Festival Memeden Gadhu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Athrion (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 12:
 
== Latar Belakang ==
Petani sudah kehabisan cara mengusir musuhnya. Musuh alami hama perusak tanaman lenyap diburu orang. [[Ular]], misalnya, diburu untuk kepentingan industri dan makanan olahan. Selain itu, katak dan burung dibabat habis untuk makanan dan hiasan rumah. Sehingga wajar bila hama [[Tikus]], [[Wereng]], dan sejenisnya makin merajalela. Sekelompok anak muda di Jepara mengingatkan bahwa masih ada cara jitu mengusir hama perusak tanaman, seperti burung. Tidak dibunuh, tetapi dengan konsep lama, yakni membuat memedi sawah. “Cara ini ramah lingkungan,” kata Kustam Eka Jalu, Koordinator Gabungan Masyarakat Peduli Tradisi dan Budaya Jepara, kemarin. Karena itu, Kustam bersama kelompoknya menyelenggarakan Festival Memeden Gadu, Pameran Seni dan Kerajinan Tempo Doeloe, selama tiga hari sejak 9 Oktober di Desa [[Kepuk, Bangsri, Jepara|Kepuk]], Kecamatan [[Bangsri, Jepara|Bangsri]], [[Jepara]]. Dipilihnya desa itu karena pertaniannya sangat potensial dan sebagian besar masyarakatnya hidup dari petani atau buruh tani. Desa berpenduduk 5.400 jiwa itu memiliki area persawahan seluas sekitar 266 hektare.“Kami dukung, sekalian upacara sedekah bumi,”kata Tarno Kepala Desa. Selama ini, sebagian besar petani memang sudah meninggalkan budaya pengusir [[Burung]] yang '''disebut memeden gadhu'''. “Mereka memilih berteriak-teriak atau dengan plastik yang digerak-gerakkan,”kata Kahar.
 
== Asal Usul ==