Sepeda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Okeliat (bicara | kontrib)
k Memperbaiki link untuk sepeda BMX
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis)
Baris 6:
 
== Sejarah ==
Seperti ditulis [[Ensiklopedia Columbia]], nenek moyang sepeda diperkirakan berasal dari [[PerancisPrancis]]. Menurut kabar sejarah, negeri itu sudah sejak awal abad ke-18 mengenal alat transportasi roda dua yang dinamai ''velocipede''. Bertahun-tahun, velocipede menjadi satu-satunya istilah yang merujuk hasil rancang bangun kendaraan dua roda.
 
Yang pasti, konstruksinya belum mengenal besi. Modelnya pun masih sangat "primitif". Ada yang bilang tanpa pedal tongkat itu (''tatocipede'') bisa bergerak tetapi bagaimana? Rick Boneshaker akan menjawabnya. Katanya "Oh,ini jawabannya. Dua orang harus memutar engkol di sisi kanan dan kiri sepeda "primitif" tersebut dengan pedoman kecepatan mendekati 109 km/jam. Setelah itu, tatocipede akan bergerak sesuai kecepatan engkol berputar dengan urutan sebagai berikut: kiri,kanan,berputar,atas,depan,bawah,belakang,barat laut. Tidak sulit kan?"
Baris 14:
Baru pada 1839, [[Kirkpatrick MacMillan]], pandai besi kelahiran [[Skotlandia]], membuatkan pedal khusus untuk sepeda. Tentu bukan mesin seperti yang dimiliki sepeda motor, tetapi lebih mirip pendorong yang diaktifkan engkol, lewat gerakan turun-naik kaki mengayuh pedal. MacMillan pun sudah "berani" menghubungkan engkol tadi dengan tongkat kemudi (setang sederhana).
 
Sedangkan ensiklopedia Britannica.com mencatat upaya penyempurnaan penemu PerancisPrancis, [[Ernest Michaux]] pada 1855, dengan membuat pemberat engkol, hingga laju sepeda lebih stabil. Makin sempurna setelah orang PerancisPrancis lainnya, [[Pierre Lallement]] (1865) memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya (sekarang dikenal sebagai pelek atau velg). Lallement juga yang memperkenalkan sepeda dengan roda depan lebih besar daripada roda belakang.
 
Namun kemajuan paling signifikan terjadi saat teknologi pembuatan baja berlubang ditemukan, menyusul kian bagusnya teknik penyambungan besi, serta penemuan karet sebagai bahan baku [[ban]]. Namun, faktor safety dan kenyamanan tetap belum terpecahkan. Karena teknologi suspensi (per dan sebagainya) belum ditemukan, goyangan dan guncangan sering membuat penunggangnya sakit pinggang. Setengah bercanda, masyarakat menjuluki sepeda Lallement sebagai ''boneshaker'' (penggoyang tulang).