Dajjal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
SkullSplitter (bicara | kontrib)
SkullSplitter (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 30:
== Ciri fisik ==
Menurut hadits Dajal memiliki ciri fisik seperti cacat pada mata kirinya, memiliki rambut keriting dan lebat.<ref>Dari Hudzaifah, rasulullah {{saw}} berkata: الدَّجَّالُ أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُسْرَى جُفَالُ الشَّعْرِ مَعَهُ جَنَّةٌ وَنَارٌ فَنَارُهُ جَنَّةٌ وَجَنَّتُهُ نَارٌ
“Dajjal cacat matanya yang kiri, keriting rambutnya, bersamanya surga dan nerakanya. Nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka.” (HR. Muslim, no. 2934)</ref><ref>Dari Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shalallahu 'alihi wasalamu bersabda, "Dajjal adalah seorang yang cacat mata sebelah kirinya & rambutnya keriting seperti buih karena lebatnya".(HR. Muslim 18:60-61).</ref> Sedangkan pendapat lain mengatakan mata kanannya yang buta.<ref>“...dan aku melihat orang yang berambut ikal pendek, yang mata-kanannya buta aku bertanya: Siapakah ini? Lalu dijawab, bahwa ia adalah Masihid ad-Dajjal” (Bukhari 77:68,92)</ref> Ia memiliki perawakan besar<ref>Di antara sifat-sifatnya (ciri-cirinya) lagi ialah seperti yang disebutkan dalam hadis Fathimah binti Qais radhiyallahu anhu mengenai kisah ''Al-Jasasah'' yang dalam riwayat itu [[Tamim Ad-Dari]] radhiyallahu anhu berkata, "....Lalu kami berangkat dengan segera sehingga ketika kami sampai di biara tiba-tiba di sana ada seorang yang sangat besar (hebat) dan diikat sangat erat...." (Shahih Muslim, Kitabul Fitan wa Asyrathis Sa'ah, Bab Qishshatil Jasasah 18:81)</ref> dan pendek, berkaki bengkok, rambutnya keriting, matanya buta sebelah, dan matanya kabur, serta tidak menonjol dan tidak juga cekung.<ref>‘Sesungguhnya Al-Masih Ad-Dajjal seorang laki-laki pendek, berkaki bengkok, keriting rambutnya, buta sebelah matanya, dan matanya kabur tidak menonjol dan tidak juga cekung, jika ia memperdayai kalian maka ketahuilah bahwa Tuhan kalian tidaklah buta sebelah’ (Shahih. Hadits riwayat Ahmad 23144, Abu Dawud 4320)</ref><ref>"Tidak ada seorang nabi pun kecuali telah memperingatkan ummatnya tentang Dajjal yang buta sebelah lagi pendusta. Ketahuilah bahwa Dajjal buta sebelah matanya sedangkan Allah tidaklah buta sebelah. Tertulis di antara kedua matanya; Kafir" (yang mampu dibaca oleh setiap muslim). (HR. Al-Bukhari 7131,7408, Muslim 2933)</ref> Jalannya tidak normal,<ref>Dari Ubadah bin as-Shamit radhiyallahu ‘anhu, nabi {{saw}} bersabda:
 
إن المسيح الدجال رجل قصير، أفحج، جعد، أعور، مطموس العين، ليست بناتئة ولا حجراء
Tertulis di antara dua mata Dajal <font size=4>ك ف ر</font> (''Kaf-Fa-Ra'' artinya ''[[kafir]]'') yang bisa dibaca oleh orang [[buta aksara]].<ref>Tertulis di antara kedua matanya ك ف ر yang bisa dibaca oleh mukmin yang bisa baca tulis ataupun tidak. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, rasulullah {{saw}} berkata: مَا مِنْ نَبِيٍّ إِلاَّ وَقَدْ أَنْذَرَ أُمَّتَهُ اْلأَعْوَرَ الْكَذَّابَ أَلاَ إِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ وَمَكْتُوْبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ك ف ر
“Tidak ada seorang nabi pun kecuali memperingatkan umatnya dari Dajjal. Dia buta, pendusta. Ketahuilah dia buta, adapun Rabb kalian tidaklah demikian. Tertulis di antara dua mata Dajjal:ك ف ر -yakni: kafir.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim no. 2933)</ref><ref>Dalam satu riwayat dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu: يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ كَاتِبٍ وَغَيْرِ كَاتِبٍ
“Akan bisa membacanya semua mukmin yang bisa menulis ataupun tidak.” (HR. Muslim, 2934/105)</ref> Periwayat hadist lain mengatakan, ia terlihat masih muda, berbadan besar, agak kemerah-merahan. Ia seorang pemuda posturnya gemuk, kulitnya kemerah-merahan, berambut keriting, matanya sebelah kanan buta, dan matanya itu seperti buah anggur yang masak’ (tak bersinar), wajah Dajal serupa dengan [[Abdul Uzza bin Qathan]] (lelaki Quraisy dari Khuza’ah yang hidup pada zaman [[Jahiliyah]]).<ref>Hadits riwayat al-Bukhari, dan Muslim</ref><ref>Para sahabat berkata, “Dajjal ini lebih menyerupai Ibnu Qathan seorang laki-laki dari Khuza’ah.” (H.R. Muslim, Kitabul Iman, Bab Dzikril Masih Ibni Maryam - Masihid Dajjal, Jilid 2 hal 237)</ref>
 
“Sesungguhnya Dajjal adalah orang yang agak pendek, jalannya tidak normal, rambut ikal, buta sebelah, matanya terhapus, tidak timbul dan tidak masuk ke dalam.” (HR. Ahamd 22764, Abu Daud 4320, dan dishahihkan al-Albani).</ref> bertubuh gempal, kulitnya merah,<ref>Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, nabi {{saw}} bercerita tentang Dajjal:
Pada saat itu pula, di antara Muhammad dan [[sahabat nabi|para sahabatnya]], ada seseorang yang bernama [[Ibnu Shayyad]], ia memiliki semua ciri khas Dajal. [[Umar bin Khattab]] pun bersumpah disamping Muhammad bahwa Ibnu Shayyad adalah Dajal, tetapi Nabi Muhammad {{saw}} tidak menjawab apapun dikarenakan ia tidak mendapatkan [[wahyu]] mengenai hal tersebut. Karena itulah Nabi Muhammad {{saw}} tidak menyatakan secara pasti bahwa dia adalah Dajal atau yang lainnya, dan karena itu pula ia berkata kepada ‘Umar, bahwa jika Ibnu Shayyad benar Dajal, maka 'Umar tidak akan pernah bisa membunuhnya.<ref>"Jika dia memang Dajal, maka engkau tidak akan pernah bisa membunuhnya." (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz XVIII hal 64)</ref>
 
فَإِذَا رَجُلٌ جَسِيمٌ أَحْمَرُ جَعْدُ الرَّأْسِ أَعْوَرُ العَيْنِ، كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ، قَالُوا: هَذَا الدَّجَّالُ
Sebagian sahabat sependapat dengan apa yang diungkapkan oleh ‘Umar, dan bersumpah bahwasanya Ibnu Shayyad adalah Dajal, sebagaimana diriwayatkan dari [[Jabir bin Abdillah]],<ref>Dijelaskan dalam sebuah hadits dari Muhammad bin al-Munkadir, dia berkata, “Aku melihat Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhuma bersumpah atas Nama Allah bahwasanya Ibnu Shayyad adalah Dajjal.” Aku berkata, “Engkau bersumpah atas Nama Allah?!” Dia berkata, “Sesungguhnya aku mendengar ‘Umar bersumpah terhadap hal itu di sisi nabi {{saw}}, lalu Nabi {{saw}} tidak mengingkarinya.” Shahiih al-Bukhari, Kitab al-I’tishaam bil Kitaabi was Sunnah, bab Man Ra'-a Tarkan Nakiir minan Nabiyyi Hujjatun li man Ghairir Rasuul (XIII/223, al-Fat-h), dan Shahiih Muslim, Kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah, bab Dzikru Ibni Shayyad (XVIII/52-53, Syarh an-Nawawi)</ref> [[Ibnu ‘Umar]], dan [[Abu Dzarr]].
 
“Tiba-tiba saya melihat ada sosok laki-laki yang gempal, kulitnya merah, rambutnya sangat keriting, matanya buta sebelah, seolah bola matanya seperti buah anggur yang keluar. Para malaikat mengatakan: ‘Itu Dajjal’.” (HR. Bukhari 7128).</ref> berkening lebar, serta dadanya bidang,<ref>Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah {{saw}} bersabda, "Adapun al-Masih kesesatan itu (Dajjal) adalah buta sebelah matanya, lebar jidatnya, bidang dadanya bagian atas dan bengkok (kakinya)." (Musnad Imam Ahmad).</ref>
Kemudian Ibnu Shayyad mendengar apa yang telah dibicarakan orang-orang mengenainya, lalu dia merasa sangat terluka karenanya. Kemudian ia membela diri bahwa dia bukanlah Dajal, dan berhujjah bahwa yang dikabarkan oleh nabi tentang sifat-sifat Dajal tidak sesuai dengan keadaannya. Ibnu Shayyad mengaku bahwa ia seorang [[Muslim]] sedangkan Dajal adalah kafir, ia memiliki keturunan, sedangkan Dajal mandul, ia bisa memasuki kota [[Makkah]] dan [[Madinah]], sedangkan Dajal tidak bisa.<ref>‘Dia (Dajjal) adalah orang kafir,’ sementara aku adalah seorang muslim? Bukankah rasulullah {{saw}} pernah bersabda bahwa dia (Dajjal) adalah orang yang tidak memiliki anak, sementara aku telah meninggalkan anak-anakku di Madinah? Bukankah rasulullah {{saw}} pernah bersabda bahwa dia (Dajjal) tidak akan pernah memasuki Madinah dan Makkah, sementara aku datang dari Madinah menuju Makkah?” Abu Sa’id al-Khudri berkata, “Hampir saja aku menerima alasannya,” kemudian dia berkata, “Demi Allah, sesungguhnya aku mengenalnya dan mengetahui tempat kelahirannya, dan di mana dia sekarang.” Abu Sa’id berkata, “Aku berkata kepadanya, ‘Celakalah engkau pada hari-harimu.’” (Shahiih Muslim, Kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah bab Dzikru Ibni Shayyad XVIII/51-52, Syarh an-Nawawi)</ref>
 
Tertulis di antara dua mata Dajal <font size=4>ك ف ر</font> (''Kaf-Fa-Ra'' artinya ''[[kafir]]'') yang bisa dibaca oleh orang [[buta aksara]].<ref>Tertulis di antara kedua matanya ك ف ر yang bisa dibaca oleh mukmin yang bisa baca tulis ataupun tidak. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, rasulullah {{saw}} berkata: مَا مِنْ نَبِيٍّ إِلاَّ وَقَدْ أَنْذَرَ أُمَّتَهُ اْلأَعْوَرَ الْكَذَّابَ أَلاَ إِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ وَمَكْتُوْبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ك ف ر
“Tidak ada seorang nabi pun kecuali memperingatkan umatnya dari Dajjal. Dia buta, pendusta. Ketahuilah dia buta, adapun Rabb kalian tidaklah demikian. Tertulis di antara dua mata Dajjal:ك ف ر -yakni: kafir.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim no. 2933)</ref><ref>Dalam satu riwayat dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu: يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ كَاتِبٍ وَغَيْرِ كَاتِبٍ
“Akan bisa membacanya semua mukmin yang bisa menulis ataupun tidak.” (HR. Muslim, 2934/105)</ref> Periwayat hadist lain mengatakan, ia terlihat masih muda, berbadan besar, agak kemerah-merahan. Ia seorang pemuda posturnya gemuk, kulitnya kemerah-merahan, berambut keriting, matanya sebelah kanan buta, dan matanya itu seperti buah anggur yang masak’ (tak bersinar), wajah Dajal serupa dengan [[Abdul Uzza bin Qathan]] (lelaki Quraisy dari Khuza’ah yang hidup pada zaman [[Jahiliyah]]).<ref>HaditsDari riwayatUmar alradhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shalallahu 'alihi wasalamu bersabda: "Ketika saya sedang tidur, saya bermimpi melakukan thawaf di Baitullah... "Lalu Beliau mengatakan bahwa Beliau melihat Isa Ibnu Maryam 'alaihissalam, kemudian melihat Dajjal & menyebutkan ciri-Bukharicirinya dengan sabdanya : "Dia itu seorang lelaki yang gemuk, berkulit merah, berambut keriting, matanya buta sebelah, dan matanya itu seperti buah anggur yang masak (tak bersinar)."" Para sahabat berkata, "Dajjal ini lebih menyerupai Ibnu Qathn, seorang laki-laki dari Khuza'ah". (Shahih Bukhari, Kitabul Fitan, Bab Dzikrid Dajjal 13:90; Shahih Muslim, Kitabul Iman, Bab Dzikril Masih Ibnu Maryam 'alaihissalam wal-Masihid Dajjal 2:237).</ref><ref>Para sahabat berkata, “Dajjal ini lebih menyerupai Ibnu Qathan seorang laki-laki dari Khuza’ah.” (H.R. Muslim, Kitabul Iman, Bab Dzikril Masih Ibni Maryam - Masihid Dajjal, Jilid 2 hal 237).</ref>
 
== Biografi ==
Baris 132 ⟶ 134:
"Siapa yang mendengar keberadaan Dajjal,‏‎ hendaknya dia menjauh darinya. Sungguh demi Allah! Ada seorang mendatanginya dalam keadaan dia mengira bahwasanya dia itu beriman, namun pada akhirnya dia malah menjadi pengikutnya, disebabkan syubhat-syubhat yang dia sampaikan." (HR. Ahmad)</ref><ref>“Barangsiapa yang mendengar tentang Dajjal hendaklah ia menjauh darinya. Demi Allah! Sesungguhnya ada seorang laki-laki akan mendatanginya dan ia menyangka dirinya beriman, lalu ia justru mengikutinya karena pengaruh ''syubhat'' (kerancuan yang ditimbulkan Dajjal).” (HR. Abu Dawud, no.4319, dan dishahihkan Al-Albani dalam Al-Misykah 3:1515)</ref>
 
=== Menghafal 10 ayat pertama/terakhir Surah Al-Kahfi ===
[[Muhammad]] mengingatkan para umatnya untuk menghafal sepuluh ayat pertama dari [[Surah Al-Kahf|Surat Al-Kahfi]].<ref>Menghafal permulaan surat Al-Kahfi
عَنْ أَبِيْ الدَرْدَاءِ أَنَّ النَّبِيَ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَالسَلَّمَ قَالَ مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آياتٍ مِنْ أَوَّلِ سُوْرَةِ الكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَجَّالِ
Baris 153 ⟶ 155:
أَفَحَسِبَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ يَتَّخِذُوا
 
“Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil (hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku?)” (QS. Al Kahfi: 102)” (Syarh Shahih Muslim, 6: 93).</ref>
 
Dalam riwayat lain disebutkan akhir Surah Al-Kahfi,<ref>“Dari akhir surat Al-Kahfi.” (HR. Muslim no. 809)</ref>
 
Dalam hadits di atas, Nabi {{saw}} mengabarkan bahwa siapa yang menghafal sepuluh ayat pertama atau terakhir dari surat Al-Kahfi, maka ia terlindungi dari Dajjal.
 
Imam Nawawi berkata, “Ada ulama yang mengatakan bahwa sebab mendapatkan keutamaan seperti itu adalah karena di awal surat Al-Kahfi terdapat hal-hal menakjubkan dan tanda kuasa Allah. Tentu saja siapa yang merenungkannya dengan benar, maka ia tidak akan terpengaruh dengan fitnah Dajjal. Begitu pula akhir surat Al-Kahfi, mulai dari ayat, {{Cquote|
 
أَفَحَسِبَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ يَتَّخِذُوا عِبَادِي مِنْ دُونِي أَوْلِيَاءَ إِنَّا أَعْتَدْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَافِرِينَ نُزُلًا
 
“maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka Jahannam tempat tinggal bagi orang-orang kafir.” (Al-Kahfi: 102) (Syarh Shahih Muslim, 6: 84)}}
 
Di antara waktu yang terbaik untuk membaca surat Al Kahfi adalah di malam dan hari Jum’at, karena pembacanya akan disinari [[cahaya]] antara pembaca dan [[Kakbah]].<ref>Penjelasan ini disebut dalam hadits dari Abu Sa’id Al Khudri,
Baris 163 ⟶ 175:
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ
 
“Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at” (HR. Al Baihaqi dalam Al Kubro 3: 249. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6470).</ref><ref>Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Imam Syafi’i dalam Al-Umm dan Al-Ashaab berkata disunnahkan membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat dan malam Jumatnya.” (Al-Majmu’, 4: 295).</ref>
 
=== Rutinkan membaca doa perlindungan di tasyahud akhir sebelum salam ===
Baris 177 ⟶ 189:
 
“Jika salah seorang di antara kalian selesai tasyahud akhir (sebelum salam), mintalah perlindungan pada Allah dari empat hal: siksa neraka jahannam, siksa kubur, penyimpangan ketika hidup dan mati, kejelekan Al Masih Ad Dajjal.” (HR. Muslim no. 588).</ref>
 
== Kisah Ibnu Shayyad ==
Pada saat itu pula, di antara Muhammad dan [[sahabat nabi|para sahabatnya]], ada seseorang yang bernama [[Ibnu Shayyad]], ia memiliki semua ciri khas Dajal. [[Umar bin Khattab]] pun bersumpah disamping Muhammad bahwa Ibnu Shayyad adalah Dajal, tetapi Nabi Muhammad {{saw}} tidak menjawab apapun dikarenakan ia tidak mendapatkan [[wahyu]] mengenai hal tersebut. Karena itulah Nabi Muhammad {{saw}} tidak menyatakan secara pasti bahwa dia adalah Dajal atau yang lainnya, dan karena itu pula ia berkata kepada ‘Umar, bahwa jika Ibnu Shayyad benar Dajal, maka 'Umar tidak akan pernah bisa membunuhnya.<ref>"Jika dia memang Dajal, maka engkau tidak akan pernah bisa membunuhnya." (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz XVIII hal 64)</ref>
 
Sebagian sahabat sependapat dengan apa yang diungkapkan oleh ‘Umar, dan bersumpah bahwasanya Ibnu Shayyad adalah Dajal, sebagaimana diriwayatkan dari [[Jabir bin Abdillah]],<ref>Dijelaskan dalam sebuah hadits dari Muhammad bin al-Munkadir, dia berkata, “Aku melihat Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhuma bersumpah atas Nama Allah bahwasanya Ibnu Shayyad adalah Dajjal.” Aku berkata, “Engkau bersumpah atas Nama Allah?!” Dia berkata, “Sesungguhnya aku mendengar ‘Umar bersumpah terhadap hal itu di sisi nabi {{saw}}, lalu Nabi {{saw}} tidak mengingkarinya.” Shahiih al-Bukhari, Kitab al-I’tishaam bil Kitaabi was Sunnah, bab Man Ra'-a Tarkan Nakiir minan Nabiyyi Hujjatun li man Ghairir Rasuul (XIII/223, al-Fat-h), dan Shahiih Muslim, Kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah, bab Dzikru Ibni Shayyad (XVIII/52-53, Syarh an-Nawawi)</ref> [[Ibnu ‘Umar]], dan [[Abu Dzarr]].
 
Kemudian Ibnu Shayyad mendengar apa yang telah dibicarakan orang-orang mengenainya, lalu dia merasa sangat terluka karenanya. Kemudian ia membela diri bahwa dia bukanlah Dajal, dan berhujjah bahwa yang dikabarkan oleh nabi tentang sifat-sifat Dajal tidak sesuai dengan keadaannya. Ibnu Shayyad mengaku bahwa ia seorang [[Muslim]] sedangkan Dajal adalah kafir, ia memiliki keturunan, sedangkan Dajal mandul, ia bisa memasuki kota [[Makkah]] dan [[Madinah]], sedangkan Dajal tidak bisa.<ref>‘Dia (Dajjal) adalah orang kafir,’ sementara aku adalah seorang muslim? Bukankah rasulullah {{saw}} pernah bersabda bahwa dia (Dajjal) adalah orang yang tidak memiliki anak, sementara aku telah meninggalkan anak-anakku di Madinah? Bukankah rasulullah {{saw}} pernah bersabda bahwa dia (Dajjal) tidak akan pernah memasuki Madinah dan Makkah, sementara aku datang dari Madinah menuju Makkah?” Abu Sa’id al-Khudri berkata, “Hampir saja aku menerima alasannya,” kemudian dia berkata, “Demi Allah, sesungguhnya aku mengenalnya dan mengetahui tempat kelahirannya, dan di mana dia sekarang.” Abu Sa’id berkata, “Aku berkata kepadanya, ‘Celakalah engkau pada hari-harimu.’” (Shahiih Muslim, Kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah bab Dzikru Ibni Shayyad XVIII/51-52, Syarh an-Nawawi)</ref>
 
== Lihat pula ==
Baris 187 ⟶ 206:
== Catatan kaki ==
{{Reflist|2}}
 
== Referensi ==
* al-Qiyamah as-Shugra, Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar, Dar an-Nafais, Hal. 232 – 233
 
== Pranala luar ==
* [http://almanhaj.or.id/content/3253/slash/0/pasal-kedua-al-masih-ad-dajjal/ Pasal Kedua al-Masih ad-Dajjal di AlManhaj.or.id]
* [http://rumaysho.com/belajar-islam/aqidah/3696-munculnya-dajjal-4-tempat-keluarnya-dajjal.html#_ftn4 Munculnya Dajjal (4 Tempat Keluarnya Dajjal di Rumaysho.com]
* [https://konsultasisyariah.com/14654-apakah-dajjal-manusia.html Apakah Dajjal Manusia di KonsultasiSyariah.com]
* [http://www.islaam.com/Article.aspx?id=402 Tanda dari Kemunculan Dajjal dan Kemusnahannya di Islaam.com]
* [http://www.mustaqim.co.uk/ipb-archive/commonsense/14dajjal.htm Dajjal - Mitos & Kenyataan di Mustaqim.co.uk]