Pendudukan Jepang di Hindia-Belanda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 63:
<!--
Pada Juli 1942, [[Soekarno]] menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. [[Soekarno]], [[Mohammad Hatta]], dan para Kyai didekorasi oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943. -->
Pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di manatempat seseorang hiduptinggal dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang dianggap penting dalam peperangan, mereka mengalami [[siksaan]], terlibat [[Perbudakan seks pada Perang Dunia II|perbudakan seks]], penahanan sembarangtanpa alasan dan hukuman mati, dan [[kejahatan perang]] lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang.
 
Selama masa pendudukan, Jepang juga membentuk badan persiapan kemerdekaan yaitu [[BPUPKI]] (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau {{nihongo|''独立準備調査会''|''Dokuritsu junbi chōsa-kai''}} dalam [[bahasa Jepang]]. Badan ini bertugas membentuk persiapan-persiapan pra-kemerdekaan dan membuat dasar negara dan digantikan oleh [[PPKI]] atau (独立準備委員会, ''Dokuritsu Junbi Iinkai'') yang bertugas menyiapkan kemerdekaan.
 
== Latar Belakang ==
Bulan Oktober [[1941]], Jenderal [[Hideki Tojo]] menggantikan [[Konoe Fumimaro]] sebagai [[Perdana Menteri Jepang]]. Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940, pimpinan militer Tambelang tidak menghendaki melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941, mereka melihat, bahwa [[Amerika Serikat]], [[Inggris|Inggris,]] dan [[Belanda]] harus dihadapi sekaligus, apabila mereka ingin menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara. Apalagi setelah Amerika melancarkan [[embargo]] minyak bumi, yang sangat mereka butuhkan, baikdibutuhkan untuk industri di Jepang, maupun untuk keperluan perang.
 
Admiral Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi perang yang sangat berani, yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua operasi besar. Seluruh potensi Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut pesawat tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah ringan, 4 kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal selam serta 2.274 pesawat tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak serta lebih dari 1.400 pesawat tempur, tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang secara mendadak basis Armada Pasifik Amerika Serikat di [[Pearl Harbor]] di kepulauan [[Hawaii]]. Sedangkan kekuatan kedua, sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki, mendukung Angkatan Darat dalam Operasi Selatan, yaitu penyerangan atas [[Filipina]] dan [[Malaya]]/[[Singapura]], yang akan dilanjutkan ke [[Jawa]]. Kekuatan yang dikerahkan ke Asia Tenggara adalah 11 Divisi Infantri yang didukung oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat tempur. Seluruh operasi direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo memimpin armada yang ditugaskan menyerang Pearl Harbor.
 
Hari minggu pagi tanggal [[7 Desember]] [[1941]], 360 pesawat terbang yang terdiri dari pembom pembawa torpedo serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam dua gelombang. [[Pengeboman Pearl Harbor]] ini berhasil menenggelamkan dua kapal perang besar serta merusak 6 kapal perang lain. Selain itu, pengeboman Jepang tesebutitu juga menghancurkan 180 pesawat tempur Amerika. Lebih dari 2.330 serdadu Amerika tewas dan lebih dari 1.140 lainnya luka-luka. Namun tiga kapal induk Amerika selamat, karena pada saat itu tidak berada di Pearl Harbor. Tanggal [[8 Desember]] [[1941]], Kongres Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang.
 
[[Perang Pasifik]] ini berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara di Asia Timur, termasuk [[Indonesia]]. Tujuan [[Jepang]] menyerang dan menduduki [[Hindia Belanda]] adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. [[Jawa]] dirancang sebagai pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan [[Sumatera]] sebagai sumber minyak utama.
Baris 90:
== Sosial Budaya ==
=== Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Jepang ===
Sistem stratifikasi sosial pada zaman Jepang menempatkan golongan bumiputera di atas golongan Eropa maupun golongan Timur Asing, kecuali Jepang. Hal ini disebabkan olehkarena Jepang ingin yang mengambil hati rakyat Indonesia untuk membantu mereka dalam perang Asia Timur Raya.
 
== Perlawanan rakyat terhadap Jepang ==
{{tanpa_referensi|date=Februari 2010}}
;Peristiwa [[Cot Plieng]], [[Aceh]] 10 November 1942:
Pemberontakan dipimpin seorang ulama muda [[Tengku Abdul Jalil]], guru mengaji di Cot Plieng, [[Lhokseumawe]]. Usaha Jepang untuk membujuk sang ulama tidak berhasil, sehingga Jepang melakukan serangan mendadak di pagi buta sewaktu rakyat sedang melaksanakan salat Subuh. Dengan persenjataan sederhana/seadanya rakyat berusaha menahan serangan dan berhasil memukul mundur pasukan Jepang untuk kembali ke Lhokseumawe. Begitu juga dengan serangan kedua, berhasil digagalkan oleh rakyat. Baru pada serangan terakhir (ketiga) Jepang berhasil membakar masjid sementara pemimpin pemberontakan (Teuku Abdul Jalil) berhasil meloloskan diri dari b musuh, namun akhirnya tertembak saat sedang salat.
 
;Peristiwa [[Singaparna]]: