Bukit Asam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rudulah (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Taylorbot (bicara | kontrib)
satu templat ''BEI'' cukup | t=97 su=2 in=2 at=2 -- only 55 edits left of totally 58 possible edits | edr/ovr/aft=000-000/000-000/000-000 | clean up (3) : tab&trailspc&reduceol&killreddot & {{Idx}}--(ci=3,0x)-->{{BEI}} & {{IDX}}--(ci=3,1x)-->{{BEI}} | " {{IDX|PTBA}} | " -> " {{BEI|PTBA}} | "
Baris 3:
| logo = Berkas:Bukit Asam.jpg
| logo_size = 150px
| logo_alt =
| logo_caption = Logo Bukit Asam
| logo_padding =
| image =
| image_size = 200px
| image_alt =
| image_caption =
| type = [[Badan Usaha Milik Negara|BUMN]] / [[Perusahaan publik|Publik]]
| traded_as = {{IDXBEI|PTBA}}
| industry = [[Batu bara]]
| genre = <!-- Only used with media and publishing companies -->
| fate =
| predecessor =
| successor =
| foundation = [[1950]]<!-- if known: {{start date|YYYY|MM|DD}} di [[city]], [[Indonesia]] -->
| founder = Belanda
| defunct = <!-- {{end date|YYYY|MM|DD}} -->
| locations =
| location_city = [[Tanjung Enim]], [[Sumatera Selatan]]
| location_country = Indonesia
| coordinates =
| area_served =
| key_people = Arviyan Arifin, President Director<br> Agus Suhartono, Head of Commissioner
| products = Medium - High Grade Coal
| brands = Bukitasam
| production =
| services =
| revenue = {{profit}} Rp 21.167&nbsp;trillion (2018)
| operating_income = {{profit}} Rp 6.283&nbsp;trillion (2018)
Baris 37:
| equity = {{profit}} Rp 16.26&nbsp;trillion (2018)
| parent = [[Pemerintah Indonesia]]
| members =
| num_employees = 2,356 <small>(2017)</small>
| divisions =
| subsid = [[PT Bukit Pembangkit Innovative]] <br> [[PT Bukit Energy Investama]] <br> [[Bukit Asam Banko]] <br> [[PT Batubara Bukit Kendi]] <br> [[PT International Prima Coal]] <br> [[PT Bukit Multi Investama]] <br> [[PT Huadian Bukit Asam Power]] <br> [[Bukit Asam Prima]]
| slogan =
| module = <!-- Used to embed other templates -->
| website = [http://www.ptba.co.id/ Bukit Asam]
| footnotes =
}}
 
Baris 52:
Sejarah pertambangan batu bara di Tanjung Enim dimulai sejak zaman kolonial Belanda tahun 1919 dengan menggunakan metode penambangan terbuka (open pit mining) di wilayah operasi pertama, yaitu di Tambang Air Laya.
Selanjutnya mulai 1923 beroperasi dengan metode penambangan bawah tanah (underground mining) hingga 1940, sedangkan produksi untuk kepentingan komersial dimulai pada 1938.
 
Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air, para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status tambang menjadi pertambangan nasional. Pada 1950, Pemerintah RI kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA).
 
Pada [[1981]], PN TABA kemudian berubah status menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, yang selanjutnya disebut Perseroan. Dalam rangka meningkatkan pengembangan industri batu bara di Indonesia, pada 1990 Pemerintah menetapkan penggabungan Perum Tambang Batubara dengan Perseroan.
 
Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional, pada 1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha briket batu bara.
 
Pada [[23 Desember]] [[2002]], Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA”.