Mary II dari Inggris: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 56:
[[Berkas:Mary II after William Wissing.jpg|jmpl|right|Lukisan Mary karya [[Jan Verkolje]], 1685]]
 
Para politikus dan bangsawan Protestan yang tidak puas mulai berhubungan dengan suami Mary sejak tahun 1686.<ref>Van der Kiste, hlm. 86</ref> Setelah James mengambil langkah memaksa para pendeta Anglikan untuk membacakan [[Deklarasi Indulgensi]]—proklamasi yang memberikan kebebasan beragama bagi umat Katolik dan para ''[[dissenter]]''—dari gereja-gereja mereka pada tahun 1688, popularitasnya semakin merosot.<ref name=vdk91/> Kekhawatiran di kalangan Protestan kian meningkat setelah istrinya, Mary dari Modena melahirkan seorang putra—[[James Francis Edward Stuart|James Francis Edward]]—pada Juni 1688, karena sang putra akan dibesarkan sebagai seorang Katolik, tidak seperti Mary dan Anne. Beberapa menuduh bahwa bayi itu hanyalah "tiruan", yang diam-diam diseludupkan ke dalam kamar Ratu di dalam sebuah wajan penghangat tempat tidur sebagai pengganti bayinya yang terlahir meninggal.<ref>Van der Kiste, hlm. 92</ref> Untuk mencari informasi, Mary mengirimkan daftar pertanyaan kepada saudarinya, Anne, perihal seluk-beluk kelahiran bayi tersebut. Balasan Anne, dan banyaknya gosip yang tersebar, tampaknya mengkonfirmasi kecurigaan Mary bahwa anak itu bukanlah saudara seayahnya, dan bahwa ayahnya telah berkonspirasi untuk melindungi suksesi Katolik.<ref>Van der Kiste, hlm. 90, 94–95; Waller, hlm. 268–269</ref>
 
Pada 30 Juni, "''[[Undangan kepada William|Immortal Seven]]''" diam-diam meminta William—yang waktu itu berada di [[Republik Belanda]] dengan Mary—untuk datang ke Inggris dengan membawa angkatan darat untuk melengserkan James.<ref>Van der Kiste, hlm. 93–94</ref> William memberi tahu sebelumnya bahwa sebuah intervensi militer, dengan pasukan yang telah ia kumpulkan sebelumnya, akan tergantung pada undangan semacam itu. Pada awalnya, William masih enggan; mungkin karena ia cemburu dengan posisi istrinya sebagai pewaris Mahkota Inggris dan takut kalau istrinya akan memiliki kekuatan lebih besar daripada dirinya. Akan tetapi, menurut [[Gilbert Burnet]], Mary meyakinkan suaminya bahwa dia tidak peduli dengan kekuatan politik dan mengatakan bahwa "dia tidak lebih dari sekadar istrinya, dan bahwa dia akan melakukan semua yang ia punya di dalam kekuatannya untuk menjadikannya Raja seumur hidupnya".<ref name="neb">{{cite encyclopedia|encyclopedia=Encyclopædia Britannica|title=Mary II|publisher=Encyclopædia Britannica, Inc|location=New York|edition=11|year=1911|volume=XVII|page=816}}</ref> Mary meyakinkannya bahwa dia akan selalu menaati suaminya sebagaimana yang telah dia janjikan dalam janji pernikahannya.<ref>Van der Kiste, hlm. 85; Waller, hlm. 266</ref>
 
William setuju untuk melakukan invasi dan mengeluarkan sebuah deklarasi yang merujuk pada putra James yang baru lahir sebagai "Pangeran Wales (''[[pretender]]'')". Dia juga memberikan daftar keluhan dari orang-orang Inggris dan menyatakan bahwa ekspedisi yang diusulkannya semata-mata bertujuan untuk "mengumpulkan Parlemen yang bebas dan sah".<ref>Van der Kiste, hlm. 98</ref> William dan angkatan darat Belanda, tanpa Mary yang tetap berada di Belanda, berhasil berlabuh pada 5 November 1688 setelah sebelumnya berputar balik karena badai pada bulan Oktober.<ref>Van der Kiste, hlm. 100–102</ref> Angkatan Darat dan Laut Inggris yang tidak puas beralih memihak William, dan pada 11 Desember, Raja James yang telah kalah tetap berusaha melarikan diri, tetapi dicegat. Upaya melarikan diri keduanya pada 23 Desember, berhasil; William dengan sengaja membiarkan James melarikan diri ke Prancis, tempat ia tinggal di pengasingan sampai kematiannya.<ref>Van der Kiste, hlm. 105–107</ref>
 
Mary kesal dengan keadaan yang ditimbulkan karena penurunan ayahnya dari takhta, dan dihadapkan pada kenyataan bahwa di satu sisi ia prihatin terhadap ayahnya dan di sisi lain ia harus menjalankan kewajibannya terhadap suaminya, tetapi kemudian ia diyakinkan bahwa tindakan suaminya, walau tidak menyenangkan sekalipun, diperlukan untuk "menyelamatkan Gereja dan Negara".<ref>Van der Kiste, hlm. 95; Waller, hlm. 269–271</ref> Ketika Mary berpergian ke Inggris setelah Tahun Baru, dia menulis "kegembiraan rahasianya" saat kembali ke tanah airnya, "tetapi kemudian tertahankan mengingat kemalangan yang menimpa ayahku".<ref>Mary, dikutip oleh Van der Kiste, hlm. 113 dan Waller, hlm. 271</ref> William memerintahkan Mary untuk terlihat ceria saat kedatangan mereka yang penuh kemenangan di London. Akibatnya, Mary dikritik di antaranya oleh [[Sarah Churchill]] karena sikap dinginnya pada keadaan ayahnya yang menyedihkan.<ref>Van der Kiste, hlm. 113; Waller, hlm. 272–273</ref> James juga menulis cacian terhadapnya yang mengkritik ketidaksetiaannya sebagai sebuah tindakan yang sangat memengaruhi Mary yang alim.<ref name="EM">{{cite web|url=http://www.englishmonarchs.co.uk/stuart_6.htm|title=The House of Stuart: William III and Mary II|publisher=English Monarchs|year=2004|accessdate=18 September 2006}}</ref>
[[Berkas:King William III of England, (1650-1702) (lighter).jpg|jmpl|Suami Mary, William dari Oranye, oleh Sir [[Godfrey Kneller]]]]
 
== Catatan ==