Kabupaten Aceh Utara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 60:
 
== Geografi ==
Wilayah Aceh Utara memiliki topografi wilayah yang sangat bervariasi, dari daerah dataran rendah yang luas di utara memanjang barat ketimurke timur hingga daerah pegunungan di selatan. Ketinggian rata-rata wilayah Aceh Utara adalah 125 m. Jalan lintas timur Sumatra melintasi wilayah dataran rendah sehingga menjadikan wilayah rendah ini menjadi kawasan yang lebih berkembang secara ekonomi dibanding wilayah selatan yang ada dipedalaman.
 
Pada wilayah dataran rendah senantiasalebih sering dilanda banjir ketika curah hujan tinggi diselatandi selatan, salah satu wilayah yang menjadi daerah langganan banjir kiriman dari selatan adalah kecamatan [[Lhoksukon, Aceh Utara|Lhoksukon]], [[Matangkuli, Aceh Utara|Matangkuli]], [[Pirak Timur, Aceh Utara|Pirak]], [[Samudera, Aceh Utara|Samudera]], [[Lapang, Aceh Utara|Lapang]], [[Tanah Luas, Aceh Utara|Tanah Luas]], [[Tanah Pasir, Aceh Utara|Tanah Pasir]] dan [[Meurah Mulia, Aceh Utara|Meurah Mulia]]. Luapan dari sungai Keureutoe dan Sungai Pasee menjadi momok tahunan bagi masyarakat Aceh Utara di kecamatan-kecamatan tersebut.
 
Wilayah dataran rendah didominasi oleh lahan pertanian berupa persawahan dan permukiman penduduk, dipesisir terdiri dari tambak perikanan air asin sementara diwilayahdi wilayah dataran tinggi lahan perkebunan yang mulai digarap secara meluas oleh masyarakat. Potensi pertanian di Aceh Utara masih belum bisa diandalkan guna meningkatkan taraf hidup masyarakatnya dikarenakan sistem pengairan persawahan masih mengandalkan irigasi tradisional dan sebagiannya malah masih berupa sawah tadah hujan.
 
Dibidang perkebunan sendiri Aceh Utara memiliki perkebunan kelapa sawit, karet dan kakao yang dikelola oleh [[Perkebunan Nusantara I|PT Perkebunan Nusantara I]] yang mengelola lahan perkebunan kelapa sawit pada areal seluas 46.377 ha, karet 11.918 ha dan kakao seluas 354 ha. Selain penanaman komoditi pada areal sendiri + inti, PTPN I juga mengelola areal Plasma milik petani seluas 16.832 ha yang terdiri dari areal kelapa sawit 6.714 dan karet 10.118 ha. Pada awalnya PTPN I ini juga mengelola perkebunan tebu yang diproduksi menjadi gula di pabrik gula [[Cot Girek, Aceh Utara|Cot Girek]], namun pabrik tersebut tidak beroperasi lama hingga pada akhirnya dikonversi menjadi pabrik pengolahan kelapa sawit.