Globalisasi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 103.36.14.68 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Rachmat04 Tag: Pengembalian |
|||
Baris 68:
Ada [[penyebab dekat dan mutlak|penyebab jauh dan dekat]] yang dapat ditemukan pada faktor-faktor sejarah yang memengaruhi globalisasi. Globalisasi berskala besar dimulai pada abad ke-19.<ref name="When Did Globalization Begin"/>
===
[[Berkas:Colonisation2.gif|350px|ka|jmpl|250px|Peta animasi yang menunjukkan perkembangan [[imperium kolonial]] sejak 1492 sampai sekarang.]]
{{Main|Globalisasi
[[Globalisasi kuno
Dalam skema ini, ada tiga penyebab yang dipaparkan sebagai pemicu globalisasi. Penyebab pertama adalah pemikiran Timur yang berarti bahwa negara-negara Barat telah mengadaptasi dan menerapkan prinsip-prinsip yang dipelajari dari Timur.<ref name="M 45"/> Tanpa ide tradisional dari Timur, globalisasi Barat tidak akan terjadi sebagaimana mestinya. Penyebab kedua adalah jarak; interaksi antarnegara belum berskala global dan masih berada di seputaran Asia, Afrika Utara, Timur Tengah, dan sebagian Eropa.<ref name="M 45"/> Pada globalisasi awal, negara masih sulit berinteraksi dengan negara lain yang letaknya jauh. Kemajuan teknologi kemudian memungkinkan negara mengetahui keberadaan negara lain yang letaknya jauh, dan fase globalisasi yang baru pun terjadi. Penyebab ketiga adalah [[saling ketergantungan]], kestabilan, dan regularitas. Jika suatu negara tidak bergantung dengan negara lain, tidak ada cara lain bagi negara tersebut untuk memengaruhi dan dipengaruhi oleh negara lain. Inilah salah satu penggerak utama di balik hubungan dan perdagangan global. Tanpa keduanya, globalisasi tidak akan berjalan seperti yang sudah-sudah dan negara akan tetap bergantung pada produksi dan sumber dayanya sendiri supaya bisa terus berdiri. Sejumlah pakar berpendapat bahwa globalisasi
Ada pula sifat multipolar dalam globalisasi
[[Berkas:NanbanCarrack.jpg|jmpl|250px|ka|[[Karak]] Portugal di [[Nagasaki]], [[perdagangan Nanban|seni Nanban]] Jepang abad ke-17]]
[[Ekonom]] dan [[sosiolog]] historis [[bangsa Jerman|Jerman]] [[Andre Gunder Frank]] berpendapat bahwa globalisasi diawali oleh munculnya hubungan dagang antara [[Sumer]] dan [[Peradaban Lembah Indus]] pada [[milenium ketiga]] [[Sebelum Masehi|SM]]. Globalisasi
[[Berkas:New World Domesticated plants.JPG|jmpl|250px|Tanaman asli [[Dunia Baru]] yang [[Pertukaran Columbus|tersebar ke seluruh dunia]]: Jagung, tomat, kentang, [[vanila]], karet, [[biji kakao|kakao]], tembakau]]
Baris 229:
Ajang olahraga internasional modern bisa menjadi peristiwa besar yang memengaruhi aspek politik, ekonomi, dan budaya negara-negara di seluruh dunia. Dalam hal [[politik dan olahraga]], olahraga dapat memengaruhi negara, identitasnya, dan dunia.
[[Olimpiade]]
Meski sejumlah ekonom skeptis dengan manfaat ekonomi penyelenggaraan Olimpiade sambil menekankan bahwa "kegiatan mega" seperti ini memakan biaya besar, penyelenggaraan Olimpiade (atau pencalonannya saja) dapat meningkatkan nilai ekspor negara penyelenggara, karena negara penyelenggara atau kandidat memberi tanda-tanda keterbukaan perdagangan saat mencalonkan diri sebagai penyelenggara Olimpiade.<ref>Rose, A. K., & Spiegel, M. M. (2011). The Olympic Effect*. ''The Economic Journal,'' 121(553), 652–677.</ref> Selain itu, ada penelitian yang menunjukkan bahwa penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas memberi efek positif yang kuat terhadap [[filantropi#Penggunaan modern|sumbangan filantropis perusahaan]] yang berkantor pusat di kota penyelenggara sehingga menguntungkan sektor nirlaba lokal. Efek positif ini mulai muncul pada tahun-tahun menjelang Olimpiade dan dapat bertahan beberapa tahun sesudahnya, tetapi tidak permanen. Temuan ini memperlihatkan bahwa penyelenggaraan Olimpiade mampu menciptakan kesempatan bagi pemerintah kota untuk memengaruhi perusahaan setempat agar menguntungkan sektor nirlaba lokal dan masyarakat sipil.<ref>[http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=2028982 Tilcsik, A. and Marquis, C. 2013. “Punctuated Generosity: How Mega-events and Natural Disasters Affect Corporate Philanthropy in U.S. Communities.” ''Administrative Science Quarterly'', 58(1): 111–148.].</ref> Olimpiade juga memberi efek negatif terhadap masyarakat di kota penyelenggara. Misalnya, Centre on Housing Rights and Evictions melaporkan bahwa persiapan Olimpiade membuat lebih dari dua juta orang terusir dari tempat tinggalnya selama dua dasawarsa terakhir dan merugikan masyarakat miskin.<ref>Glynn, M. A. (2008). "Configuring the field of play: how hosting the Olympic Games impacts civic community." ''Journal of Management Studies'', 45(6), 1117–1146.</ref>
|