Sesetan, Denpasar Selatan, Denpasar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib) Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
Angayubagia (bicara | kontrib) Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
||
Baris 77:
Untuk memainkan satu lagu dengan gamelan ini diperlukan banyak penabuh, sekitar 35 hingga 40 orang. Instrumen pokok dari gamelan bungbang adalah alat-alat musik pukul berbentuk setengah kulkul (kentongan) yang terbuat dari bambu yang ukurannya bervariasi mulai dari 90 cm untuk yang paling panjang dan 10 cm untuk yang paling pendek. Bambu yang digunakan adalah bambu petung untuk nada-nada rendah (jegogan) serta bambu jajang untuk nada-nada madya dan tinggi (pemade dan kantil). Dalam memainkan gamelan bungbang, teknik yang digunakan hampir sama dengan teknik memainkan gamelan pada umumnya di Bali yaitu menonjolkan permainan melodi dan kekotekan (terjalin). Dalam memainkan gamelan bungbang semua pemain atau penabuh dituntut untuk menguasai atau menghafal lagu secara keseluruhan, dikarenakan setiap penabuh hanya membawa atau memainkan satu buah instrumen bungbang sehingga dalam memainkan gamelan ini antara penabuh yang satu dengan yang lain akan saling melengkapi atau saling ketergantungan. Seiring berjalannya waktu seka atau kelompok yang masih mempertahankan dan dapat memainkan gamelan bungbang hanya dapat ditemui di Br. Tengah Sesetan yaitu Seka Gong Wirama Duta.
I Nyoman Rembang juga sempat menjadi pengajar di Summer School, [[Berkeley, California]], [[USA]] selama 5 bulan pada tahun 1974. I Nyoman Rembang meninggal dunia pada hari senin, 30 Agustus 2001 sekitar pukul 19.00 di kediamannya di Denpasar pada usia ke 71 tahun.<ref>{{Cite web|url= http://blog.isi-dps.ac.id/agusadityaputra/gambelan-bumbang |title=
=== Omed-omedan ===
|