Krisis finansial Asia 1997: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ozgoldebron (bicara | kontrib)
Memperbaiki beberapa penggunaan istilah yang kurang tepat, seperti "defisit akun berjalan" menjadi "defisit transaksi berjalan" dan "pinjaman tak bekerja" menjadi "kredit macet".
Huda Mahardhika (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 64:
Pada bulan Juli 1997, Thailand mengambangkan baht, Otoritas Moneter Indonesia melebarkan jalur perdagangan dari 8 persen ke 12 persen. Rupiah mulai terserang kuat di Agustus. Pada [[14 Agustus]] 1997, pertukaran mengambang teratur ditukar dengan pertukaran mengambang-bebas. Rupiah jatuh lebih dalam. [[Dana Moneter Internasional|IMF]] datang dengan paket bantuan 23 miliar dolar, tetapi rupiah jatuh lebih dalam lagi karena ketakutan dari hutang perusahaan, penjualan rupiah, permintaan dolar yang kuat. Rupiah dan Bursa Saham Jakarta menyentuh titik terendah pada bulan September. Moody's menurunkan hutang jangka panjang Indonesia menjadi "junk bond".
 
Meskipun krisis rupiah dimulai pada bulan Juli dan Agustus 1997, krisis ini menguat pada bulan November ketika efek dari devaluasi di musim panas muncul pada neraca perusahaan. Perusahaan yang meminjam dalam dolar harus menghadapi biaya yang lebih besar yang disebabkan oleh penurunan rupiah. Akibatnya, banyak rakyat yang bereaksi dengan menukarkan rupiah dengan dolar AS, menurunkan harga rupiah lebih jauh lagi.<BR>[[Inflasi]] rupiah dan peningkatan besar harga bahan makanan menimbulkan kekacauan di Indonesia. Pada bulan Februari 1998, [[Soeharto|Presiden SuhartoSoeharto]] memecat Gubernur [[Bank Indonesia]], [[Sudrajad Djiwandono]]. Akhirnya, [[Kejatuhan Soeharto|Presiden SuhartoSoeharto dipaksa untuk mundur]] pada tanggal [[Kerusuhan Mei 1998|21 Mei 1998]] dan [[B.J. Habibie]] diangkat menjadi presiden. Mulai dari sini krisis moneter indonesia memuncak.
 
== Singapura ==