Soerjadi Soerjadarma: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
NaidNdeso (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
NaidNdeso (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 89:
 
=== Periode Pra-Kemerdekaan ===
Suryadarma, memiliki pengalaman yang kaya selama [[Perang Dunia II]], karena ia merupakan satu dari empat puluh bumiputera yang diterima di Akademi Militer Belanda ([[KMA]]) di [[Breda]], [[Belanda]], sebelum [[PD II]] pada era Hindia Belanda.<ref name="KNIL"> {{cite conferencebook
| first = Petrik
| last = Matanasi
| first = Petrik
| authorlink =
| coauthors =
| title = Pribumi Jadi Letnan KNIL
| booktitle =
| pages =
| publisher = TROMPET
| date =
| location = Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
| pages = 30
| url = https://play.google.com/books/reader?id=3vygAgAAQBAJ&hl=en_GB&pg=GBS.PA30
| doi =
| id =
| accessdateisbn = 09 Februari 2019 }}</ref>
 
Ia diterima sebagai navigator tetapi Suryadarma konon berbakat sebagai penerbang namun tidak diizinkan karena ia pribumi. Suryadarma punya segudang pengalaman dengan terlibat dalam operasi-operasi udara AU Belanda, terutama ketika Belanda terdesak oleh invasi Jepang pada awal 1940-an. Ia terkenal akan keberaniannya sebagai navigator (sebagai letnan penerbang intai) dengan tiga pesawat pembom Glenn Martin B-10, yang mengebom armada Jepang di Tarakan tanpa disertai ''fighter escort'' pada tanggal 13 Februari 1942. Mereka berhasil mengebom dua kapal penjelajah (cruiser) Jepang, namun kemudian mereka diserang oleh pesawat-pesawat Zero, sehingga hanya bomber yang dipimpin oleh Suryadarma yang berhasil kembali meskipun dalam keadaan rusak dan penerbangnya luka parah. Karena jasanya, Pemerintah Belanda menganugerahi "The Bronze Cross" atas keberaniannya menghadapi musuh dan ''Medals for Distinguished Service During Combat'' untuk Jan Lukkien yang menjadi pilot pesawat tersebut dan sebagai Komandan Skawadron Glen Martin B-10.