6|2004}}) adalah seorang Koreografer dan [[Pelukis]] [[Indonesia]].<ref name=":0" /> Beliau telah melahirkan banyak karya berupa sketsa, lukisan, dan berbagai macam tarian.
 
== MasaKehidupan kecilpribadi ==
Bagong Kussurdiardja lahir pada hari Selasa Kliwon, 9 Oktober 1928. Beliau lahir dari ayah yang bernama Raden Bekel Atma Tjondro Sentono dan ibu yang bernama Siti Aminah. Bagong sendiri merupakan anak kedua. Saudara kandung lainnya adalah Kus Sumarbirah, [[Handung Kussudyarsana]], dan Lilut Kussudyarto. Latar belakang keluarga Bagong Kussurdiardja memiliki garis lingkaran kebangsawanan Keraton Yogyakarta.<ref name=":0">{{Cite web|url=http://archive.ivaa-online.org/pelakuseni/bagong-kussudiardja-1|title=Indonesian Visual Art Archive {{!}} Karya-Karya Bagong Kussudiardja|website=archive.ivaa-online.org|access-date=2019-04-25}}</ref> Ayahnya adalah putra dari G.P.H. Djuminah yang merupakan kakak [[Hamengkubuwana VIII|Sri Sultan Hamengkubuwono VIII]]. Walaupun lahir dari keluarga ningrat, keluarga tersebut harus menghadapi kenyataan hidup yang sulit akibat dari hukuman Kuranthil yakni sejenis hukuman pengasingan atau kurungan rumah. Hukuman tersebut dijatuhkan oleh Keraton Yogyakarta kepada G.P.H Djuminah karena putra mahkota [[Hamengkubuwana VII|Sri Sultan Hamengkubuwono VII]] itu melakukan pembelotan. Ayahnya yang pelukis wayang dan penulis aksara Jawa, kurang mampu menopang kehidupan keluarga. Bagong harus melakoni berbagai pekerjaan seperti menambal ban dan jadi kusir andong.<ref name=":0" />
 
Baris 31:
 
==== Masa awal 1928-1949 ====
Bagong mulai berkenalan dengan seni tari jawa klasik melalui Sekolah Tari Kredo Bekso Wiromo, yang dipimpin oleh Pangeran Tedjokusumo, seorang seniman tari ternama. Masuknya beliau ke sekolah tersebut tidak terlepas dari statusnya sebagai bagian dari keluarga ningrat. Pada saat itu, keluarga Bagong juga sedang tinggal di Dalem Tejokusuman.<ref name=":1">Purdwadi, "nJOGED mBagong" Teks Kultural Tradisi Tari, diakses melalui https://www.pressreader.com/indonesia/jawa-pos/20160417/281633894407433 pada 25 April 2019.</ref> Pada tahun-tahun berikutnya Bagong juga bergabung dengan Poesat Tenaga Peloekis Indonesia (PTPI). Sanggar rupa itu sendiri dibangun oleh pelukis Djajengasmoro pada tahun 1945.<ref>{{Cite web|url=https://tirto.id/sanggar-seni-rupa-tumbuh-di-tengah-badai-revolusi-indonesia-c7ZD|title=Sanggar Seni Rupa Tumbuh di Tengah Badai Revolusi Indonesia|website=tirto.id|language=id|access-date=2019-04-25}}</ref> Tahun 1946, Bagong mulai belajar melukis.<ref name=":7">Katalog Pameran Besar Senilukis Indonesia 1978 diakses melalui http://www.artnet.com/artists/bagong-kussudiardja/penari-bali-yJ-xcVy6z39kC_ydx3sCvg2 pada 25 April 2019.</ref> Bagong kemudian juga bergabung di Sanggar Pelukis Rakyat. Di tempat tersebut, Bagong banyak belajar dengan pendiri sanggar yakni pelukis [[Hendra Gunawan (pelukis)|Hendra Gunawan]]. Ia juga banyak belajar dari pelukis Sudiarjo. Beliau juga menjadi anggota Perkumpulan Kesenian Irama Tjitra.<ref name=":0" />
 
==== Masa Orde Lama ====
Pada tahun 1953, Bagong dan Kuswadji menciptakan Tari ''Kuda-Kuda''. Tarian ini merupakan tarian yang berdurasi singkat. Pada tahun 1954, Bagong diutus Presiden Soekarno untuk ikut Misi Kesenian Indonesia ke [[Republik Rakyat Tiongkok]]. Dalam misi kebudayaan itu, beliau menampilkan Tari Kuda-Kuda tersebut. Tari itu dianggap sukses karena berhasil mendapat respon positif dari masyarakat mancanegara. Selain itu, kesuksesan tarian Kuda-Kuda juga dianggap sebagai titik penting bagi Bagong untuk menciptakan tarian-tarian berikutnya.<ref name=":1" /> Pasca misi kesenian ke Tiongkok, Bagong juga menjadi utusan yang dikirim pemerintah ke berbagai negara seperti Korea, Viet Nam, India, Thailand, Filipina, Singapura, Hungaria, [[Cekoslowakia|Cekoslovakia]], Austria, Italia, Perancis, Swiss, Jerman, Belanda, Swedia, dan Inggris.<ref name=":7" />
 
Di era Orde Lama, Bagong mulau belajar melukis secara formal. Beliau menempuh pendidikan formal di [[Akademi Seni Rupa Indonesia|Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI)]]. Ia masuk sebagai angkatan pertama di institusi tersebut. Selanjutnya pada tahun 1957-1958 , Bagong mendapatkan kesempatan belajar ke Amerika Serikat. Beliau belajar di Connecticut College School of The Dance dan Studio Martha Graham. Proses belajar di dua tempat tersebut sangat mempengaruhi komposisi karya-karya Bagong di kemudian hari. Sepulang dari Amerika Serikat, beliau mendirikan Pusat Latihan Tari (PLT) Bagong Kussudiardja pada 5 Maret 1958.<ref name=":0" /> Selain di bidang tari, Bagong juga mulai aktif di seni rupa pada masa-masa ini. Surat kabar Star Weekly yang terbit pada 23 Juli 1960 menjadi arsip pertama yang menuliskan karir Bagong sebagai seorang pelukis.<ref name=":4">{{Cite web|url=http://ivaa-online.org/2018/10/31/ruang-waktu-pameran-arsip-bagong-kussudiardja/|title=Menjelajahi Arsip: Mengenal Bagong Kussudiardja|last=IVAA|first=admin|date=2018-10-31|website=IVAA - Program|language=en-GB|access-date=2019-04-25}}</ref>
Baris 43:
Di era Orde Baru, Bagong Kussudiardja dianggap mencapai puncak karirinya. Di periode ini, beliau memperoleh banyak pesanan karya seni dari pemerintah, BUMN, korporat, maupun lembaga-lembaga lainnya. Pada tahun 1971, Bagong berperan dalam pendirian Yayasan Kebudayaan Tegalrejo KODAM VII Diponegoro. Yayasan tersebut membawahi Kethoprak Sapta Mandala yang dipimpin oleh adik Bagong bernama Handung Kussudyarsana dan Sanggar Banjar Barong. Dua kelompok seni budaya tersebut dijadikan wadah bagi Bagong untuk menggagas kesenian kethoprak eksperimental. Selain itu, melalui dua kelompok tersebut, Bagong bersama rekan-rekannya merintis karya lukis batik yang terkenal hingga mancanegara.<ref name=":4" /> Dari sisi politik, kedua sanggar tersebut dianggap sebagai upaya Bagong untuk menyelamatkan sebagian warga desa dan para seniman yang kehilangan pekerjaan karena dituduh sebagai bagian dari PKI dan terlibat peristiwa G30S/PKI. Sanggar Sapta Mandala digunakan Bagong untuk menyelamatkan sebagian warga di desa Patuk di Gunungkidul. Sedangkan, Sanggar Banjar Barong digunakan Bagong sebagai tempat bagi para seniman yang sulit berkarya. Salah satu seniman yang bergabung di Sanggar Banjar Barong adalah Djoni Trisno.<ref name=":6" />
 
Sejak 1973, Bagong juga diutus sebagai perwakilan pemerintah untuk berbagai kegiatan internasional seperti kegiatan di Meksiko, Argentina, Uruguay, dan Jerman Barat.<ref name=":7" /> Pada 2 Oktober 1978, Bagong resmi mendirikan [[Padepokan Seni Bagong Kussudiardja]] di Bantul, Yogyakarta. Pendirian padepokan seni ini, di latar belakangi oleh inpirasi yang beliau dapatkan ketika bermain peran di film ''Al-Kaustar'' yang disutradarai oleh [[Chaerul Umam]] pada tahun 1977. Dalam film tersebut, banyak adegan yang diambil di pesantren. Dari situ, Bagong terinspirasi dengan kehidupan para santri dan dunia pesantren. Hal tersebut kemudian yang Bagong bawa ke padepokan seni miliknya.<ref>{{Cite web|url=https://mediaindonesia.com/read/detail/188998-ruang-waktu-bagong-kussudiardja|title=Ruang Waktu Bagong Kussudiardja|last=developer|first=mediaindonesia com|date=2018-10-06|website=mediaindonesia.com|language=id|access-date=2019-04-25}}</ref>
 
Pada Desember 1984, Bagong memulai perjalanan lima bulan ke tujuh negara [[Eropa]]. Bersama 14 penari, ia mengadakan 69 kali kegiatan: pentas tari, seminar, lokakarya, pameran batik, dan demonstrasi melukis batik. Pada Hari Kebangkitan Nasional di [[Jakarta]], 20 Mei 1985, ia mempertunjukkan Pawai Lintasan Sejarah Indonesia, didukung 710 penari dan figuran. Sebulan kemudian, Bagong beserta 100 penari muncul di pesisir [[Parangtritis]], 27&nbsp;km di selatan [[Yogyakarta]]. Pentas tari kreasinya berjudul ''Kita Perlu Berpaling ke Alam dan Bersujud pada-Nya''. Bulan berikutnya ia dengan 15 penari ''manggung'' di [[Malaysia]], mementaskan tari ''Gema Nusantara'', ''Igel-igelan'', dan ''Ratu Kidul''. Pada 5 Oktober 1985 di [[Jakarta]], ia menampilkan ''Pawai Lintasan Sejarah ABRI'' yang melibatkan 8.000 seniman, militer, hansip, dan veteran. Di masa Orde Baru ini, Bagong bersama pelukis Affandi juga pernah menghadap langsung ke Presiden Soeharto.<ref name=":6" />
== Pameran ==
Bagong Kussudiardja telah banyak menggelar pameran semasa hidup. Selain pameran di tahun 1962, di tahun-tahun berikutnya beliau semakin banyak menggelar pameran. Bagong pernah melaksanakan pameran bersama di Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Jakarta, Semarang dan Denpasar dalam kurun 1971 hingga 1972. Beliau pernah menyelenggarakan pameran lukisan cat minyak dan batik di Surabaya.<ref name=":9">Katalog Pameran Senilukis Besar Indonesia 1976. Diakses melalui http://archive.ivaa-online.org/files/uploads/texts/1976%20Pameran%20Besar%20Seni%20Lukis%20Indonesia%202.pdf pada 25 April 2019.</ref> Beberapa pameran Bagong juga banyak disponsori oleh [[Dewan Kesenian Jakarta|Dewan Kesenian Jakarta (DKJ)]], yakni Pameran Besar Senilukis Indonesia DKJ di tahun 1972, 1974, dan 1976. Dirinya juga pernah menyelenggarakan pameran tunggal pada tahun 1975 dan 1978.<ref name=":7" />
 
DirinyaBagong jugasendiri pernah menggelar pameran di luar negeri yakni di [[Singapura,]] dan di kota Roma, Italia pada tahun 1971-1972. Selanjutnya, di tahun 1973 beliau melaksanakan pameran di Belanda, Italia, Meksiko, Argentina, Uruguay, dan Jerman Barat.<ref name=":9" /> Pameran lukisan cat minyak dan batik yang pernah diselenggarakan di Surabaya, juga pernah beliau bawa ke Leiden, Belanda.<ref name=":9" />
 
Pada 28 September hingga 3 November 2018, diadakan pameran "Ruang dan Waktu Bagong Kussudiardja" di [[Padepokan Seni Bagong Kussudiardja]] di Dusun Kembaran, Tamantirto, Kasihan, Bantul. Pameran tersebut menandai peringatan 90 tahun Bagong Kussudiardja, 60 tahun Pusat Latihan Tari (PLT) Bagong Kussudiardja, dan 40 tahun [[Padepokan Seni Bagong Kussudiardja|Padepokan Seni Bagong Kussurdiardja (PSBK)]].<ref>{{Cite web|url=https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2018/09/30/511/942827/pameran-arsip-upaya-mengenang-perjalanan-hidup-bagong-kussudiardja|title=Pameran Arsip, Upaya Mengenang Perjalanan Hidup Bagong Kussudiardja|last=Media|first=Harian Jogja Digital|date=2018-09-30|website=Harianjogja.com|access-date=2019-04-25}}</ref> Pameran ini dikurasi oleh Suwarno Wisetrotomo. Dalam pameran ini, ditampilkan berbagai macam arsip yang disimpan oleh Bagong selama hidupnya. Arsip-arsip tersebut berupa catatan perjalanan, liputan media, dokumentasi peristiwa kesenian, hingga surat-surat milik Bagong Kussudiardja.<ref>{{Cite web|url=https://www.indonesiakaya.com/agenda-budaya/detail/pameran-arsip-ruang-waktu-bagong-kussudiardja|title=Pameran Arsip 'Ruang Waktu Bagong Kussudiardja' - Situs Budaya Indonesia|last=Kaya|first=Indonesia|website=IndonesiaKaya|language=Indonesia|access-date=2019-04-25}}</ref>
== Karya ==
Selama hidupnya, Bagong Kussudiardja telah menciptkanmenciptakan lebih dari 200 tari dalam bentuk tunggal atau massal. Selain itu, beliau juga banyak menghasilkan lukisan.
 
==== Tari ====
Baris 61:
* Tari ''Layang-Layang'' (1954). Tarian ini awalnya merupakan proyek seni dari Presiden Soekarno yang digarrap oleh Hendra Gunawan untuk Asian Games Tahun 1961.<ref name=":6" />
* Tari Igel-igelan. Terdapat dua jenis tari Igel-igelan yakni tari Igel-igelan Pertama dan tari Igel-igelan Kedua. Tari Igel-igelan pertama menceritakan tentang ruwatan. Tari Igel-igelan Kedua mengisahkan tentang pencak silat. Musik untuk tari ini digarap oleh seorang maestro karawitan Jawa yang juga pernah menjadi profesor di California Institute of The Arts, bernama Ki Tjokrowasito.<ref name=":6" />
* [[Tari Yapong]]<ref name=":2">{{Cite news|title=Bagong Kussudiardja: Kombinasikan balet dan tarian klasik Jawa|url=https://www.bbc.com/indonesia/trensosial-41552464|date=2017-10-09|access-date=2019-04-25|language=en-GB}}</ref>
* Tari Labako<ref name=":2" />
* Tari Satria Tangguh
Baris 90:
 
== Penghargaan ==
Bagong Kussudiardja telah mendapat banyak penghargaan nasional maupun internasional. Pada tahun 1973, beliau mendapat penghargaan Sri Paus Paulus VI atas fragmennya ''Perjalanan Yesus Kristus''.<ref name=":3" /> Pada tahun 1975, memperoleh Satya Lencana Dwija Setia. Untuk lukisan abstraknya yang dipamerkan di Pameran Lukisan Asia Pasifik di [[Dacca]], ia memperoleh medali emas dari pemerintah [[Bangladesh]] pada 1980/1981. Pada 1985, ia menerima Hadiah Seni Pemerintah RI dan mendapat ''Art Award''. Pada tahun 1987 mendapatkan Penghargaan ASEAN. Pada tahun 1988 mendapat ''Art Award'' dari Pemerintah Yogyakarta. Pada tahun 1992 mendapat penghargaan dari Menteri Pariwisata, Pos, dan TelekominkasiTelekomunikasi.<ref name=":0" />
 
== Wafat ==
Pada 15 Juni 2004, Bagong Kussudiardja meninggal dunia di Rumah Sakit Bethesda pada pukul 23.00 WIB. Beliau meninggal dikarenakan adanya komplikasi diabetes, jantung, dan tekanan darah tinggi. Jenazah Bagong dimakankan di samping makam istri pertamanya Soetiana yang berada di Dusun Sembungan, Gunung Sempu, [[Kasihan, Bantul|Kasihan]] di [[Kabupaten Bantul]]. Dalam surat wasiatnya, Bagong berpesan agar proses pemakamannya diiringi oleh gending yang berjudul ''Mega Mending Tiba Tluntur''.<ref name=":8" />
 
== Referensi ==