Barong ider bumi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{inuse}}
'''Barong Ider Bumi''' adalah upacara adat untuk menolak bala menurut kepercayaan [[Suku Osing|masyarakat Osing]] di [[Kemiren, Glagah, Banyuwangi|Desa Kemiren]], [[Glagah, Banyuwangi|Kecamatan Glagah]], [[Kabupaten Banyuwangi|Kabupaten Banyuwangi.]] Upacara ini digelar pada hari raya kedua Idul Fitri, tepatnya pada tanggal 2 Syawal menurut kalender Islam.{{sfn|Ardhika Mula Sari, dkk|2015|pp=9}}
 
Rangkaian upacara adat Barong Ider Bumi diawali dengan kegiatan bersih desa. Setelah itu, dilakukan arak-arakan Barong diselingi pertunjukan kesenian. Pada akhir upacara, diadakan ritual "sembur uthik-uthik", yakni kegiatan menyemburkan uang koin yang telah dicampur beras kuning dan bunga. Uang koin ditebar di sepanjang jalan desa sebagai ungkapan rasa syukur atas rezeki yang berlimpah selama satu tahun lalu.
Baris 7:
 
== Sejarah ==
"Barong" atau "Barongan" dalam mitologi Jawa dan Bali merupakan makhluk bersayap berkaki empat atau dua dengan kepala singa. Masyarakat Osing di Desa Kemiren mempercayai Barong sebagai penjaga desa. Barong dianggap sebagai perwujudan nilai-nilai kebaikan dan keadilan. Kata "Ider Bumi" berasal dari gabungan dua kata yaitu ‘Ider’ dan ‘Bumi’. Dalam bahasa Jawa, Ider berarti berkeliling, beredar, atau berputar. Adapun Bumi merujuk pada tanah atau tempat berpijak. Ider Bumi dapat diartikan sebagai kegiatan mengelilingi bumi atau tempat berpijak. Dalam hal ini, Ider Bumi artinya mengelilingi wilayah desa.{{sfn|Ardhika Mula Sari, dkk|2015|pp=8}}
 
Penyelenggaraan Barong Ider Bumi dikaitkan dengan sosok Mbah Buyut Cili, yang makamnya masih terdapat hingga saat ini. Pada 1840, Desa Kemiren diserang wabah penyakit yang mengakibatkan banyak warga meninggal. Mbah Buyut Cili menyerukan kepada warga desa untuk melakukan arak-arakan Barong sebagai bentuk tolak bala. Sejak saat itu, upacara adat Barong Ider Bumi terus digelar dan diwariskan secara turun-temurun.
 
== Prosesi ==
Waktu penyelenggaraan upacara adat Barong Ider Bumi dulunya jatuh pada tanggal 1 Syawal, tetapi kini mengalami pergesaran, tepatnya pada tanggal 2 Syawal. Pergeseran ini didasarkan pada kalender Islam. Hari Raya Idul Fitri merupakan hari kemenangan umat Islam setelah menuanaikan ibadah puasa. Hari pertama, biasanya umat Islam Indonesia, termasuk masyarakat Using saling mengadakan kunjungan sillaturahmi bersama keluarga maupun antartetanga.{{sfn|Ardhika Mula Sari, dkk|2015|pp=9}}
 
Rangkaian upacara adat Barong Ider Bumi diawali dengan kegiatan bersih desa. Setelah itu, dilanjutkan dengan arak-arakan atau pawai. Barong diarak keliling desa sambil diiringi nyanyian Jawa, isinya doa kepada nenek moyang dan Tuhan untuk menolak bala dan memohon keselamatan.