Filsafat Buddhis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
Pierrewee (bicara | kontrib)
Baris 249:
Untuk memperoleh kesehatan; menyembuhkan diri dan menghindarkan diri dari penyakit fisik, manusia mengembangkan ilmu [[biomedis]]. Namun dalam perkembangan ilmu biomedis terdapat fenomena-fenomena yang cenderung kontroversial karena dianggap tidak lumrah atau bahkan bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, seperti contoh : [[aborsi]], [[Eutanasia|euthanasia]], dan donor organ. Seperti halnya etika lingkungan, permasalahan yang berkaitan dengan biomedis dan bioetika merupakan permasalahan zaman modern, sehingga membutuhkan kajian lebih lanjut dari ajaran Buddha untuk memahami bagaimana sebenarnya pandangan Buddha terhadap permasalahan ini.
 
Pada kasus aborsi, seperti masyarakat pada umumnya, terdapat pro kontra di kalangan umat Buddha terhadap tindakan ini. Umat dan pemuka ajaran Buddha konservatif menyatakan bahwa aborsi merupakan tindakan yang berkaitan dengan pembunuhan dimanasehingga bertentangan dengan ajaran Buddha seperti pada konsep ''[[ahimsa]]''.<ref name=":7">{{Cite web|url=http://www.bbc.co.uk/religion/religions/buddhism/buddhistethics/abortion.shtml|title=BBC - Religions - Buddhism: Abortion|access-date=2017-10-21}}</ref> Sementara Umat Buddha dengan pandangan yang moderat menganggap tindakan aborsi merupakan hak personal.<ref name=":7" /> [[Dalai Lama]] dalam wawancaranya dengan New York Times menyatakan bahwa, baik buruknya pandangan terhadap suatu tindakan aborsi bergantung kepada situasi yakni, jika sang bayi mengalami diindikasikan mengalami kelainan atau keterbelakangan mental, atau bahkan menyebabkan masalah kesehatan yang serius terhadap ibu yang mengandungnya maka kasus tersebut merupakan pengecualian.<ref>{{Cite news|url=http://www.nytimes.com/1993/11/28/magazine/the-dalai-lama.html|title=The Dalai Lama|last=Dreifus;|first=Claudia|date=1993-11-28|newspaper=The New York Times|language=en-US|issn=0362-4331|access-date=2017-10-21}} "So I think it is better that that situation be stopped right from the beginning -- birth control. Of course, abortion, from a Buddhist viewpoint, is an act of killing and is negative, generally speaking. But it depends on the circumstances. If the unborn child will be retarded or if the birth will create serious problems for the parent, these are cases where there can be an exception. I think abortion should be approved or disapproved according to each circumstance...... "</ref>
 
Pun pada tindakan donor organ terdapat perbedaan pendapat antar pemuka umat Buddha. Perbedaan tersebut terkait ajaran Buddha yang menyarankan untuk menghindari tindakan yang berkaitan dengan pembunuhan atau menyakiti, karena donor organ dapat membahayakan nyawa pendonor.<ref name=":5">{{Cite journal|last=McCormick|first=Andrew J.|date=2013-04-01|title=Buddhist Ethics and End-of-Life Care Decisions|url=http://dx.doi.org/10.1080/15524256.2013.794060|journal=Journal of Social Work in End-of-Life & Palliative Care|volume=9|issue=2-3|pages=209–225|doi=10.1080/15524256.2013.794060|issn=1552-4256|pmid=23777235}}</ref> Terlebih terdapat kesalahpahaman dikalangan awam umat Buddha dimana terdapat pemikiran yang mengkaitkan donor organ dengan kelahiran kembali dari seorang manusia; Jika manusia mati dengan mendonorkan atau kehilangan organ maka, di kelahiran berikutnya ia akan mengalami cacat yang berkaitan dengan organ tersebut.<ref>{{Cite web|url=https://www.buddhistdoor.net/features/a-buddhist-perspective-on-organ-donation|title=A Buddhist Perspective on Organ Donation {{!}} Buddhistdoor|website=www.buddhistdoor.net|access-date=2017-10-21}}</ref> Namun jika organ yang didonorkan oleh seorang manusia tidak membahayakan nyawa pendonor atau pendonor tersebut telah meninggal, maka pendapat pemuka agama Buddha secara umum kompak menyetujui tindakan donor organ. Bahkan [[Sogyal Rinpoche]], seorang pemuka agama Buddha ternama dari [[Tibet]], menyatakan bahwa tindakan donor organ merupakan tindakan yang sangat mulia, dan membawa karma yang baik.<ref>{{Cite web|url=https://scholar.google.com/scholar_lookup?publication_year=1993&issue=1&author=S.+Rinpoche&title=+The+Tibetan+book+of+living+and+dying+|title=The Tibetan Book of Living & Dying A Dialogue With Sogyal Rinpoche