Aluk Todolo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 98:
Namun simbiosis mutualisme yang timbul pada saat itu belum begitu membawa perubahan yang berarti. Masyarakat Tana Toraja mayoritas masih berpegang teguh pada adat istiadat, kebiasaan setempat, dan kepercayaan Aluk Todolo yang tentunya merupakan ajaran warisan nenek moyang. Apalagi, hadirnya Islam sebagai salah satu kekuatan politik bagi kerajaan Bugis justru malah dipandang sebagai kekuatan agresor yang berusaha untuk menguasai Tana Toraja sepenuhnya. Hingga pada abad ke-19 ada salah seorang bangsawan Toraja yang akhirnya memilih untuk masuk dan memeluk Islam yang dikenal memiliki gelar Puang Sondong atau Puang Pitu.
Penyebaran Islam di Tana Toraja kemudian lebih banyak dilakukan lewat perkawinan. Minimnya proses dakwah dan trauma sejarah terhadap Kerajaan Bone, yang kemudian diasosiasikan sebagai
Begitulah gambaran hubungan yang dibina antara masyarakat Toraja yang masih menganut aluk todolo dengan agama lainnya yang masih bertahan hingga sekarang. Tongkonan menjadi lambang toleransi antar kepercayaan yang berbeda tersebut di dalam masyarakat Toraja.<ref>[http://arsip.gatra.com/2008-09-29/majalah/artikel.php?pil=23&id=119301 Gatra: Aluk Todolo Berdampingan dengan Islam dan Kristen]. 29 September 2008. Diakses 24 Maret 2019.</ref>
|