Papua: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Paijo17 (bicara | kontrib)
k Memperbaiki penulisan km2, memperbaiki penulisan kata "kelembapan", dan menghapus heading duplikat "papeda"
k ←Suntingan Paijo17 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh OrophinBot
Tag: Pengembalian
Baris 42:
 
== Geografi ==
Provinsi Papua memiliki luas sekitar 421.981 km<sup>2</sup>km2, pulau Papua berada di ujung timur dari wilayah Indonesia, dengan potensi sumber daya alam yang bernilai ekonomis dan strategis, dan telah mendorong bangsa – bangsa asing untuk menguasai pulau Papua.
 
[[Kabupaten Puncak Jaya]] merupakan kota tertinggi di pulau Papua, sedangkan kota yang terendah adalah kota Merauke. Sebagai daerah tropis dan wilayah kepulauan, pulau Papua memiliki kelembapankelembaban udara relative lebih tinggi berkisar antara 80-89% kondisi geografis yang bervariasi ini mempengaruhi kondisi penyebaran penduduk yang tidak merata. Pada tahun 1990 penduduk di pulau Papua berjumlah 1.648.708 jiwa dan meningkat menjadi sekitar 2,8 juta jiwa pada tahun 2006. Dengan ketinggian 4.884 m, Puncak Jaya merupakan puncak tertinggi di Indonesia sekaligus di Oseania.
 
{|class="wikitable"
Baris 50:
|-
|Luas
|420.540&nbsp;km<sup>2</sup>²
|-
! colspan="2" style="background-color: #ccc; text-align: center;" |Iklim
Baris 105:
 
== Sejarah ==
Papua berada di wilayah paling timur negara Indonesia. Ia merupakan pulau terbesar kedua setelah Pulau [[Greenland]] di [[Denmark]]. Luasnya mencapai 890.000 km<sup>2</sup>Km² (ini jika digabung dengan Papua New Guinea). Besarnya diperkirakan hampir lima kali luas pulau Jawa.
 
Pada sekitar tahun 200 M, ahli geografi bernama [[Klaudius Ptolemaeus]] (Ptolamy) menyebut pulau Papua dengan nama Labadios. Sampai saat ini tak ada yang tahu, kenapa pulau Papua diberi nama Labadios.
Baris 117:
Pada akhir tahun 1300, Kerajaan Majapahit menggunakan dua nama, yakni Wanin dan Sram. Nama Wanin, tentu tidak lain dari semenanjung Onin di daerah Fak-Fak dan Sram, ialah pulau Seram di Maluku. Ada kemungkinan, budak yang dibawa dan dipersembahkan kepada Majapahit berasal dari Onin dan yang membawanya ke sana adalah orang Seram dari Maluku, sehingga dua nama ini disebut.
 
Sekitar tahun 1646, Kerajaan Tidore memberi nama untuk pulau ini dan penduduknya sebagai Papa-Ua, yang sudah berubah dalam sebutan menjadi Papua. Dalam bahasa Tidore artinya tidak bergabung atau tidak bersatu (''not integrated''). Dalam bahasa melayu berarti berambut keriting. Memiliki pengertian lain, bahwa di pulau ini tidak terdapat seorang raja yang memerintah.
 
Ada juga yang memakai nama Papua sebagai bentuk ejekan terhadap warga setempat—penduduk primitif, tertinggal, bodoh— yang merupakan slogan yang tidak mempunyai arti apapun dengan nama Papua.
Baris 242:
 
=== Kuliner khas ===
==== Papeda ====
[[Berkas:Papeda, Kuah Kuning, Ikan Tude Bakar 2.jpg|jmpl|[[Papeda]] disajikan dengan kuah kuning dan [[Ikan (makanan)|ikan]] tude bakar.]]
[[Berkas:Papeda.jpg|jmpl|[[Papeda]]]]
'''Papeda''' adalah [[makanan]] berupa [[bubur]] [[sagu]] khas [[Maluku]] dan papua yang biasanya disajikan dengan [[ikan]] [[tongkol]] atau mubara yang dibumbui dengan [[kunyit]].<ref name="Khas">{{cite web|url=http://mediapublica.co/2013/04/02/papeda-makanan-khas-dari-timur-indonesia/|title=Papeda Makanan Khas Dari Timur Indonesia|first=Rati|last=Prasasti|year=2013|accessdate=9 Mei 2014|publisher=Media Publica}}</ref> Papeda berwarna [[putih]] dan bertekstur lengket menyerupai [[lem]] dengan rasa yang tawar.<ref name="Khas" /> Papeda merupakan makanan yang kaya serat, rendah [[kolesterol]] dan cukup bernutrisi.<ref name="tribun">{{cite web|url=http://www.tribunnews.com/lifestyle/2013/12/10/papeda-makanan-sehat-khas-papua|title=Papeda, Makanan Sehat Khas Papua|first=Agung B.|last=Santoso|accessdate=9 Mei 2014|publisher=|year=2013}}</ref>
Baris 247 ⟶ 249:
Di berbagai wilayah pesisir dan dataran rendah di Papua, sagu merupakan bahan dasar dalam berbagai makanan.<ref name="NatGeo">{{cite web|url=http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/12/belanga-dan-papeda|title=Belanga dan Papeda|first=Aryo|last=Wisanggeni|year=2013|accessdate=9 Mei 2014|publisher=National Geographic Indonesia}}</ref> Sagu bakar, sagu lempeng, dan sagu bola, menjadi sajian yang paling banyak dikenal di berbagai pelosok Papua, khususnya dalam tradisi kuliner masyarakat adat di Kabupaten Mappi, [[Asmat]], hingga [[Mimika]].<ref name="NatGeo" /> Papeda merupakan salah satu sajian khas sagu yang jarang ditemukan.<ref name="NatGeo" /> [[Antropolog]] sekaligus Ketua Lembaga Riset Papua, Johszua Robert Mansoben, menyatakan bahwa papeda dikenal lebih luas dalam tradisi masyarakat adat [[Sentani]] dan Abrab di [[Danau Sentani]] dan Arso, serta [[Manokwari]].<ref name="NatGeo" />
 
Pada umumnya, papeda dikonsumsi bersama dengan ikan tongkol.<ref name="Maluku">{{cite web|url=http://www.femina.co.id/kuliner/info.kuliner/papeda.maluku.bubur.lem.segar.bergizi/004/002/234|publisher=Femina|title=Papeda, Maluku: Bubur 'Lem' Segar Bergizi|accessdate=14 April 2014}}</ref> Namun, papeda dapat juga dikombinasikan dengan [[ikan gabus]], [[kakap merah]], bubara, hingga ikan kue.<ref name="Maluku" /> Selain kuah kuning dan ikan, bubur papeda juga dapat dinikmati dengan sayur ganemo yang diolah dari daun [[melinjo]] muda yang ditumis dengan bunga pepaya muda dan [[cabai]] merah.<ref name="Maluku" />[[Berkas:Papeda, Kuah Kuning, Ikan Tude Bakar 2.jpg|jmpl|[[Papeda]] disajikan dengan kuah kuning dan [[Ikan (makanan)|ikan]] tude bakar.]]
 
==== Tifa ====
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Enkelvellige bekervormige trom TMnr 18-18.jpg|jmpl|Alat musik tifa]]