Marcell Siahaan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 43:
Saat duduk di bangku [[SMP]], saat sedang serius bermain [[skateboard]], Marcell diajak Robin Malau, teman kakaknya untuk membuat band bersama. Saat itu mereka berdua sedang 'frustrasi' karena sama-sama tidak bisa menonton konser [[Sepultura]] di [[Jakarta]] tanggal [[8 Juli]] [[1992]]. Marcell memutuskan untuk mengikuti kursus drum di Purwacaraka Music School, Bandung. Dalam hitungan bulan, band mereka, ''Puppen'' terbentuk. Tak disangka band tersebut menjadi salah satu band [[underground]] terkemuka di [[Bandung]]. Album-albumnya : Not A Pup (EP) dan MK II laris terjual secara DIY (''Do-It-Yourself'', kini lebih sering disebut ''[[Independent]]'' atau ''Indie''). Puppen menjadi salah satu legenda musik underground Indonesia. Meskipun Puppen mengkilap di jalur underground, Marcell tetap setia pada segala jenis musik termasuk Adult Contemporary dan Pop. Disaat yang bersamaan, Marcell juga sempat membuat beberapa kelompok acapella antara lain bernama ''Six of One, Falz No Boyz'' dan ''Smooth'' (yang terakhir ini adalah grup acapella-nya bersama Gail Monoarfa, mantan vokalis Yovie & The Nuno yang juga adalah adik kelasnya) yang membawakan lagu-lagu Shai, 4pm, Color Me Bad dan Boyz II Men di sekolahnya, SMU St. Aloysius, [[Bandung]]. Tapi semuanya hanya berlangsung sementara dan tidak berkomitmen untuk serius.
 
Tahun [[1998]], Marcell memutuskan keluar dari Puppen karena ia merasa Puppen tidak membuatnya berkembang secara musikalitas dan lebih ingin berkonsentrasi melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum [[Universitas Katolik Parahyangan]], Bandung. Setelah itu namanya sempat tenggelam. Namanya baru kembali sayup terdengar saat Marcell membentuk sebuah band beraliran modern rock bernama The Experimental JetsetJetsets yang juga berbasis di Bandung. Band ini sempat mengeluarkan sebuah album bertajuk 'Escapade' untuk kemudian bubar karena alasan ketidakcocokan visi dan komitmen.
 
Tahun [[2001]], Marcell bergabung dengan paduan suara Glorify The Lord Ensemble pimpinan Daud P.M. Saba yang aktif di bidang pelayanan dari gereja ke gereja dan berbagai kegiatan sosial lainnya. Baginya, paduan suara ini jugalah yang telah memberikan kontribusi sangat besar dalam karier bernyanyinya. Bahkan sampai saat ini salah satu sahabatnya di paduan suara, Jeffry Wattimena, masih terus membantunya sebagai penyanyi latar.
 
Tahun [[2002]], Marcell tiba-tiba dikenal oleh publik saat berduet dengan [[Shanty]] di lagu 'Hanya Memuji' yang diambil dari single album pertama Shanty. Marcell berhasil menjadi teman duet Shanty atas bantuan dari sahabatnya yang juga anggota Glorify, Michael Hutagalung (Michael Hutagalung pernah berduet dengan penyanyi [[Filipina]] [[Maribeth]] dalam lagu berjudul 'Love Duet' beberapa waktu lampau) yang membantunya memainkan piano dan merekamkan demo seadanya. Bisa dibilang Michael Hutagalung adalah juga panutan Marcell saat belajar bernyanyi lebih serius. Banyak yang menganggap Marcell ber`khianat`berkhianat terhadap aliran musik [[Rock]] yang selama ini (dikatakan orang) diyakininya dan ini sama sekali tidak mempengaruhinya untuk terus menjalani karier bermusiknya.
 
Tahun [[2003]], alumnus Fakultas Hukum [[Universitas Katolik Parahyangan]] ini merilis album solo pertamanya bertitel "Marcell". Album ini kental dengan warna musik Urban Pop. Kesepuluh lagunya didominasi oleh lagu-lagu bertempo lambat dan sedang seperti "Semusim", "Firasat", "Jangan Pernah Berubah" dan "Waktu Kan Menjawab". Marcell melibatkan pencipta lagu handal antara lain [[Melly Goeslaw]], [[Glenn Fredly]] dan juga para aranjer handal seperti [[Tohpati]], [[Iso]], [[Aksan Sjuman]] dan [[EQ]] Humania.