Jogja-NETPAC Asian Film Festival: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 54:
 
Dalam tiap tahun edisinya, JAFF mememiliki beberapa program istimewa, seperti Focus on Chinese Cinema, Korean Cinema Splash, Japan Day, Open Air Cinema, serta penyelenggaraan perdana Asian Docs, kolaborasi JAFF dengan Festival Film Dokumenter (FFD) Yogyakarta. Pemutaran dilakukan di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) dan bioskop Empire XXI.
 
Special program terdapat beberapa program di dalamnya yakni Focus On Contemporary Japanese Cinema, A Glimpse Of Current Korean Cinema, Cibema Concert, dan Kolektif–Aneka Ria Sinema (Duversity and Big Screen Experience). Program pertama yakni Focus On Contemporary Japanese Cinema, merupakan memberikan suguhan karya sinema Jepang dengan kecenderungan karya sinema yang minimalis namun tak terperosok ke dalam gala melodramatis yang klise. “A Glimpse Of Current Korean Cinema” tidak hanya hadir untuk menjelaskan sinema korea terbaru saja. Lebih dari pada itu, program ini membuat pemutaran khusus yang bekerjasama dengan Korean Culture Center untk memberikan tontonan baru juga pengetahuan perihal aspirasi, budaya dan wajah masyarakat kontemporer Korea. Special Program selanjutnya adalah “Cinema Concert” yang merupakan program khusus yang menonjolkan seni musik dalam sinema. Program in menghadirkan keindahan tata suara dalam bentuk konser. Peran musik dalam upayanya berusaha menyajikan musik elektronik dengan suasana dan efek suara. Program selanjutnya adalah Kolektif - Aneka Ria Sinema merupakan program yang hadir untuk menemukan jawaban dari adanya keberlangsungan festival film, selain permasalahan finansial yang di khawatirkan pada tiap tahunnya. Kekhawatiran yang muncul hadir untuk penonton, akankah pada tahun berikutnya keantusiasan penonton untuk datang dan menonton lagi itu ada. Muncullah program ini untuk mendiskusikan secara terbuka dengan publik dari berbagai kalangan yang nantinya akan menjawab pertanyaan tersebut. Program Aneka Ria Sinema merupakan program kolaborasi yang dilakukan oleh Kolektif, Documentary Dream Center dan Eiganabe (Independet Cinema Gulid). Tujuan diadakannya program ini sebagai pembahasan mengenai pengembangan film yang beragam, selain dari penonton.
 
Selain beberapa program utama, JAFF juga menghadirkan program tamabhan khusus koumintas film di Indonesia.
 
== Pemutaran ==
Khusus film-film Indonesia terpilih, JAFF menghadirkan Indonesian Screen Awards sebagai wujud apresiasi terhadap sineas lokal yang berhasil berkarya dan memajukan perfilman Indonesia.
 
Selain pemutaran dan apresiasi film, JAFF juga dimeriahkan kesenian lokal yang tampil pada pembukaan dan penutupan, forum diskusi tentang dunia sinema dengan para sineas dan komunitas film nusantara, serta pertunjukan layar tancap di 4 desa di Yogyakarta. [tsr]
== Program lainnya ==
Selain pemutaran dan apresiasi film, JAFF juga dimeriahkan kesenian lokal yang tampil pada pembukaan dan penutupan, forum diskusi tentang dunia sinema dengan para sineas dan komunitas film nusantara, serta pertunjukan layar tancap di 4 desa di Yogyakarta. [tsr]
 
Tahun ini, JAFF menghadirkan sejumlah program spesial di mana mereka berkolaborasi dengan sejumlah pihak yang peduli terhadap perkembangan sinema. Salah satunya adalah program Art for Children yang merupakan hasil kerjasama JAFF dengan Kineno International Children's Film Festival di Jepang. Program ini bertujuan untuk menyajikan film yang bisa dinikmati oleh anak dari usia satu tahun hingga dewasa.
Baris 70 ⟶ 66:
 
Selain itu, program spesial lainnya adalah Layar Klasik, di mana penonton bisa menyaksikan kembali empat film lama yang punya nilai sejarah tinggi untuk sinema Asia dan sudah direstorasi, deretan film pendek pilihan di Return to the Salt Boy, Hukla in Motion yang merupakan interpretasi sinematik dari puisi-puisi Leon Agusta, Layar Komunitas dan Special Gala untuk film “Love is a Bird” dan “Daysleepers.”
 
== Progam edukasi ==
 
Untuk sejumlah kelas di program edukasinya, JAFF telah berhasil mendatangkan sineas ternama yang siap berbagi ilmu, seperti Reza Rahadian, Ernest Prakasa, Gunnar Nimpuno, Robin Moran, Buadi, Ian Wee dan Bertrand Dauphant.