Jogja-NETPAC Asian Film Festival: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 28:
JAFF menjadi festival film internasional ketiga yang diadakan di Indonesia setelah Festival Film Internasional (JIFFEST) di Jakarta dan Festival Film Dokumenter (FFD) di Yogyakarta. JAFF berfokus pada perkembangan sinema di Asia dan memberi ruang bagi film-film alternatif. Selain itu, JAFF menjadi tempat bertemunya komunitas film dan pelaku sinema lainnya se-Asia. Penyelenggaraan pertama JAFF berlangsung pada 7–12 Agustus 2006, tak lama setelah bencana [[Gempa bumi Yogyakarta 2006|gempa bumi melanda wilayah Yogyakarta]] pada 27 Mei. Tema yang diusung JAFF adalah “Sinema di Tengah Krisis” (''Cinema in the Midst of Crisis''), yakni meyoroti bagaimana sinema berperan di tengah krisis akibat bencana alam dan sosial yang menyebabkan perubahan di tengah masyarakat. ''[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]'' menyebut penyelenggaraan perdana JAFF menjadi usaha untuk menunjukkan pada dunia internasional bahwa masyarakat Yogyakarta tengah bangkit dan membangun kembali kotanya.<ref>{{Cite web|url=https://seleb.tempo.co/read/82107/pasar-baru-film|title=Pasar Baru Film|date=2006-08-17|website=Tempo|language=en|access-date=2019-03-14}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://nasional.kompas.com/read/2010/12/22/0422422/function.simplexml-load-file|title=Kesenian Gugur Gunung Tampil di JAFF|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-03-14}}</ref>
 
Sejak berdiri, JAFF bekerja sama dengan NETPAC dan menggandeng negara-negara Asia. Festival ini dinilai telah menjadi salah satu festival film yang disorot oleh pegiat film. Dalam perkembangannya, JAFF menjadi bagian dari agenda rutin program pemerintah daerah setempat. Pemerintah Kota Yogyakarta awalnya menyediakan dana penyelenggaraan, walaupun dukungan dana dari pemerintah tidak terus-menerus ada pada setiap tahun pelaksanaannya.<ref name=":0" /> Selain itu, JAFF berdampak pada tumbuhnya geliat perfilman di Yogyakarta. Beberapa orang yang pernah menjadi anggota panitia JAFF kini dikenal sebagai pembuat film berskala nasional, di antaranya Ifa Isfansyah (''[[Pendekar Tongkat Emas]], [[Garuda di Dadaku]]'') dan Ismail Basbeth (''[[Talak 3]],'' ''[[Mencari Hilal]]'').<ref>{{Cite web|url=http://www.muvila.com/film/artikel/10-tahun-jogja-netpac-asian-film-festival-proses-menjadi-asia-1511260.html|title=10 Tahun Jogja-NETPAC Asian Film Festival: Proses 'Menjadi Asia'|website=muvila.com|access-date=2019-03-24}}</ref>
 
Sukses di tahun pertamanya, JAFF kembali diadakan pada 2007 dengan tema "Diaspora", yakni bagaimana sinema dapat memberi ruang pertemuan simbolik berbagai komunitas yang mengalami dislokasi sosial akibat proses perubahan. Penyelenggaraan kedua JAFF berlangsung pada 29 Juli–2 Agustus 2007. Pada 2008, JAFF diselenggarakan pada tanggal 9–13 Agustus 2008 di seputaran [[Taman Budaya Yogyakarta]]. Edisi ketiga ini, JAFF menyoroti perubahan dengan mengusung tema besar "Metamorfosa".<ref>{{Cite web|url=https://news.detik.com/kalender-kegiatan-news/d-980559/3rd-jogja-netpac-asian-film-festival-jaff|title=3rd Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF)|website=detiknews|access-date=2019-03-14}}</ref>