Kematian Muhammad: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
→‎Kejayaan: unnecessary detail
Baris 10:
 
Muhammad bersama beberapa pengikut awal, menerima siksaan dari penduduk Mekkah. Untuk menghindari penyiksaan, Muhammad mengirim beberapa sahabat ke [[Habsyah]] sebelum dia dan pengikutnya pindah dari Mekkah ke [[Madinah]] (sebelumnya dikenal dengan Yatsrib) pada tahun 622. Peristiwa ini, [[Hijrah]], menjadi tanda dimulainya [[kalender Islam]], juga dikenal sebagai Kelender Hijriyah. Di Madinah, Muhammadmempersatukan beberapa kabilah di bawah Konstitusi Madinah. Di Desember 629, setelah delapan tahun mengalami konflik dengan kabilah di Mekkah, Muhammad mengumpulkan 10,000 pasukan muslim dan [[Pembebasan Mekkah|membebaskan Mekkah]]. Kekuatan tersebut cukup besar dan Muhammad menaklukan kota dengan sedikit pertumpahan darah. Di 632, beberapa bulan setelah kembali dari [[Haji Wada']], ia jatuh sakit dan wafat. Sebelum kematiannya, kebanyakan [[Semenanjung Arabia]] menjadi [[muallaf|menjadi beragama Islam]].<ref>"Muhammad", Encyclopedia of Islam and the Muslim world</ref><ref name="Holt 1977a, p. 57">Holt (1977a), p. 57</ref><ref>Lapidus (2002), pp. 31–32</ref>
 
== Kejayaan ==
=== Penguasaan Arabia ===
{{main|Pertempuran Hunain|Ekspedisi Tabuk}}
[[Berkas:Muslim Conquest.PNG|jmpl|ka|Penaklukan oleh Muhammad (garis hijau) dan penaklukan oleh Khulafaur Rasyidin (garis hitam). Terlihat Bizantium di barat dan utara dan Sassaniyah di timur.]]
 
[[Hawazin|Suku Hawazin]] dan para sekutunya dari [[Tsaqif|suku Tsaqif]] mulai menyiapkan pasukan mereka ketika mengetahui bahwa Muhammad dan tentaranya berangkat dari [[Madinah]] menuju [[Mekkah]], yang ketika itu masih dikuasai kaum [[kafir]] [[Quraisy]].<ref name="ezsoft">{{cite web|url=http://www.ezsoftech.com/islamic/hunayn.asp|title=The battle of Hunayn 8 (A.H.)|language=Bahasa Inggris|work=Ezsoftech|accessdate=30 Mei 2017}}</ref> Persekutuan kaum Badui dari suku Hawazin dan Tsaqif berniat akan menyerang pasukan Nabi Muhammad ketika sedang mengepung Mekkah. Namun, [[Pembebasan Mekkah|penaklukan Mekkah]] berjalan cepat dan damai.<ref name="Hunayn">{{cite encyclopedia | author = Lammens, H. and Abd al-Hafez Kamal. | editor = P.J. Bearman, Th. Bianquis, [[Clifford Edmund Bosworth|C.E. Bosworth]], E. van Donzel and W.P. Heinrichs | encyclopedia =Encyclopaedia of Islam Online Edition| title = Hunayn | publisher = Brill Academic Publishers | id = ISSN 1573-3912}}</ref> Muhammad pun mengetahui maksud suku Hawazin dan Tsaqif, dan memerintahkan pasukan dia bergerak menuju Hawazin dengan kekuatan 12.000 orang,<ref name="swordofallah">{{cite web|url=http://www.swordofallah.com/html/bookchapter8page1.htm|title=Chapter 8: The Battle of Hunain|language=Bahasa Inggris|accessdate=30 Mei 2017|work=Sword of Allah}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.swordofallah.com/|title=The Sword of Allah|language=Bahasa Inggris|accessdate=30 Mei 2017|work=Sword of Allah}}</ref> terdiri dari 10.000 Muslim yang turut serta dalam penaklukan Mekkah, ditambah 2.000 orang [[Quraisy]] [[Mekkah]] yang baru [[muallaf|masuk Islam]].<ref name=Hunayn/> Hal ini terjadi sekitar dua minggu setelah penaklukan Mekkah,<ref>{{cite web|url=http://www.witness-pioneer.org/vil/Books/MG_FMS/CHAPTER7.html|title=Penaklukan Mekkah|work=witness-pioneer.org|accessdate=29 Mei 2017}}</ref> atau empat minggu setelah Nabi Muhammad meninggalkan Madinah.<ref>{{cite web|url=http://www.alislam.org/library/books/muhammad_seal_of_the_prophets/chapter_13.html|title=Muhammad Seal of The Prophets|work=Alislam.org|language=bahasa Inggris|accessdate=29 Mei 2017}}</ref> Pasukan kaum Badui terdiri dari suku Hawazin, Tsaqif, bani Hilal, bani Nashr, dan bani Jasyam.<ref name=ezsoft/>
 
Saat pasukan muslim bergerak menuju daerah Hawazin, pemimpin kaum Badui Malik bin Auf al-Nasri menyergap mereka di lembah sempit yang bernama Hunain. [[Bedouin|Kaum Badui]] menyerang dari ketinggian, menggunakan batu dan panah, mengejutkan kaum Muslimin dan menyulitkan organisasi serangan kaum Muslimin. Pasukan Muslim mulai mundur dalam kekacauan, dan tampaknya akan menderita kekalahan. Pemimpin [[Quraisy]]&nbsp;[[Abu Sufyan]] yang ketika itu baru masuk Islam, mengejek dan berkata Kaum Muslimin akan lari hingga ke [[pantai]].<ref name="swordofallah"/>
 
Pada saat kritis ini, sepupu Nabi yakni [[Ali bin Abi Thalib]] dibantu pamannya [[Abbas bin Abdul-Muththalib|Abbas]] mengumpulkan kembali pasukan yang melarikan diri, dan organisasi kaum Muslimin mulai terbentuk kembali.<ref name=ezsoft/> Hal ini juga dibantu dengan sempitnya medan pertempuran, yang menguntungkan kaum Muslimin sebagai pihak bertahan. Pada saat ini, seorang pembawa bendera dari kaum Badui menantang pertarungan satu-lawan-satu. Ali menerima tantangan ini dan berhasil mengalahkannya.<ref name=ezsoft/> Nabi Muhammad lalu memerintahkan serangan umum, dan kaum Badui mulai melarikan diri dalam dua kelompok. Kelompok pertama nantinya akan kembali berperang melawan kaum Muslim dalam [[pertempuran Autas]], dan sisanya mengungsi ke [[Ta'if]], dan nantinya akan [[Pengepungan Thaif|dikepung]] oleh kaum Muslim.<ref name="swordofallah"/>
 
Pasukan muslim berhasil menangkap keluarga dan harta benda dari suku Hawazin, yang dibawa oleh Malik bin Aus ke medan pertempuran. Rampasan perang ini termasuk 6.000 tawanan, 24.000 unta, 40.000 kambing, serta 4.000 waqih [[perak]] {{efn|group=note|Waqih adalah satuan berat [[perak]] di [[Jazirah Arab]] untuk 1 waqih sama dengan 213 [[gram]] perak}}
 
[[Pertempuran Tabuk]] mendemonstrasikan keahlian Ali bin Abi Thalib dalam mengorganisir pasukan dalam keadaan terjepit. Pertempuran ini juga menunjukkan kemurahan hati kaum Muslimin, yang memperlakukan tawanan dengan baik dan membebaskan 600 diantaranya secara cuma-cuma. Sisa tawanan ditahan dalam rumah-rumah khusus hingga berakhirnya [[Pengepungan Thaif]].<ref name=ezsoft/>
 
Pada [[September]] [[629]], pasukan [[Islam]] gagal mengalahkan pasukan [[Kekaisaran Romawi Timur|Bizantium]] (Romawi Timur) dalam [[pertempuran Mu'tah]]. Banyak yang menganggap hal ini sebagai tanda melemahnya kekuatan umat Islam, dan memancing beberapa kabilah Arab menyerang umat [[Muslim]] di [[Madinah]]. Pada [[musim panas]] tahun 630, umat Muslim mendengar kabar bahwa Bizantium dan sekutu [[Ghassaniyah]]-nya telah menyiapkan pasukan besar untuk menginvasi [[Hijaz]] dengan kekuatan sekitar 40.000-100.000 orang.
 
Di lain pihak, Kaisar Bizantium [[Heraclius]] menganggap bahwa kekuasaan kaum Muslimin di [[Jazirah Arab]] berkembang dengan pesat, dan daerah Arab harus segera ditaklukkan sebelum orang-orang Muslim menjadi terlalu kuat dan dapat menimbulkan masalah bagi Bizantium.
 
Untuk melindungi umat Islam di Madinah, [[Muhammad]] memutuskan untuk melakukan aksi preventif, dan menyiapkan pasukan. Hal ini disulitkan dengan adanya [[kelaparan]] di tanah Arab dan kurangnya [[kas]] umat Muslimin. Namun, Muhammad berhasil mengumpulkan pasukan yang terdiri dari 70.000 orang, jumlah pasukan terbanyak yang pernah dimiliki umat Islam.
 
Setelah sampai di Tabuk, umat Islam tidak menemukan pasukan Bizantium ataupun sekutunya. Menurut sumber-sumber Muslim, mereka menarik diri ke utara setelah mendengar kedatangannya pasukan Muhammad. Namun tidak ada sumber non-Muslim yang mengkonfirmasi hal ini. Pasukan Muslim berada di Tabuk selama 10 hari. Ekspedisi ini dimanfaatkan Muhammad untuk mengunjungi kabilah-kabilah yang ada di sekitar Tabuk. Hasilnya, banyak kabilah Arab yang sejak itu tidak lagi mematuhi Kekaisaran Bizantium, dan berpihak kepada Muhammad dan umat Islam. Dia juga berhasil mengumpulkan pajak dari kabilah-kabilah tersebut.
 
Saat hendak pulang dari Tabuk, rombongan Muhammad didatangi oleh para [[pendeta]] [[Kristen]] di [[Sinai|Lembah Sinai]]. Muhammad berdiskusi dengan mereka, dan terjadi perjanjian yang mirip dengan [[Piagam Madinah]] bagi kaum [[Yahudi]]. Piagam ini berisi perdamaian antara umat Islam dan umat Kristen di daerah tersebut.
 
Muhammad akhirnya kembali ke Madinah setelah 30 hari meninggalkannya. Umat Islam maupun Kekaisaran Bizantium tidak menderita korban dari peristiwa ini, karena pertempuran tidak pernah terjadi.
 
=== Pembebasan Mekkah ===
<div class="depiction">
[[Berkas:Siyer-i Nebi 298a.jpg|jmpl|lurus|Penggambaran Muhammad (dengan wajah tertutup) menuju Mekkah dari [[Siyer-i Nebi]], sebuah manuskrip abad ke-16 [[Kesultanan Utsmaniyah|Ottoman]]. Malaikat Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail, juga digambarkan.]]
</div>
[[Pembebasan Mekkah]] merupakan peristiwa yang terjadi pada tahun [[630]] tepatnya pada tanggal 10 Ramadan 8 H, di mana Nabi [[Muhammad]] beserta 10.000 pasukan bergerak dari [[Madinah]] menuju [[Mekkah]], dan kemudian menguasai Mekkah secara keseluruhan tanpa pertumpahan darah sedikitpun, sekaligus menghancurkan berhala yang ditempatkan di dalam dan sekitar [[Kakbah]].
 
Pada tahun [[628]], [[Quraisy]] dan Muslim dari Madinah menandatangani [[Perjanjian Hudaibiyyah|Perjanjian Hudaybiyah]]. Meskipun hubungan yang lebih baik terjadi antara Mekkah dan Madinah setelah penandatanganan Perjanjian Hudaybiyah, 10 tahun gencatan senjata dirusak oleh Quraisy, dengan sekutunya Bani Bakr, menyerang [[Bani Khuza'ah]] yang merupakan sekutu Muslim, walaupun sebenarnya yang pertama kali menyerang Bani Bakr adalah Bani Khuza'ah, dan sayang sekali permasalahan tersebut hanya diselesaikan dengan perjanjian elite yang tidak melibatkan akar rumput, sehingga masih menimbulkan dendam
dikalangan Bani Bakr. Pada saat itu musyrikin Quraisy ikut membantu Bani Bakr, padahal bersadasarkan kesepakatan damai dalam perjanjian tersebut di mana Bani Khuza'ah telah bergabung ikut dengan Nabi Muhammad dan sejumlah dari mereka telah memeluk islam, sedangkan Bani Bakr bergabung dengan musyrikin Quraisy.
 
[[Abu Sufyan]], kepala suku [[Quraisy]] di Mekkah, pergi ke Madinah untuk memperbaiki perjanjian yang telah dirusak itu, tetapi Nabi Muhammad menolak, Abu Sufyan pun pulang dengan tangan kosong. Sekitar 10.000 orang pasukan Muslim pergi ke Mekkah yang segera menyerah dengan damai. Nabi Muhammadbermurah hati kepada pihak Mekkah, dan memerintahkan untuk menghancurkan berhala di sekitar dan di dalam Kakbah. Selain itu hukuman mati juga ditetapkan atas [[Daftar orang yang dijatuhi hukuman mati dalam Pembebasan Mekkah|17 orang Mekkah]] atas kejahatan mereka terhadap orang Muslim, meskipun pada akhirnya beberapa di antaranya diampuni.{{cn}} <ref>{{Cite web|url=http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas3.html|title=Media Isnet|language=Bahasa Indonesia|accessdate=28 Mei 2017}}</ref>
 
Tanggal 10 Ramadan [[8 Hijriah]], Muhammad beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Mekkah, dan kota Madinah diwakilkannya kepada Abu Ruhm Al-Ghifary.
 
Ketika sampai di Dzu Thuwa, Muhammad membagi pasukannya, yang terdiri dari tiga bagian, masing-masing adalah:
# [[Khalid bin Walid]] memimpin pasukan untuk memasuki Mekkah dari bagian bawah,
# [[Zubair bin Awwam bin Khuwailid|Zubair bin Awwam]] memimpin pasukan memasuki Mekkah bagian atas dari bukit Kada', dan menegakkan bendera di Al-Hajun,
# [[Abu Ubaidah bin al-Jarrah]] memimpin pasukan dari tengah-tengah lembah hingga sampai ke Mekkah. Menurut pendapat lain, empat bagian pasukan, bagian yang keempat dipimpin oleh
# [[Sa'ad bin 'Ubadah]] memimpin orang madinah supaya memasuki Mekkah dari arah sebelah barat.<ref>Dr. Muhammad Husain Haekal, Ph. D, ''Sejarah Hidup Muhammad'' (terjemah oleh Ali Audah dari Hayatu Muhammad), Penerbit Tintamas, Jakarta, 1984, Cet. ke-9, hal. 508.)</ref>
 
Dari Al-Hajun Nabi Muhammad memasuki Masjid Al-Haram dengan dikelilingi kaum Muhajirin dan Anshar. Setelah thawaf mengelilingi Kakbah, Nabi Muhammad mulai menghancurkan berhala dan membersihkan Kakbah. Dan selesailah pembebasan Mekkah.
 
== Firasat ==