Kota Sawahlunto: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis) |
OrophinBot (bicara | kontrib) |
||
Baris 11:
|image_seal =
|image_shield =
|image_map = Lokasi
|mapsize = 250px
|map_caption = Letak Sawahlunto di [[
|pushpin_map_caption = Letak Sawahlunto di [[Indonesia]]
|pushpin_map = Indonesia
Baris 20:
|subdivision_name = [[Indonesia]]
|subdivision_type1 = Provinsi
|subdivision_name1 = [[
|subdivision_type2 = Hari jadi
|subdivision_name2 = 1 Desember 1888
Baris 83:
[[Berkas:Kota Sawahlunto pada malam hari.jpg|jmpl|ka|260px|Suasana di salah satu sudut kota Sawahlunto pada malam hari]]
'''Kota Sawahlunto''' adalah salah satu [[Kota (wilayah administratif)|kota]] di provinsi [[
Saat ini kota Sawahlunto berkembang menjadi kota wisata tua yang multi etnik, sehingga menjadi salah satu kota tua terbaik di [[Indonesia]].<ref>http://www.tempo.co [http://www.tempo.co/read/news/2012/01/21/103378815/Tour-de-Singkarak-2012-Dimulai-dari-Sawahlunto Tour de Singkarak 2012 Dimulai dari Sawahlunto]. [[TEMPO|Tempo]]. Diakses pada 3 Februari 2012.</ref> Di kota yang didirikan pada tahun [[1888]] ini, banyak berdiri bangunan-bangunan tua peninggalan [[Belanda]]. Sebagian telah ditetapkan sebagai [[cagar budaya]] oleh pemerintah setempat dalam rangka mendorong pariwisata dan mencanangkan Sawahlunto menjadi "Kota Wisata Tambang yang Berbudaya".<ref>Andi Asoka (2005). ''Sawahlunto, Dulu, Kini dan Esok: Menyongsong Kota Wisata Tambang yang Berbudaya''. Pusat Studi Humaniora (PSH), [[Universitas Andalas|Unand]] Kerja Sama dengan Kantor Pariwisata, Seni dan Budaya, Kota Sawahlunto,
== Sejarah ==
Baris 91:
Nama Sawahlunto menurut legenda yang ada berasal dari kata "sawah" dan "lunto". Jauh sebelum kedatangan [[Belanda]], di kawasan ini terdapat [[sawah|sawah-sawah]] yang ditumbuhi oleh [[pohon|pepohonan]] yang belum diketahui namanya. Jika ada yang menanyakan nama pohon tersebut, akan dijawab ''alun tau'' yang lama-kelamaan berubah tutur menjadi "lunto", sebutan dalam [[bahasa Minangkabau]] yang berarti "tidak tahu".
--->
Cikal bakal dijadikannya Sawahlunto sebagai [[Kota (wilayah administratif)|kota]] terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh beberapa geolog asal [[Belanda]] ke pedalaman Minangkabau (saat itu dikenal sebagai [[Dataran Tinggi Padang]]), sebagaimana yang ditugaskan oleh [[Daftar Penguasa Hindia Belanda|Gubernur Jenderal Hindia Belanda]]. Penelitian pertama dilakukan oleh Ir. C. De Groot van Embden pada tahun 1858, kemudian dilanjutkan oleh [[Willem Hendrik de Greve|Ir. Willem Hendrik de Greve]] pada tahun 1867. Dalam penelitian De Greve, diketahui bahwa terdapat 200 juta ton [[batu bara]] yang terkandung di sekitar aliran [[Batang Ombilin]], salah satu [[sungai]] yang ada di Sawahlunto.<ref name="Greve">{{cite book|last=Hendrik de Greve|first=Willem|authorlink=Willem Hendrik de Greve|coauthors=W.A. Henny|title=Het Ombilien Kolenveld in de [[Dataran Tinggi Padang|Padangsche Bovenlanden]] en Het Transportstelsel op [[Pesisir Barat
Kota ini mulai memproduksi batu bara sejak tahun 1892.<ref name="pbk">{{cite book|last=|first=|title=Profil Daerah Kabupaten dan Kota|publisher=Penerbit Buku Kompas|year=2001|voume=1|ISBN=978-979-709-009-8}}</ref> Seiring dengan itu, kota ini mulai menjadi kawasan pemukiman pekerja tambang, dan terus berkembang menjadi sebuah kota kecil dengan penduduk yang intinya adalah pegawai dan pekerja tambang. Sampai tahun 1898, usaha tambang di Sawahlunto masih mengandalkan narapidana yang dipaksa bekerja untuk menambang dan dibayar dengan harga murah. Pada tahun 1889, pemerintah Hindia Belanda mulai membangun jalur [[kereta api]] menuju [[Kota Padang]] untuk memudahkan pengangkutan batu bara keluar dari Kota Sawahlunto. Jalur kereta api tersebut mencapai Kota Sawahlunto pada tahun 1894, sehingga sejak angkutan kereta api mulai dioperasikan produksi batu bara di kota ini terus mengalami peningkatan hingga mencapai ratusan ribu ton per tahun.
Baris 102:
=== Iklim dan topografi ===
Seperti daerah lainnya di [[
=== Batas Administrasi ===
Baris 275:
== Hukum dan HAM ==
Semenjak tahun 2015 berdiri Lapas Narkoba Sawahlunto yang menampung seluruh narapidana kasus [[Narkoba|narkotika]] di [[
== Perekonomian ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een ingang van de Ombilin steenkoolmijnen TMnr 20018524.jpg|jmpl|ka|150px|Salah satu pintu masuk menuju lubang [[Pertambangan|tambang]] [[batu bara]] di kota Sawahlunto pada tahun [[1971]]]]
Berdasarkan data dari [[Badan Pusat Statistik]], Sawahlunto merupakan [[Kota (wilayah administratif)|kota]] dengan angka kemiskinan kedua terendah di [[Indonesia]], setelah [[Kota Denpasar]], [[Bali]]. Sawahlunto juga termasuk [[Kota (wilayah administratif)|kota]] dengan pendapatan per kapita kedua tertinggi di [[
Selama seratus tahun lebih, [[batu bara]] telah dieksploitasi mencapai sekitar 30 juta ton, dan masih tersisa cadangan lebih dari 100 juta ton. Namun masa depan penambangan batu bara di kota Sawahlunto masih belum jelas, sebab cadangan yang tersisa hanya bisa dieksploitasi sebagai tambang dalam. Sedangkan dapat tidaknya eksploitasi tersebut sangat bergantung kepada penguasaan [[teknologi]] dan permintaan pasar. Selain itu, penyelenggaraan pertambangan batu bara juga sedang mengalami reorientsi oleh berkembangnya semangat [[desentralisasi]] atau tuntuntan [[otonomi daerah]] yang membangkitkan keinginan masyarakat setempat untuk melakukan penambangan sendiri.
Baris 298:
Tidak jauh dari Taman Segitiga, terdapat [[Lubang Suro]] yang diambil dari nama seorang mandor pekerja paksa, ''Mbah Suro''. bersebelahan dengan objek wisata Lubang Suro, didirikan ''Gedung Info Box'' yang menyediakan berbagai informasi dan dokumentasi tentang sejarah [[pertambangan]] [[batu bara]] di kota Sawahlunto.<ref>http://www.sawahlunto.go.id [http://www.sawahlunto.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=52&Itemid=129 Orang Rantai dari Tambang Batubara Sawahlunto]. Diakses pada 29 Juni 2010.</ref>
[[Berkas:Museum Lukisan dan Etno Kayu di Sawahlunto.jpg|al=Museum Lukisan dan Etno Kayu Kota Sawahlunto|jmpl|Museum Lukisan dan Etno Kayu di Kelurahan Saringan, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto,
=== Museum ===
Baris 315:
Di kota ini terdapat lapangan [[pacuan kuda]] milik pemerintah setempat yang bernama ''Lapangan Pacuan Kuda Bukit Kandih''. Setiap tahunnya diselenggarakan lomba pacuan kuda di lapangan ini. Lapangan pacuan kuda seluas 39.69 hektare tersebut memiliki ''track'' pacuan kuda sepanjang 1.400 meter dengan lebar 20 meter dan dapat menampung sekitar 30.000 penonton. Selain itu, kota ini juga memiliki arena ''road race'' seluas 10 hektare dengan ''track'' lintasan beraspal ''hotmix'' sepanjang 1,2 km dan telah berstandar nasional.
Kota Sawahlunto termasuk kota yang menjadi bagian dari tahapan perlombaan [[balap sepeda]] [[Tour de Singkarak]]. Pada [[Tour de Singkarak 2011]], kereta uap wisata bertenaga [[batu bara]] yang oleh masyarakat setempat dinamai ''Mak Itam'' dipakai untuk membawa pembalap sepeda menuju lokasi start etape 5a di [[Silungkang, Sawahlunto|Silungkang]].<ref>http://www.okezone.com [http://sports.okezone.com/read/2011/06/06/43/464789/mak-itam-semarakkan-tour-de-singkarak Mak Itam Semarakkan Tour De Singkarak], 5 Juni 2011. Okezone.com. Diakses pada 13 Desember 2011.</ref> Dalam tiga kali penyelenggaraan ajang balap sepeda Tour de Singkarak, [[kota Padang]] selalu menjadi titik start pelombaan. Namun untuk tahun [[2012]] titik start lomba dipindahkan ke kota Sawahlunto, sedangkan Padang sebagai [[ibu kota]] [[
[[PS GAS|PS Gunung Arang Sawahlunto]] adalah klub sepak bola yang bermain di [[Liga 3]] yang bermarkas di kota ini.
Baris 355:
[[Kategori:Kota Sawahlunto| ]]
[[Kategori:Kota di
[[Kategori:Kota di Indonesia|Sawahlunto]]
|