Hati nurani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
bentuk baku
Anggalaenasp (bicara | kontrib)
Penambahan konten
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
[[Berkas:Vincent Willem van Gogh 022.jpg|jmpl|[[Vincent van Gogh]], 1890. [[Museum Kröller-Müller]]. ''Orang Samaria yang Baik Hati'' (berdasarkan karya Delacroix).]]
'''Hati nurani''' adalah suatu proses kognitif yang menghasilkan perasaan dan pengaitan secara rasional berdasarkan [[etika|pandangan moral]] atau sistem nilai seseorang. Hati nurani berbeda dengan emosi atau pikiran yang muncul akibat persepsi indrawi atau refleks secara langsung, seperti misalnya tanggapan [[sistem saraf pusat|sistem saraf simpatis]]. Dalam bahasa awam, hati nurani sering digambarkan sebagai sesuatu yang berujung pada perasaan [[sesal|menyesal]] ketika seseorang melakukan suatu tindakan yang bertentangan dengan nilai moral mereka. Nilai moral seorang individu serta ketidaksesuaiannya dengan penafsiran pemikiran moral keluarga, sosial, budaya, maupun sejarah, dipelajari dalam studi [[relativisme budaya]] dalam bidang dan praktik psikologi. Hati nurani bekerja ketika batin seseorang merasakan sesuatu hal. Sejauh mana peran hati nurani dalam menggerakkan penilaian moral seseorang sebelum bertindak dan apakah penilaian moral tersebut memang atau sebaiknya didasarkan pada akal budi, telah memercik perdebatan yang sengit antara [[filsafat Barat]] melawan teori-teori [[romantisme]] dan gerakan reaksioner lainnya setelah berakhirnya [[Abad Pertengahan]].
 
Pandangan keagamaan tentang hati nurani umumnya mengatakan bahwa hati nurani terkait dengan suatu moralitas yang melekat dalam diri semua manusia, melekat dengan sebuah alam semesta yang baik, atau melekat kepada pengada yang bersifat [[ketuhanan]]. Berbagai sifat agama, yaitu sifat ritualistis, [[mitos|mitis]], doktrinal, legal, institusional, dan material, mungkin tidak selalu sejalan dengan pertimbangan pengalaman, emosional, spiritual, atau kontemplatif mengenai asal mula dan cara kerja hati nurani.<ref>Ninian Smart. ''The World's Religions: Old Traditions and Modern Transformations''. Cambridge University Press. 1989. hlm. 10–21.</ref> Pandangan [[sekuler]] atau [[positivisme|ilmiah]] umumnya menyatakan bahwa hati nurani mungkin [[genetika|ditentukan secara genetis]], sementara subjek-subjek hati nurani kemungkinan dipelajari atau merupakan hasil ''[[imprinting]]'' sebagai bagian dari budaya.<ref>Peter Winch. ''Moral Integrity''. Basil Blackwell. Oxford. 1968</ref>