Suku Balantak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aulli.r (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Aulli.r (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 11:
 
Bagi orang Balantak, ada empat hal yang dianggap sebagai unsur paling penting dalam kebudayaannya. Keempat hal tersebut adalah martabat, kekeluargaan, keteraturan sosial, dan kemurahan hari. Dalam urusan kekeluargaan, masyarakat Balantak terbilang memiliki ikatan yang erat. Semangat gotong royong dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah satu perwujudannya.<ref>Struktur Sastra Lisan Balantak: Efendi, Sofjan B. Kambar, Abd. Rahmad Tiban.</ref> Ikatan kekeluargaan dalam kebudayaan Balantak bersifat bilateral dengan keluarga-keluarga inti yang tergabung dalam kesatuan yang disebut bense. Sebanyak dua atau tiga bense biasanya menghuni sebuah desa dan desa ini tergabung lagi dalam kesatuan pemukiman atau kampung yang disebut bosano. Istilah bosano juga digunakan untuk kepala kampung yang menjadi pemimpin suatu wilayah.<ref name=":0" />
 
Menurut Kepercayaan, asal-usul suku bangsa Balantak bermula dari genangan air laut surut di tanah Balantak yang disebut Bokol Balu sebagai akibat dari perbuatan manusia yang melanggar hukum. Bokol balu kemudian memusnahkan sebagian penduduk dan sebagian lainnya yang selamat dan mampu bertahan hidup inilah yang kemudian menjadi kelompok Suku Bangsa Balantak.<ref name=":3" />
 
== Masa Lampau ==
 
Menurut Kepercayaan, asal-usul suku bangsa Balantak bermula dari genangan air laut surut di tanah Balantak yang disebut Bokol Balu sebagai akibat dari perbuatan manusia yang melanggar hukum. Bokol balu kemudian memusnahkan sebagian penduduk dan sebagian lainnya yang selamat dan mampu bertahan hidup inilah yang kemudian menjadi kelompok Suku Bangsa Balantak.<ref name=":3" />
 
Masyarakat Balantak pada masa lampau merupakan bagian dari Kerajaan Banggai. Namun, saat ini tidak ada lagi pengaruh kerajaan yang tersisa pada pelapisan sosialnya. Awalnya, masyarakat Balantak menjalankan sistem religi dengan memuja roh-roh nenek moyang dan tokoh dewa seperti dewa matahari yang disebut Mola serta dewa bumi yang disebut Kere. Saat ini, orang Balantak telah menganut agama Islam atau Kristen. Meski agama Islam dan Kristen sudah dikenal, sisa-sisa kepercayaan tradisional masih tetap nampak<ref name=":0" />