Muammar Khadafi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
per peninjauan AP
Baris 115:
Khadafi sempat mengambil jurusan sejarah di [[Universitas Libya]], [[Benghazi]], sebelum akhirnya keluar untuk bergabung dengan militer.{{sfn|Harris|1986|pp=46–47}}{{sfn|St. John|2012|p=138}} Meskipun ia memiliki rekam jejak yang buruk di kepolisian, pada tahun 1963, ia mulai mengikuti pelatihan di [[Akademi Universitas Militer Benghazi|Akademi Militer Kerajaan]], Benghazi, bersama dengan beberapa teman yang memiliki pemikiran serupa dari Misratah. Angkatan bersenjata menjadi satu-satunya kesempatan bagi orang-orang Libya yang berada di golongan bawah pada masa itu untuk naik ke atas, dan Khadafi sendiri menganggap militer sebagai alat untuk melakukan perubahan politik.{{sfn|Blundy|Lycett|1987|p=45}}{{sfn|Kawczynski|2011|p=12}}{{sfn|St. John|2012|p=138}} Di bawah pemerintahan Raja Idris, angkatan bersenjata Libya dilatih oleh militer Inggris; hal ini membuat Khadafi marah, karena ia memandang Inggris sebagai imperialis, sehingga ia menolak mempelajari bahasa Inggris dan bersikap kasar kepada para perwira Inggris, yang menyebabkan ia gagal lulus ujian.{{sfn|Blundy|Lycett|1987|p=45}} Para pelatih Inggris melaporkannya kepada pihak yang berwenang dengan tuduhan pembangkangan dan tindakan kasar, dan mereka juga menyatakan kecurigaan mereka bahwa Khadafi terlibat dalam peristiwa pembunuhan panglima akademi militer pada tahun 1963. Laporan-laporan tersebut diabaikan dan Khadafi dengan cepat menyelesaikan pelatihan-pelatihannya.{{sfn|Blundy|Lycett|1987|pp=46, 48–49}}
 
Pada tahun 1964, Khadafi mendirikan Komite Pusat [[Gerakan Perwira Merdeka]] bersama dengan jumlah kader yang setia; kelompok revolusioner ini mengambil nama dari [[Gerakan Perwira Bebas (Mesir)|pendahulunya di Mesir]] yang dipimpin oleh Nasser. Di bawah kepemimpinan Khadafi, merekakelompok bertemurevolusioner secaraini diammenyelenggarakan rapat-diamrapat rahasia dan disusundiorganisasikan berdasarkanmengikuti [[sistem sel bawah tanah]].{{sfn|Blundy|Lycett|1987|pp=47–48}}{{sfn|Kawczynski|2011|pp=12–13}} Khadafi mengunjungi berbagai tempat di Libya untuk mengumpulkan informasi dan memulai hubungan dengan para simpatisan, sementara badan intelijen Libya mengabaikan Khadafi karena dianggap tidak berbahaya.{{sfn|Kawczynski|2011|p=13}} Khadafi akhirnya lulus pada Agustus 1965,{{sfn|St. John|2012|p=138}} dan ia lalu menjadi petugas komunikasi dalam [[korps perhubungan]] angkatan darat.{{sfn|St. John|2012|p=138}}
 
Pada April 1966, ia dikirim ke Britania Raya untuk mendapatkan pelatihan lebih lanjut; selama sembilan bulan, ia mengikuti kursus bahasa Inggris di [[Beaconsfield]], [[Buckinghamshire]], serta kursus instruktur perhubungan [[Army Air Corps (Britania Raya)|Army Air Corps]] di [[Bovington Camp]], [[Dorset]], dan kursus instruktur perhubungan infanteri di [[Hythe, Kent]].{{sfn|Blundy|Lycett|1987|pp=49–50}}{{sfn|Kawczynski|2011|p=13}}{{sfn|St. John|2012|p=138}} Ia tidak pernah masuk ke [[Akademi Militer Kerajaan Sandhurst]] meskipun muncul desas desus yang menyatakan hal yang sebaliknya.{{sfn|Kawczynski|2011|p=13}} Direktur kursus perhubungan Bovington melaporkan bahwa Khadafi berhasil melewati rintangan-rintangan dalam mempelajari bahasa Inggris. Ia juga mengamati bahwa hobi Khadafi adalah membaca dan bermain bola, dan ia merasa bahwa Khadafi adalah "seorang perwira yang menyenangkan, selalu riang, pekerja keras, dan teliti."{{sfn|St. John|2012|pp=138–139}} Khadafi sendiri tidak menyukai Inggris, dan ia mengklaim bahwa para perwira angkatan darat Britania melontarkan ejekan-ejekan rasis terhadapnya dan ia juga merasa sulit menyesuaikan diri dengan budaya setempat; ia bahkan berusaha menegaskan jati diri Arabnya di London dengan berjalan-jalan di [[Piccadilly]] sambil mengenakan busana tradisional Libya.{{sfn|Blundy|Lycett|1987|pp=49–50}}{{sfn|Kawczynski|2011|p=13}}{{sfn|St. John|2012|p=139}} Ia belakangan menyatakan bahwa ia mendatangi Inggris karena ia sadar bahwa mereka lebih maju daripada Libya, tetapi ia kembali ke negaranya dengan "lebih percaya diri dan lebih bangga dengan nilai-nilai, cita-cita, dan karakter sosial kami."{{sfn|Blundy|Lycett|1987|pp=49–50}}{{sfn|Kawczynski|2011|p=13}}{{sfn|St. John|2012|p=139}}