Majapahit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Hanamanteo (bicara | kontrib)
k perbaiki
Baris 162:
 
== Historiografi ==
Hanya terdapat sedikit bukti fisik dari sisa-sisa Kerajaan Majapahit,<ref>{{cite book | last =Taylor | first =Jean Gelman | title =Indonesia: Peoples and Histories | publisher =Yale University Press |date=2003 | location =New Haven and London | pages =pp.29 | url = | doi = | id = ISBN 0-300-10518-5 }}</ref> dan sejarahnya tidak jelas.<ref name="Ricklefs_18">Ricklefs (1991), page 18</ref> Sumber utama yang digunakan oleh para sejarawan adalah ''[[Pararaton]]'' ('Kitab Raja-raja') dalam [[Kawi|bahasa Kawi]] dan ''[[Kakawin Nagarakretagama|Nagarakretagama]]''<ref>[http://historynote.wordpress.com/2011/04/28/negarakertagama/ Terjemahan Lengkap Naskah Kakawin Nagarakretagama], dari blog World History Note, historynote.wordpress.com</ref> dalam [[bahasa Jawa Kuno]].<ref name="Johns1964">{{cite journal|last=Johns|title=The Role of Structural Organisation and Myth in Javanese Historiography|first=A.H.|journal=The Journal of Asian Studies|date=1964|url=http://links.jstor.org/sici?sici=0021-9118%28196411%2924%3A1%3C91%3ATROSOA%3E2.0.CO%3B2-Z|volume=24|issue=1|pages=91–99}}</ref> ''Pararaton'' terutama menceritakan [[Ken Arok]] (pendiri [[Kerajaan Singhasari]]) namun juga memuat beberapa bagian pendek mengenai terbentuknya Majapahit. Sementara itu, ''Nagarakertagama'' merupakan puisi [[Sastra Jawa Kuno|Jawa Kuno]] yang ditulis pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan [[Hayam Wuruk]]. Kakawin Nagarakretagama pada tahun 2008 diakui sebagai bagian dalam [[Daftar Ingatan Dunia]] (''Memory of the World Programme'') oleh [[UNESCO]].<ref>[http://www.kompas.com/read/xml/2008/05/24/08444424/negarakertagama.diakui.sebagai.memori.dunia Nagarakretagama Diakui sebagai Memori Dunia], kompas.com</ref> Setelah masa itu, hal yang terjadi tidaklah jelas.<ref name="Ricklefs_55">M.C. Ricklefs, ''Sejarah Indonesia Modern 1200-2004'', Edisi ke-3. Diterjemahkan oleh S. Wahono dkk. Jakarta: Serambi, 2005, hal. 55.</ref> Selain itu, terdapat beberapa [[prasasti]] dalam bahasa Jawa Kuno maupun catatan sejarah dari [[Tiongkok]] dan negara-negara lain.<ref name="Ricklefs_55"/>
 
Keakuratan semua naskah berbahasa Jawa tersebut dipertentangkan. Tidak dapat disangkal bahwa sumber-sumber itu memuat unsur non-historis dan mitos. Beberapa sarjana seperti C.C. Berg menganggap semua naskah tersebut bukan catatan masa lalu, tetapi memiliki arti supernatural dalam hal dapat mengetahui masa depan.<ref>C. C. Berg. ''Het rijk van de vijfvoudige Buddha'' (Verhandelingen der Koninklijke Nederlandse Akademie van Wetenschappen, Afd. Letterkunde, vol. 69, no. 1) Ansterdam: N.V. Noord-Hollandsche Uitgevers Maatschappij, 1962; cited in M.C. Ricklefs, ''A History of Modern Indonesia Since c. 1300'', 2nd ed. Stanford: Stanford University Press, 1993, pages 18 and 311</ref> Namun, banyak pula sarjana yang beranggapan bahwa garis besar sumber-sumber tersebut dapat diterima karena sejalan dengan catatan sejarah dari Tiongkok, khususnya daftar penguasa dan keadaan kerajaan yang tampak cukup pasti.<ref name="Ricklefs_18"/> Tahun 2010 sekelompok pengusaha Jepang dipimpin Takajo Yoshiaki membiayai pembuatan kapal Majapahit atau ''Spirit of Majapahit'' yang akan berlayar ke Asia. Menurut Takajo, hal ini dilakukan untuk mengenang kerjasama Majapahit dan Kerajaan Jepang melawan Kerajaan China (Mongol) dalam perang di Samudera Pasifik.<ref>http://www.tempo.co/read/news/2010/07/01/061260022/Indonesia-Jepang-Buat-Kapal-Majapahit/ Tempo/</ref> Menurut Guru Besar Arkeologi [[Asia Tenggara]] National University of Singapore John N. Miksic jangkauan kekuasaan Majapahit meliputi [[Sumatera]] dan [[Singapura]] bahkan [[Thailand]] yang dibuktikan dengan pengaruh kebudayaan, corak bangunan, candi, patung dan seni.<ref>http://sains.kompas.com/read/2012/12/05/19045066/Majapahit-Jajah-hingga-Semenanjung-Malaya. Kompas/</ref> Bahkan ada perguruan silat bernama Kali Majapahit yang berasal dari [[Filipina]] dengan anggotanya dari Asia dan Amerika. Silat Kali Majapahit ini mengklaim berakar dari Kerajaan Majapahit kuno yang disebut menguasai Filipina, Singapura, Malaysia dan Selatan Thailand.<ref>http://www.kali-majapahit.com/</ref>
Baris 427:
ecclesiastical officers and mandarins are sent to fetch the produce regularly.
|}
Mitreka Satata yang secara harafiah berarti "persaudaraan yang satu dengan dasar persamaan derajat". Mitreka berasal dari kata mitra dan ika (mitra = sahabat; ika = itu) Satata berarti satu tata (sama derajat dan kekal). Hal itu menunjukkan negara independen luar negeri yang dianggap setara oleh Majapahit, bukan sebagai bawahan dalam kekuatan Majapahit. Menurut Negarakertagama pupuh 15, bangsa asing adalah ''Syangkayodhyapura'' ([[Kerajaan Ayutthaya|Ayutthaya]] di [[Thailand]]), ''Dharmmanagari'' ([[Kerajaan Nakhon Si Thammarat]]), ''Marutma'', ''Rajapura'' dan ''Sinhanagari'' (kerajaan di [[Myanmar]]), ''[[Kerajaan Champa]]'', ''Kamboja'' ([[Kamboja]]), dan ''Yawana'' ([[Vietnam|Annam]]).<ref>[http://ariesgoblog.files.wordpress.com/2010/01/agus-arismunandar-majapahit-ker_-agraris-maritim.pdf MAJAPAHIT : KERAJAAN AGRARIS - MARITIM DI NUSANTARA page 8]</ref> ''Mitreka Satata'' dapat dianggap sebagai aliansi Majapahit, karena kerajaan asing di luar negeri seperti China dan India tidak termasuk dalam kategori ini meskipun Majapahit telah melakukan hubungan luar negeri dengan kedua bangsa ini.
 
Pola kesatuan politik khas sejarah Asia Tenggara purba seperti ini kemudian diidentifikasi oleh sejarahwan modern sebagai "[[Mandala (sejarah Asia Tenggara)|mandala]]", yaitu kesatuan yang politik ditentukan oleh pusat atau inti kekuasaannya daripada perbatasannya, dan dapat tersusun atas beberapa unit politik bawahan tanpa integrasi administratif lebih lanjut.<ref>{{Cite web
Baris 450:
| archivedate =
}}</ref> Daerah-daerah bawahan yang termasuk dalam lingkup mandala Majapahit, yaitu wilayah Mancanegara dan Nusantara, umumnya memiliki pemimpin asli penguasa daerah tersebut yang menikmati kebebasan internal cukup luas. Wilayah-wilayah bawahan ini meskipun sedikit-banyak dipengaruhi Majapahit, tetap menjalankan sistem pemerintahannya sendiri tanpa terintegrasi lebih lanjut oleh kekuasaan pusat di ibu kota Majapahit. Pola kekuasaan mandala ini juga ditemukan dalam kerajaan-kerajaan sebelumnya, seperti [[Sriwijaya]] dan [[Kerajaan Khmer|Angkor]], serta mandala-mandala tetangga Majapahit yang sezaman; [[Ayutthaya]] dan [[Champa]].
 
<!--
BHRE KAHURIPAN
# [[Tribhuwana]] [[1309]]-[[1328]], [[1350]]-[[1375]] [[Pararaton]].27:18,19; 29:32 [[Nagarakretagama]].2:2
# [[Hayam Wuruk]] [[1334]]-[[1350]] [[Prasasti Tribhuwana]]
# [[Wikramawardhana]] [[1375]]-[[1389]] [[Suma Oriental]](?)
# [[Surawardhani]] [[1389]]-[[1400]] [[Pararaton]].29:23,26; 30:37
# [[Ratnapangkaja]] [[1400]]-[[1446]] Pararaton .30:5,6; 31:35
# [[Rajasawardhana]] [[1447]]-[[1451]] Pararaton.32:11; [[Prasasti Waringin Pitu]]
# [[Samarawijaya]] [[1451]]-[[1478]] Pararaton .32:23
 
BHRE DAHA
# [[Jayanagara]] [[1295]]-[[1309]] Nagarakretagama.47:2; [[Prasasti Sukamerta]] - didampingi Patih [[Lembu Sora]].
# [[Rajadewi]] [[1309]]-[[1375]] Pararaton.27:15; 29:31; Nag.4:1 - didampingi Patih Arya Tilam, kemudian [[Gajah Mada]].
# [[Indudewi]] [[1375]]-[[1415]] Pararaton.29:19; 31:10,21
# [[Suhita]] [[1415]]-[[1429]] ?
# [[Jayeswari]] [[1429]]-[[1464]] Pararaton.30:8; 31:34; 32:18; [[Waringin Pitu]]
# [[Manggalawardhani]] [[1464]]-[[1474]] [[Prasasti Trailokyapuri]]
 
BHRE TUMAPEL
# [[Kertawardhana]] [[1328]]-[[1386]] Pararaton.27:17; 29:34; 30:1; Nagarakretagama.3:1
# Abangnya Suhita [[1389]]-[[1427]] Pararaton.30:3,7,11,12; 31:6,24
# [[Kertawijaya]] [[1429]]-[[1447]] Pararaton.30:4,8; 32:1
# [[Suraprabhawa]] [[1447]]-[[1466]] Pararaton.32:21; Waringin Pitu; [[Trawulan III]]
 
BHRE WENGKER
# Wijayarajasa 1328-1388 Par.27:15; 30:19; Nag.4:2
# Ayahnya Sawitri 1389-1427 Par.30:12,17; 31:25
# Girisawardhana 1429-1456 Par.32:15; War.Pitu
 
BHRE LASEM
# Indudewi 1350-1375 Par.27:23; Nag.5:1
# Nagarawardhani 1375-1400 Par.29:22; 30:37
# Kusumawardhani 1389-1400 Par.29:18,21; 30:36
# Istri Bhre Tumapel(II) 1400-1430 Par.30:7; 31:31
# Istri Bhre Tumapel(II) 1406-1430 Par.30:11; 31:31
 
BHRE PAJANG
# Dyah Nartaja 1350-1388 Par.27:24; 29:20; 30:22; Nag.5:2
# Suhita 1389-1415 ?
# Sureswari 1429-1450 Par.30:15; 32:6; War.Pitu
 
BHRE PAGUHAN
# Raden Sumana 1350-1388 Par.27:25; 30:23; Nag.6:2
# Ratnapangkaja 1389-1400 ?
# Ayahnya Sripura 1400-1440 Par.30:13-17; 32:4
 
BHRE KABALAN
# Kusumawardhani 1358-1389 Nag.7:4
# Jayeswari 1415-1429 ?
# Sawitri 1429-1450 Par.30:17; 32:5;War.Pitu; Trawulan III
 
BHRE MATARAM
# Wikramawardhana 1353-1375 Nag.6:3
# Rajasakusuma 1375-1399 ?
# Putri Wirabhumi(II) 1406-1415 Par.30:10; 31:21
# Kertawijaya 1415-1429 Suma Oriental(?)
# Wijayakarana 1451-1478 Par.32:23
 
BHRE MATAHUN
# Raden Larang 1350-1388 Par.27:24; 30:21; Nag.6:1
# Ibunya Sawitri 1406-1415 Par.30:11,13; 31:21
# Samarawijaya 1447-1451 War.Pitu; Trawulan III
 
BHRE WIRABHUMI
# Nagarawardhani 1354-1375 Nag.6:3
# Raja kadaton wetan 1375-1406 Par.29:19,23; 30:9; 31:3,11
# Pureswari 1447- ……. War.Pitu
 
BHRE PANDANSALAS
# Ranamanggala 1375-1400 Par.29:26; 30:5; 31:1
# Raden Jagulu 1400-1430 Par.31:31
# Suraprabhawa 1430-1447 Par.30:18; 32:21
 
BHRE KELING
# Putra Bhre Tumapel(II) 1429-1446 Par.30:16; 31:36
# Rajasawardhana 1446-1447 Par.32:11
# Wijayakarana 1447-1451 War.Pitu
 
BHRE PAMOTAN
# Rajasawardhana 1429-1446 Par.32:11
# Wijayakusuma 1451-1478 Par.32:23
 
BHRE PAWANAWAN
# Surawardhani 1355-1389 Nag.6:4
 
BHRE PAKEMBANGAN
# Putra Bhre Wirabhumi(II) ? Par.30:9
 
BHRE JAGARAGA
# Wijayaduhita 1429-1466 Par.30:13; 32:20; War.Pitu
 
BHRE TANJUNGPURA
# Manggalawardhani 1429-1464 Par.30:14; War.Pitu
 
BHRE KEMBANGJENAR
# Sudharmini 1429- ……. Par.30:16; War.Pitu
 
BHRE SINGAPURA
# Sripura 1429- ……. Par.30:18; War.Pitu; Trawulan III
 
BHRE KALINGGAPURA
# Sudayita 1447- ……. War.Pitu
 
BHRE KERTABHUMI
# Ranawijaya 1451-1478 Par.32:24
--->
 
== Raja-raja Majapahit ==
Baris 619 ⟶ 512:
[[Berkas:Djong Pati Unus.jpg|jmpl|Perbandingan ukuran kapal djong dengan kapal [[galiung]] Eropa.]]
Untuk angkatan laut, armada Majapahit menggunakan djong/jong secara besar-besaran sebagai kekuatan lautnya. Pada puncaknya Majapahit memiliki 5 armada perang. Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah total jong yang dimiliki Majapahit, tetapi jumlah terbesar yang pernah digunakan dalam satu ekspedisi adalah berjumlah 400 buah, tepatnya saat Majapahit menyerang [[Kesultanan Samudera Pasai|Pasai]].<ref>''Hikayat Raja-Raja Pasai'', 3: 98.</ref> Setiap kapal berukuran panjang sekitar 70 meter, berat sekitar 500 ton dan dapat membawa 600 orang. Kapal ini dipersenjatai meriam sepanjang 3 meter, dan banyak [[cetbang]] berukuran kecil.<ref name=":12">{{Cite book|title=Majapahit Peradaban Maritim|last=Nugroho|first=Irawan Djoko|publisher=Suluh Nuswantara Bakti|year=2011|isbn=9786029346008|location=|pages=}}</ref> Sebelum [[tragedi Bubat]] tahun 1357, raja Sunda dan keluarganya datang di Majapahit setelah berlayar di laut Jawa menggunakan kapal-kapal jong hibrida Cina-Asia tenggara bertingkat sembilan (Bahasa Jawa kuno: ''Jong sasanga wagunan'' ''ring Tatarnagari tiniru''). Kapal hibrida ini mencampurkan teknik China dalam pembuatannya, yaitu menggunakan paku besi selain menggunakan pasak kayu.<ref>{{Cite book|title=The Javanese Crossroads. Essay of Global History|last=Lombard|first=Denys|publisher=|year=1990|isbn=2713209498|location=|pages=}}</ref> Menurut Sejarah Melayu, jenis kapal lain yang digunakan Majapahit adalah malangbang, [[kelulus]], jongkong, cecuruh, [[tongkang]],dan pelang.<ref>''Sejarah Melayu'', 5.4: 47.</ref><ref>[[Sejarah Melayu]], 10.4: 77.</ref>
<!--
==== Pencak silat ====
Meskipun tidak ada bukti tertulis, banyak perguruan [[pencak silat]] di Nusantara mengklaim memiliki akar tradisi hingga ke zaman Majapahit. Sebagai suatu rezim ekspansionis, tentara Majapahit dapat diduga memiliki kemampuan bertempur yang lebih handal daripada bawahan-bawahannya.
{{takakurat}}
==== Mesiu di Tentara Majapahit ====
{{takakurat}}
Dalam naskah yang ditulis mantan Perdana Menteri India Pandit Jawaharlal Nehru menuliskan, "Majapahit menjadi terkuat di antara kerajaan lainnya di Nusantara (Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam hingga Filipina), karena perkenalannya dengan senjata api khas mesiu dari Dinasti Yuan (Tiongkok atau China)."
 
"Dinasti Yunan di bawah Kaisar Kubilai Khan, cucu Jengis Khan, di mana tentara Mongol ini berhasil mengalahkan Tentara Salib (Inggris, Prancis, Jerman dan lain-lain) di tanah suci Jerusalem. Bahkan Tentara Salib dari Eropa yang ada di Timur Tengah, meminta bantuan tentara Mongol untuk memerangi tentara Arab-Persia. Dinasti Yuan Menaklukkan Moskow (Rusia), menghancurkan kekuasaan Bulgaria, Irak hingga Vietnam karena menggunakan senjata meriam primitif yang sudah digunakan Dinasti Sung, taklukkan Dinasti Yuan. Perkenalan tentara Mongol (dirintis Jengis Khan) dengan mesiu, ketika Arab dan Eropa belum mengenalnya, menjadikan dua kutub tentara terhebat di dunia yang memperebutkan Jerusalem, harus kalah dengan tentara yang tidak beragama."
 
Akan tetapi kehebatan mesiu, meriam tangan dengan daya ledak terhebat pada abad 13 itu, tidak mampu menaklukkan semenanjung Korea, Jepang dan Indonesia (Singasari).
 
Kegagalan pasukan Kubilai Khan yang mampu mengalahkan tentara Salib dan Arab hingga Moskow dengan senjata api, namun tidak mampu menaklukkan Korea dan negara seberang lautan (Jepang dan Indonesia). Terekam dalam lukisan kuno perang antara tentara Mongol versus tentara Samurai di Jepang terdapat bola api meriam.
 
Kemudian ketika menyerang Indonesia (tepatnya di Kerajaan Singasari yang selanjutnya menjadi Imperium Majapahit), terdapat meriam tangan yang tersimpan di museum besar Republik Rakyat Tiongkok. Muhibah dari Venesia (Italia) bernama Marcopolo juga menuliskan, kegagalan pasukan terhebat pada masanya namun gagal di Jepang dan Indonesia (Singasari), panglima Mongol yang gagal menaklukkan Indonesia, semua harta keluarganya dirampas Kaisar Kubilai Khan, Penguasa Agung Chatay. Demikian Marcopolo menuliskan.
 
==== Laksamana Hang Tuah ====
{{takakurat}}
{{tone}}
Diperkirakan sekitar tahun 1478 Masehi, berkembang kisah Kesultanan Islam Malaka mengutus [[Hang Tuah|Laksamana Hang Tuah]] berkunjung ke pusat ibukota Majapahit. Selama di Majapahit, Laksamana Hang Tuah tidak mendapatkan peradaban yang tinggi, sebagaimana catatan Laksamana Cheng Ho (Dinasti Ming) saat mengunjungi Majapahit sekitar tahun 1437.
 
Bahkan penguasa Majapahit sudah bukan keturunan dari Raden Wijaya sendiri. Alasannya pendiri Kesultanan Malaka dari wilayah Sriwijaya (Sumatera), masih punya hubungan keluarga dengan Raden Wijaya.
 
Melemahnya pusat ibukota Majapahit, membuat banyak daerah taklukkannya melepaskan diri. Seperti raja pertama Kesultanan Brunei Darussalam yang bertempur dengan markas tentara Majapahit di Paloh (Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat), supaya lepas dari kekuasaan di Jawa. Dan mendirikan kerajaan sendiri, sekitar akhir abad 14.
 
Peta pemberontakan di tanah Melayu juga berkembang di semenanjung Malaysia. Parameswara, keturunan raja Sriwijaya, masuk agama Islam dan mendirikan Kesultanan Malaka di awal abad ke-15.
 
Pun demikian Kesultanan Melaka masih menganggap Majapahit salah satu peradaban yang tidak bisa ditinggalkan, maka dikirimlah misi "muhibah" ke ibukota Majapahit di Trowulan (Provinsi Jawa Timur, Indonesia).
 
Kapal perang Kesultanan Malaka sendiri pada masa itu sudah dipersenjatai meriam. Sebagaimana rekaman peperangan dengan Portugis tahun 1511.
Selama di tanah Jawa, Laksamana Hang Tuah memang mendapati pusat Imperium Majapahit tidak seramai yang digambarkan. Selama bertamu di ibukota Majapahit, Hang Tuah mendapat mandat dari penguasa setempat untuk berperang dengan tanah jajahannya bernama Demak (Provinsi Jawa Tengah saat ini, bukan Demak di negara Sarawak-Malaysia Timur), namun belum berupa Kesultanan Demak sebagaimana didirikan Raden Patah tahun 1500.
Hasil pertempuran itu berhasil dimenangi Laksamana Hang Tuah dan pasukan Malaka. Hang Tuah juga berhasil menewaskan pemimpin pemberontak Demak bernama Pangeran Mustafa. Dari lawan tandingnya yang meninggal itu, Hang Tuah mendapati keris yang diberi nama Tamengsari (dalam Bahasa Jawa) atau Tamingsari (dalam Bahasa Malaysia).
 
Arti dari pusaka keris itu, menurut bahasa Jawa, tameng adalah perisai, sedangkan sari adalah intisari ruh jiwa kehidupan. Jadi maksudnya, perisai jiwa.
 
Menurut sejarah besar Malaysia, keris Tamingsari itu sudah hilang. Barang siapa seseorang bertempur menggunakan keris Tamingsari, tidak akan tewas. Di dunia sastra Melayu, di atas mercu kapal di tengah lautan, tangannya mengangkat keris Tamingsari dan menghujam ke langit saat pelayarannya pernah berkata, "Tak akan Melayu hilang ditelan zaman."
Kemudian ketika Hang Tuah kembali lagi ke Malaka, rupanya salah seorang putri Majapahit jatuh hati kepadanya. Demi cintanya ia menyusul ke tanah Malaysia dan menetap di Gunung Ledang. Di Malaysia biasa disebut Gusti Putri yang berjuluk Putri Gunung Ledang. Kepindahannya ke Malaysia karena ibukota Majapahit makin gaduh dengan perebutan kekuasaan.
Gusti Putri menyusul ke tanah Malaka, akhirnya bertemu dengan Laksamana Hang Tuah. Rupanya parasnya yang cantik membuat Sultan Malaka jatuh hati padanya. Kondisi dilematis bagi Putri Gunung Ledang. Dalam syair Melayu lama, kisah asmara Hang Tuah dengan Putri Gunung Ledang biasa disebut kisah Cinta Agung, dan sudah dibuat film termahal di Negara Malaysia di awal abad 21 ini.
--->
 
== Kesenian modern ==
Baris 692 ⟶ 542:
* ''[[Saur Sepuh]]'', suatu adaptasi film karya [[Niki Kosasih]] dari serial sandiwara radio yang populer pada kurun dasawarsa pertengahan 1980-an hingga awal 1990-an. Film ini sebetulnya lebih berfokus pada sejarah Pajajaran namun berkait dengan Majapahit pula.
* ''[[Walisanga (sinetron)|Walisanga]]'', sinetron [[Ramadan]] tahun [[2003]] yang berlatar Majapahit pada masa [[Brawijaya V]] hingga [[Kesultanan Demak]] pada zaman [[Sultan Trenggana]].
* ''[[Puteri Gunung Ledang]]'', sebuah film Malaysia tahun 2004, mengangkat cerita berdasarkan legenda Melayu terkenal, Puteri Gunung Ledang. Film ini menceritakan kisah percintaan Gusti Putri Retno Dumilah, seorang putri Majapahit, dengan [[Hang Tuah]], seorang perwira [[Kesultanan Malaka]].<!---Dibintangi Mohamad Nasir bin Mohamad, Adlin Aman Ramlee, dan aktris utama, Tiara Jacquelina yang juga menyanyikan lagu "Asmaradana", disutradarai Saw Teong Hin dan diproduksi Shazalli Ramly. Selain itu, beberapa aktor/aktris Indonesia, antara lain Christine Hakim, Dian Sastrowardoyo dan Alex Komang, juga turut membintangi film ini. Tiara Jacquelina memenangkan kategori "Aktris Terbaik" pada Festival Film Asia Pasifik ke-50. Biaya produksi Puteri Gunung Ledang merupakan yang tertinggi dalam sejarah pengeluaran film di Malaysia, dan menelan biaya sebanyak 4 juta dolar AS.-->
 
=== Video Games/Permainan Komputervideo ===
* [[Civilization V: Brave New World]] yang terbit pada Juli 2013, terdapat peradaban '''Indonesia''' [http://civilization.wikia.com/wiki/Indonesian_(Civ5)] dengan tokoh pemimpinnya [[Gajah Mada]] [http://civilization.wikia.com/wiki/Gajah_Mada_(Civ5)]. Meskipun dinamakan peradaban 'Indonesia', namun perdaban ini menggunakan [[Surya Majapahit]] [http://civilization.wikia.com/wiki/Indonesian_(Civ5)] sebagai simbolnya. Peradaban ini memiliki bangunan unik yaitu '''Candi''' [http://civilization.wikia.com/wiki/Candi_(Civ5)], yang memiliki ikon bergambar [[Candi bentar]] di [[Trowulan, Mojokerto]].
* [[Age of Empires II: The Age of Kings]] ekspansi keempat '''Rise of Rajas''' yang terbit pada Desember 2016, menampilkan misi sebagai [[Gajah Mada]], dari awal pendirian Majapahit mengusir tentara [[Mongolia]] dan Kediri ([[Kerajaan Singhasari]]), menaklukkan kerajaan-kerajaan lain di kepulauan [[Nusantara]] setelah [[Sumpah Palapa]] hingga peristiwa [[Perang Bubat]] yang mengakhiri karier Gajah Mada sebagai Mahapatih kerajaan Majapahit. Bangunan [[Candi bentar]], [[Gapura Bajang Ratu]] serta [[Candi Kalasan]] ditampilkan secara visual pada misi Gajah Mada.
 
== Referensi ==
{{Reflist|colwidth=30em}}
 
=== Bibliografi ===
* {{cite book |last=Mulyana |first=Slamet |title=Tafsir sejarah nagarakretagama |publisher=PT LKiS Pelangi Aksara |language=Indonesia|year=2006 |pages=122|ref=harvnb|isbn=978-979-2552-546|url=http://books.google.co.id/books?id=ZdZNN4iMab0C&pg=PA121&dq=sejarah+sumenep&hl=id&sa=X&ei=rnbgT5SnEobUrQewq732DA&ved=0CF8Q6AEwCA#v=onepage&q&f=false}}
* {{cite book |last=Komandoko |first=Gamal |title=Gajah Mada: menangkis ancaman pemberontakan Ra Kuti: kisah ketangguhan seorang patih Majapahit dalam menjaga keutuhan takhta sang raja |publisher=Penerbit Narasi |language=Indonesia|year=2009 |page=122|ref=harvnb |isbn=978-979-164-145-2 |url=http://books.google.co.id/books?id=8oeCIXs8sjkC&pg=PA16&dq=Berdiri+Majapahit&hl=id&sa=X&ei=zCnhT_OmLdHRrQer8sTODg&ved=0CF4QuwUwCDgK#v=onepage&q=Berdiri%20Majapahit&f=false}}
 
== Lihat pula ==
Baris 712 ⟶ 555:
* [[Sejarah Nusantara]]
* [[Gajah Mada]]
 
== Referensi ==
{{Reflist|colwidth=30em}}
 
== Daftar pustaka ==
* {{cite book |last=Mulyana |first=Slamet |title=Tafsir sejarah nagarakretagama |publisher=PT LKiS Pelangi Aksara |language=Indonesia|year=2006 |pages=122|ref=harvnb|isbn=978-979-2552-546|url=http://books.google.co.id/books?id=ZdZNN4iMab0C&pg=PA121&dq=sejarah+sumenep&hl=id&sa=X&ei=rnbgT5SnEobUrQewq732DA&ved=0CF8Q6AEwCA#v=onepage&q&f=false}}
* {{cite book |last=Komandoko |first=Gamal |title=Gajah Mada: menangkis ancaman pemberontakan Ra Kuti: kisah ketangguhan seorang patih Majapahit dalam menjaga keutuhan takhta sang raja |publisher=Penerbit Narasi |language=Indonesia|year=2009 |page=122|ref=harvnb |isbn=978-979-164-145-2 |url=http://books.google.co.id/books?id=8oeCIXs8sjkC&pg=PA16&dq=Berdiri+Majapahit&hl=id&sa=X&ei=zCnhT_OmLdHRrQer8sTODg&ved=0CF4QuwUwCDgK#v=onepage&q=Berdiri%20Majapahit&f=false}}
 
== Pranala luar ==
{{commonscat}}
<!--broken link*{{id}} [http://www.majapahit-kingdom.com/ Situs resmi] oleh Direktorat Peninggalan Purbakala [[Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia|Depbudpar RI]]-->
* {{en}} [http://www.eastjava.com/books/majapahit/index.html Memories of Majapahit] - memuat sejarah dan keterangan situs-situs peninggalan Majapahit.
* {{id}} [http://www.mail-archive.com/budaya_tionghua@yahoogroups.com/msg00617.html Diskusi tentang Perseteruan Ming dan Majapahit]