Halaman bangunan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
bakal sering tukeran inuse <---> akan dikerjakan. :)
Baris 34:
Pekarangan adalah salah satu lahan yang memiliki potensi wanatani.{{sfn | Arifin | 2013 | pp =4}} Bahkan, pekarangan tropis dikatakan sebagai salah satu sistem wanatani paling kompleks.{{sfn | Gliessman | 1990 | pp=161}} Sebagai sebuah sistem wanatani, strata tanaman beragam pada pekarangan mampu menggunakan energi matahari secara efektif, mampu mendaur ulang energi tersebut dalam area pekarangan, mampu melindungi sistem air, mampu melindungi sistem tanah dari erosi, pencucian tanah, dan kelelahan lahan, serta memberi keindahan dan rasa nyaman.{{sfn | Arifin | 2013 | pp =6}}{{sfn | Soemarwoto | Soemarwato | Karyono | Soekartadiredja | 1977 | p=45}} Sistem wanatani pada pekarangan juga bisa menambah pasokan kayu untuk pembakaran dan bahan bangunan{{sfn | Soemarwoto | Soemarwato | Karyono | Soekartadiredja | 1977 | p=46}}.
 
Pekarangan sering dipakai sebagai tempat uji tanaman baru, tempat persemaian, atau perawatan pertama sebelum ditanam di lahan terbuka (????? see dictionary). Selain itu, pekarangan juga menjadi tempat domestikasi tumbuhan.{{sfn | Galluzzi | Eyzaguirre | Negri | pp=3639}} Terdapat tanaman-tanaman yang tidak pernah atau sudah tidak ditanam lagi di lahan terbuka, yang ternyata ditemukan di pekarangan, misalnya kacang lima di Kuba, atau tanaman belustru di Nepal{{sfn | Galluzzi | Eyzaguirre | Negri | pp=3639}}.
 
Keragaman tanaman pada pekarangan (tradisional) menjadikan pekarangan cenderung resisten terhadap hama{{sfn | Soemarwoto | Soemarwato | Karyono | Soekartadiredja | 1977 | p=45}}.