Rabu Abu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pierrewee (bicara | kontrib)
+ref
Pierrewee (bicara | kontrib)
+[[
Baris 18:
'''Rabu Abu''' adalah sebuah hari raya [[Kekristenan|Kristen]] untuk [[sembahyang|beribadah]] dan [[puasa|berpuasa]], meskipun bukan merupakan suatu [[hari raya wajib (Katolik)|hari raya wajib]].<ref name="2018RCA">{{cite web|url=https://www.rca.org/resources/liturgy-rca-basics-worship/liturgical-calendar|title=The Liturgical Calendar|year=2018|publisher=[[Reformed Church in America]]|language=en|accessdate=13 March 2018}}</ref> Dalam [[gereja]] [[Kristen]] [[Ritus Barat|tradisi/ritus barat]] (termasuk [[Gereja Katolik Roma]] dan [[Protestanisme]]), Rabu Abu adalah hari pertama masa [[Pra-Paskah]] dalam liturgi tahunan gerejawi. Hari tersebut ditentukan jatuh pada hari [[Rabu]], 40 hari sebelum hari [[Paskah]] tanpa menghitung hari-hari [[Minggu]], atau 44 hari (termasuk hari Minggu) sebelum hari [[Jumat Agung]].
 
Nama Rabu Abu berasal dari pengolesan [[abu]] pertobatan di dahi para jemaat disertai dengan ucapan "Bertobatlah dan percayalah pada [[Injil]]" atau diktum "Ingatlah bahwa engkau adalah debu, dan engkau akan kembali menjadi debu".<ref>{{cite web|url=https://books.google.com/books?id=luSArILWW6EC&printsec=frontcover&dq=Roman+Missal&hl=en&sa=X&ei=nu0xU5TzFYeShgfY-IGQCw&redir_esc=y#v=onepage&q=Ash%20Wednesday&f=false|title=The Roman Missal [Third Typical Edition, Chapel Edition]|publisher=|deadurl=no|archiveurl=https://web.archive.org/web/20160324095758/https://books.google.com/books?id=luSArILWW6EC&printsec=frontcover&dq=Roman+Missal&hl=en&sa=X&ei=nu0xU5TzFYeShgfY-IGQCw&redir_esc=y#v=onepage&q=Ash%20Wednesday&f=false|archivedate=24 March 2016}}</ref><ref>{{cite web|url=https://books.google.co.id/books?id=l241CwAAQBAJ&pg=PA10&dq=Ingatlah+bahwa+engkau+adalah+debu,+dan+engkau+akan+kembali+menjadi+debu&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwioz575hIfhAhURheYKHeOBBoIQ6AEIKDAA#v=onepage&q=Ingatlah%20bahwa%20engkau%20adalah%20debu%2C%20dan%20engkau%20akan%20kembali%20menjadi%20debu&f=false|title=Renungan Harian®: Februari 2016|publisher=Yayasan Gloria|deadurl=no|accessdate=16 Maret 2019}}</ref> Abu tersebut dipersiapkan dengan membakar [[Arecaceae|daun palem]] dari perayaan [[Minggu Paskah]] tahun sebelumnya. Pada hari itu umat yang datang ke [[Gereja]] dahinya diberi tanda [[salib]] dari [[abu]] sebagai simbol upacara ini. Simbol ini mengingatkan umat akan [[ritual]] Israel kuno di mana seseorang menabur abu di atas kepalanya atau di seluruh tubuhnya sebagai tanda kesedihan, penyesalan, dan [[tobat|pertobatan]] (misalnya seperti dalam [[Kitab Ester]], yaitu {{Alkitab|Ester 4:1, 3}}). Dalam {{Alkitab|Mazmur 102:10}} penyesalan juga digambarkan dengan "memakan abu":
:"''Sebab aku makan abu seperti roti, dan mencampur minumanku dengan tangisan.''"