Salat Duha: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Pierrewee (bicara | kontrib)
Menolak perubahan teks terakhir (oleh 114.124.132.252) dan mengembalikan revisi 14979604 oleh Rachmat04: sesuai KBBI:duha
Baris 1:
'''ShalatSalat DhuhaDuha''' ([[bahasa Arab|Arab]]: صلاة الضحى) adalah [[salat sunah|shalat shunah]] yang dilakukan seorang [[muslim]] ketika waktu [[duha|dhuha]]. Waktu dhuhaduha adalah waktu ketika [[matahari]] mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu [[zuhur]]. Jumlah rakaat shalatsalat dhuhaduha minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat.{{sfn|Azzet|2010|p=111}} Dan dilakukan dalam satuan 2 rakaat sekali salam.
 
== Manfaat ==
Manfaat atau faedah shalatsalat dhuhaduha yang dapat diperoleh dan dirasakan oleh orang yang melaksanakan shalatsalat dhuhaduha adalah dapat melapangkan dada dalam segala hal terutama dalam hal rizki, sebab banyak orang yang terlibat dalam hal ini.<ref name=Manfaat/>
 
Dr. Ebrahim Kazim, seorang dokter, peneliti, serta direktur dari Trinidad Islamic Academy-menyatakan bahwa gerakan teratur dari shalat menguatkan otot berserta tendonnya, sendi serta berefek luar biasa terhadap sistem [[kardiovaskular]].<ref name=Manfaat/>
Baris 9:
 
== Hadis terkait ==
Hadis [[Rasulullahrasulullah]] SAW terkait shalatsalat dhuhaduha antara lain :
* "Barang siapa shalatsalat DhuhaDuha 12 rakaat, Allah SWT akan membuatkan untuknya istana di surgadisurga." (HRH.R. TirmiziTirmiji dan IbnuAbu Majah)
* "Siapapun yang melaksanakan shalatsalat dhuhaduha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah SWT, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan." (HRH.R Tirmidzi)
* Dari Ummu Hani bahwa Rasulullahrasulullah {{saw}} salat dhuha 8 rakaat dan bersalam tiap dua rakaat. (HR Abu Daud)
* Dari Zaid bin Arqam berkata, "Nabi {{saw}} keluar ke penduduk Quba dan mereka sedang shalatsalat dhuha." Ia bersabda, "ShalatSalat ''awwabin'' (duha‘) berakhir hingga panas menyengat (tengah hari)." (HR Ahmad Muslim dan Tirmidzi)
* Rasulullah bersabda di dalam [[hadits Qudsi]], Allah SWT berfirman, “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat shalatsalat dhuhaduha, karena dengan shalatsalat tersebut, Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.” (HR Hakim & Thabrani)
* "Barangsiapa yang masih berdiam diri di masjid atau tempat shalatnyasalatnya setelah salat shubuh karena melakukan iktikaf, berzikir, dan melakukan dua rakaat shalatsalat dhuha disertai tidak berkata sesuatu kecuali kebaikan, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun banyaknya melebihi buih di lautan." (HR Abu Daud)
* Dari Abi Zar dari nabi {{saw}}, dia bersabda, ''Setiap pagi ada kewajiban untuk bersedekah untuk tiap-tiap persendian (ruas). Tiap-tiap tasbih adalah sedekah, tiapriap-tiap tahlil adalah sedekah, tiap-tiap takbir adalah sedekah, dan menganjurkan kebaikan serta mencegah kemungkaran itu sedekah. Cukuplah menggantikan semua itu dengan dua raka'at shalatsalat dhuha.” (HR Muslim)''
 
== Doa shalatsalat dhuha ==
Pada dasarnya doa setelah shalatsalat duha dapat menggunakan doa apapun. Bahkan pernah tercatat nabi beristighfar seusai shalat dhuhaduha dan dilanjutkan dengan doa lain.{{sfn|Ghazali|p=106}} Doa yang biasa dilakukan selepas shalatsalat dhuhaduha adalah:
اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ،
وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ،
وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى السَّمَآءِ
فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا
فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا
فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ
آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
 
Dalam tulisan latin:
Dalam tulisan latin: ''"Allahumma innad dhuha-a dhuha-uka, wal baha-a baha-uka, wal jamala jamaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka, wal 'ismata 'ismatuka. Allahumma in kana rizqi fis sama-i fa-anzilhu, wa in kana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kana mu’assaron fa yassirhu, wa in kana haroman fathohhirhu, wa in kana ba’idan faqorribhu, bihaqqi dhuha-ika, wa baha-ika, wa jamalika, wa quwwatika, wa qudrotika, aatini ma atayta 'ibadakas sholihin"''.
''"Allahumma innad dhuha-a dhuha-uka, wal baha-a baha-uka, wal jamala jamaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka, wal 'ismata 'ismatuka.
Dalam tulisan latin: ''"Allahumma innad dhuha-a dhuha-uka, wal baha-a baha-uka, wal jamala jamaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka, wal 'ismata 'ismatuka. Allahumma in kana rizqi fis sama-i fa-anzilhu, wa in kana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kana mu’assaron fa yassirhu, wa in kana haroman fathohhirhu, wa in kana ba’idan faqorribhu, bihaqqi dhuha-ika, wa baha-ika, wa jamalika, wa quwwatika, wa qudrotika, aatini ma atayta 'ibadakas sholihin"''.
 
Artinya:
Artinya: "Ya Allah, bahwasannya waktu dhuha itu adalah waktu dhuha-Mu, dan keagungan itu adalah keagungan-Mu, dan keindahan itu adalah keindahan-Mu, dan kekuatan itu adalah kekuatan-Mu, dan perlindungan itu adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rizkiku masih di atas langit, maka turunkanlah, jika masih di dalam bumi, maka keluarkanlah, jika masih sukar, maka mudahkanlah, jika (ternyata) haram, maka sucikanlah, jika masih jauh, maka dekatkanlah, Berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMU yang sholeh".
 
* Dalam Fatwa Mufti Markaz Al Fatawa – Asy Syabkah Al Islamiyah, Dr ‘Abdullah Al Faqih, Fatwa no. 53488, 1 Sya’ban 1425, diterangkan: